Seleksi calon mahasiswa di Universitas Surabaya (UBAYA) dilakukan melalui beberapa jalur penerimaan dalam sistem seleksi internal kampus. Pada jalur tes, seleksi dilakukan melalui Tes Potensi Akademik (TPA), sehingga Soal Tes Masuk UBAYA diperlukan agar calon mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis dan potensi akademik saat mengerjakan TPA. Selain jalur tes, UBAYA juga membuka jalur tanpa tes berdasarkan prestasi akademik, jalur khusus Fakultas Kedokteran, serta jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
UBAYA merupakan universitas swasta di Surabaya yang memiliki beragam fakultas dan puluhan program studi, mulai dari Farmasi, Hukum, Bisnis, Psikologi, Teknik, hingga Kedokteran, termasuk program diploma. Secara keseluruhan tersedia sekitar 25 – 30 program studi yang dapat dipilih, namun setiap pendaftar hanya diperbolehkan memilih satu jurusan sesuai ketentuan seleksi.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Tes Masuk Universitas Surabaya

Kisi-kisi ini disusun untuk membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk melalui jalur tes di Universitas Surabaya (UBAYA). Dengan memahami cakupan materi Soal Tes Masuk UBAYA yang mengacu pada Tes Potensi Akademik (TPA), Anda dapat berlatih secara lebih terarah dan efektif.
1. Tes Penalaran Verbal
Mengukur kemampuan memahami dan memproses informasi dalam bentuk kata dan kalimat, termasuk analisis hubungan antar istilah, analogi bahasa, serta inferensi dari teks pendek.
2. Tes Memahami Bacaan Bahasa Indonesia
Mengukur kemampuan membaca teks panjang dan menarik informasi penting seperti ide pokok, simpulan, detail implisit atau eksplisit berdasarkan konteks tulisan.
3. Penalaran Logis dan Analitis
Menilai kemampuan berpikir runtut logis dalam menyelesaikan persoalan, mengenali pola, menghubungkan premis, serta memilih solusi yang paling konsisten.
4. Kemampuan Numerik Dasar
Ujian ini menilai penguasaan kemampuan numerik seperti aritmetika, persentase, rasio, deret angka, dan interpretasi informasi berbasis angka yang disajikan secara sederhana.
5. Pengetahuan Bahasa Inggris Dasar
Mengukur kemampuan pemahaman teks berbahasa Inggris, kosakata umum, struktur kalimat sederhana, dan interpretasi arti sesuai konteks akademik dasar.
6. Tes Literasi Akademik
Mengukur kemampuan memahami konsep teks akademik, mengidentifikasi struktur gagasan, serta kemampuan menarik hubungan sebab-akibat atau inferensi pada bacaan kompleks.
7. Tes Kemampuan Spasial dan Pola Visual
Mengukur kecakapan berpikir non-verbal lewat identifikasi pola visual, hubungan bentuk, dan kemampuan menyelesaikan soal yang memerlukan imajinasi spasial sederhana.
8. Tes Wawasan Umum dan Kontekstual
Menilai pengetahuan umum terkini serta kemampuan mengaitkan peristiwa dunia nyata dengan konteks sosial, teknologi, dan budaya yang relevan dengan mahasiswa baru.
9. Tes Pemecahan Masalah Terapan
Soal berbasis kasus yang memerlukan integrasi aspek numerik, logika, dan pemahaman teks untuk menentukan langkah pemecahan yang efektif dalam situasi kehidupan akademik.
Contoh Soal Tes Masuk Universitas Surabaya
Contoh Soal Tes Masuk UBAYA berikut disusun berdasarkan kisi-kisi Tes Potensi Akademik (TPA) dan dirancang untuk membantu calon mahasiswa menghadapi seleksi masuk melalui jalur tes. Soal-soal ini difokuskan pada pengukuran kemampuan berpikir logis, penalaran dasar, serta potensi akademik yang diperlukan agar peserta dapat mengerjakan TPA secara terarah dan efektif.
Soal Nomor 1
Sebuah artikel opini membahas perubahan makna kata “efisien” dalam wacana publik. Pada awalnya, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan penggunaan sumber daya secara optimal tanpa pemborosan. Namun, dalam praktik kebijakan modern, istilah “efisien” sering digunakan untuk membenarkan pengurangan layanan publik dengan alasan penghematan anggaran, meskipun dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Penulis menutup artikel dengan menyatakan bahwa pergeseran makna ini bukan sekadar perubahan bahasa, melainkan refleksi dari perubahan cara berpikir kolektif.
Berdasarkan konteks tersebut, hubungan makna kata “efisien” dalam penggunaan awal dan penggunaan modern paling tepat digambarkan sebagai …
A. Perluasan makna yang bersifat netral dan tidak mengubah nilai konseptual
B. Penyempitan makna yang hanya terjadi pada ranah kebijakan publik
C. Perubahan makna yang bersifat sementara dan bergantung konteks sosial
D. Pergeseran makna dari konsep teknis ke justifikasi normatif
E. Pengaburan makna akibat penggunaan metaforis dalam bahasa jurnalistik
Jawaban: D
Pembahasan: Makna awal kata “efisien” bersifat teknis dan deskriptif, yaitu penggunaan sumber daya secara optimal. Dalam konteks modern, istilah tersebut digunakan sebagai pembenaran kebijakan yang berdampak pada masyarakat. Hal ini menunjukkan perubahan fungsi makna dari sekadar deskripsi teknis menjadi alat legitimasi normatif dalam pengambilan keputusan.
Soal Nomor 2
Sebuah esai panjang membahas peran teknologi digital dalam dunia pendidikan. Penulis memaparkan data peningkatan akses belajar daring, diikuti dengan contoh keberhasilan siswa di daerah terpencil. Namun, pada bagian akhir, penulis menekankan bahwa peningkatan akses tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pembelajaran karena faktor pendampingan, literasi digital, dan kesiapan guru masih menjadi tantangan utama.
Simpulan paling tepat yang dapat ditarik dari keseluruhan isi teks tersebut adalah …
A. Teknologi digital telah sepenuhnya menyelesaikan masalah ketimpangan pendidikan
B. Keberhasilan pendidikan daring hanya ditentukan oleh ketersediaan perangkat
C. Kualitas pembelajaran daring lebih rendah dibandingkan pembelajaran tatap muka
D. Pendidikan digital cenderung tidak efektif di daerah terpencil
E. Akses teknologi perlu diimbangi dengan kesiapan sumber daya pendukung
Jawaban: E
Pembahasan: Teks menampilkan dua sisi, yaitu manfaat peningkatan akses teknologi dan keterbatasannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penulis menegaskan bahwa tanpa pendampingan, literasi digital, dan kesiapan guru, akses teknologi saja belum cukup. Simpulan yang tepat harus mencerminkan keseimbangan antara akses dan kesiapan pendukung tersebut.
Soal Nomor 3
Semua mahasiswa yang lulus tepat waktu mengikuti program pembinaan akademik. Sebagian mahasiswa yang mengikuti program pembinaan akademik mendapatkan beasiswa penelitian. Tidak semua penerima beasiswa penelitian memiliki IPK di atas 3,75.
Berdasarkan pernyataan di atas, kesimpulan yang paling logis adalah …
A. Ada mahasiswa yang lulus tepat waktu dan menerima beasiswa penelitian tetapi tidak memiliki IPK di atas 3,75
B. Semua mahasiswa yang memiliki IPK di atas 3,75 menerima beasiswa penelitian
C. Mahasiswa yang tidak mengikuti program pembinaan akademik tidak mungkin menerima beasiswa
D. Sebagian mahasiswa yang lulus tepat waktu pasti memiliki IPK di atas 3,75
E. Semua penerima beasiswa penelitian mengikuti program pembinaan akademik
Jawaban: A
Pembahasan: Seluruh mahasiswa yang lulus tepat waktu mengikuti program pembinaan, dan sebagian peserta program memperoleh beasiswa. Informasi bahwa tidak semua penerima beasiswa memiliki IPK tinggi membuka kemungkinan adanya mahasiswa yang lulus tepat waktu dan menerima beasiswa tetapi IPK-nya tidak di atas batas tertentu. Kesimpulan tersebut konsisten dengan semua premis yang diberikan.
Soal Nomor 4
Suatu lembaga menyusun indeks kinerja berdasarkan tiga komponen, yaitu produktivitas, efisiensi, dan inovasi. Produktivitas memiliki bobot dua kali lipat dibanding efisiensi, sedangkan inovasi memiliki bobot yang sama dengan efisiensi. Jika skor produktivitas suatu unit meningkat 20 persen, skor efisiensi menurun 10 persen, dan skor inovasi tetap, maka indeks kinerja total unit tersebut …
A. Pasti menurun karena adanya penurunan pada salah satu komponen
B. Cenderung meningkat karena pengaruh produktivitas lebih dominan
C. Tidak dapat ditentukan tanpa mengetahui skor awal masing-masing komponen
D. Tetap karena kenaikan dan penurunan saling meniadakan
E. Menurun karena efisiensi dan inovasi memiliki bobot gabungan lebih besar
Jawaban: B
Pembahasan: Misalkan bobot efisiensi dan inovasi masing-masing adalah 1, sehingga bobot produktivitas adalah 2. Indeks kinerja dapat dipandang sebagai jumlah skor tiap komponen dikalikan bobotnya. Kenaikan produktivitas sebesar 20 persen dengan bobot 2 memberikan kontribusi positif sebesar 40 satuan bobot relatif. Penurunan efisiensi sebesar 10 persen dengan bobot 1 memberikan kontribusi negatif sebesar 10 satuan, sedangkan inovasi tidak berubah sehingga kontribusinya tetap. Jika seluruh perubahan dijumlahkan, dampak kenaikan masih lebih besar daripada penurunan, sehingga nilai indeks kinerja total mengalami peningkatan.
Soal Nomor 5
A short academic passage states that while many students believe studying longer hours guarantees better results, research shows that study quality, including focused attention and structured review, plays a more decisive role in learning outcomes. The passage concludes that ineffective study habits can negate the benefits of extended study time.
The main implication of the passage is that …
A. Students should eliminate long study sessions altogether
B. Learning outcomes depend solely on individual intelligence
C. Effective strategies are more important than study duration
D. Extended study time always leads to academic burnout
E. Research discourages students from studying independently
Jawaban: C
Pembahasan: Teks menegaskan bahwa durasi belajar yang panjang tidak selalu menghasilkan hasil yang lebih baik apabila tidak disertai strategi yang efektif. Penekanan utama berada pada kualitas dan efektivitas belajar sebagai faktor penentu utama keberhasilan akademik, bukan semata-mata lamanya waktu belajar.
Soal Nomor 6
Sebuah artikel akademik membahas hubungan antara peningkatan literasi digital mahasiswa dan kualitas diskursus ilmiah di perguruan tinggi. Penulis memulai dengan memaparkan data kuantitatif tentang frekuensi akses jurnal daring, kemudian mengaitkannya dengan perubahan pola argumentasi mahasiswa dalam tugas tertulis. Pada bagian tengah, penulis menyoroti adanya paradoks, yaitu meningkatnya akses informasi tidak selalu menghasilkan kedalaman analisis. Artikel ditutup dengan kesimpulan bahwa kualitas literasi akademik ditentukan oleh kemampuan mengolah informasi, bukan sekadar mengaksesnya.
Inferensi paling tepat yang dapat ditarik dari keseluruhan teks tersebut adalah …
A. Peningkatan akses jurnal daring secara otomatis meningkatkan kualitas tulisan akademik
B. Frekuensi membaca sumber ilmiah lebih penting daripada kemampuan menganalisisnya
C. Literasi digital cenderung menurunkan kualitas diskursus ilmiah mahasiswa
D. Kemampuan berpikir kritis menjadi faktor penentu dalam pemanfaatan akses informasi
E. Paradoks literasi digital terjadi karena kurangnya regulasi akses informasi
Jawaban: D
Pembahasan: Struktur teks menunjukkan alur sebab-akibat antara akses informasi dan kualitas analisis. Data kuantitatif hanya berfungsi sebagai pengantar, sementara inti argumen terletak pada paradoks yang dijelaskan penulis. Kesimpulan menegaskan bahwa akses tanpa pengolahan kritis tidak cukup, sehingga faktor penentu yang disorot adalah kemampuan berpikir kritis dalam memanfaatkan informasi akademik.
Soal Nomor 7
Sejumlah gambar menunjukkan rangkaian pola visual berbentuk kombinasi bangun datar. Pola ke-1 terdiri dari 1 persegi hitam dan 1 lingkaran putih. Pola ke-2 menampilkan 2 persegi hitam dan 1 lingkaran putih dengan rotasi 90° searah jarum jam. Pola ke-3 menampilkan 3 persegi hitam dan 2 lingkaran putih dengan rotasi lanjutan 90° dan perubahan warna pada elemen ke-5. Jika pola tersebut berlanjut secara konsisten, karakteristik utama pola ke-4 adalah …
A. Penambahan jumlah bangun tanpa perubahan orientasi
B. Pergantian warna pada semua elemen tanpa rotasi
C. Penambahan 1 bangun dengan rotasi lanjutan 90° dan perubahan elemen terakhir
D. Pengurangan elemen lingkaran untuk menyeimbangkan pola
E. Pengulangan pola ke-3 tanpa perubahan struktur
Jawaban: C
Pembahasan: Pola berkembang melalui tiga aturan numerik dan visual, yaitu penambahan jumlah bangun secara bertahap, rotasi sebesar 90 derajat setiap tahap, serta perubahan karakteristik pada elemen terakhir. Dengan menerapkan ketiga aturan tersebut secara berurutan, pola berikutnya mempertahankan rotasi dan menambah satu elemen baru dengan modifikasi di bagian akhir.
Soal Nomor 8
Dalam sebuah diskusi publik, dibahas dampak kecerdasan buatan terhadap dunia kerja. Data menunjukkan peningkatan efisiensi di sektor industri, namun juga adanya pergeseran jenis pekerjaan yang dibutuhkan. Pembicara menekankan bahwa tantangan utama bukanlah hilangnya pekerjaan, melainkan kesiapan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tuntutan keterampilan baru.
Kesimpulan kontekstual yang paling relevan dengan pandangan tersebut adalah …
A. Kecerdasan buatan sepenuhnya menggantikan peran manusia di dunia kerja
B. Adaptasi keterampilan menjadi kunci utama menghadapi perubahan teknologi
C. Efisiensi industri selalu berdampak negatif bagi tenaga kerja
D. Dunia kerja akan kembali stabil tanpa intervensi kebijakan pendidikan
E. Perubahan teknologi hanya memengaruhi sektor industri berat
Jawaban: B
Pembahasan: Informasi dalam wacana menghubungkan peristiwa nyata dengan implikasi sosial yang lebih luas. Fokus pembicara bukan pada ancaman teknologi, melainkan pada kebutuhan adaptasi. Dengan mengaitkan data efisiensi dan pergeseran pekerjaan, kesimpulan yang relevan adalah pentingnya kesiapan keterampilan sebagai respons terhadap perubahan teknologi.
Soal Nomor 9
Sebuah universitas merancang program pengurangan konsumsi energi dengan menargetkan penurunan penggunaan listrik sebesar 15% dalam 12 bulan. Data awal menunjukkan bahwa 40% konsumsi berasal dari fasilitas belajar, 35% dari asrama, dan 25% dari administrasi. Simulasi menunjukkan bahwa penghematan maksimal hanya dapat dicapai jika setidaknya 2 sektor mengalami penurunan signifikan secara bersamaan.
Strategi paling efektif untuk mencapai target tersebut adalah …
A. Memusatkan penghematan hanya pada sektor dengan konsumsi terbesar
B. Mengurangi konsumsi energi secara merata di semua sektor tanpa prioritas
C. Menunda program hingga tersedia teknologi baru yang lebih efisien
D. Menghilangkan penggunaan listrik di sektor administrasi sepenuhnya
E. Mengombinasikan penghematan pada fasilitas belajar dan asrama
Jawaban: E
Pembahasan: Langkah pertama adalah memperhatikan distribusi konsumsi energi pada setiap sektor. Fasilitas belajar menyumbang 40 persen dan asrama 35 persen, sehingga kedua sektor ini secara bersama-sama mencakup 75 persen dari total konsumsi energi. Target penurunan sebesar 15 persen akan lebih realistis dicapai jika pengurangan dilakukan pada sektor-sektor dengan kontribusi terbesar. Karena simulasi menyatakan bahwa penghematan maksimal hanya tercapai apabila minimal dua sektor diturunkan secara bersamaan, maka pengurangan yang dikombinasikan pada fasilitas belajar dan asrama memberikan dampak paling besar terhadap total konsumsi, sehingga strategi tersebut paling efektif untuk mencapai target.
Soal Nomor 10
Seorang mahasiswa harus menyelesaikan 3 tugas besar dalam waktu 7 hari. Tugas pertama memerlukan 6 jam pengerjaan, tugas kedua membutuhkan 10 jam, dan tugas ketiga membutuhkan 4 jam. Mahasiswa tersebut hanya memiliki waktu belajar efektif 3 jam per hari karena kewajiban akademik lain.
Langkah pemecahan masalah paling efektif agar semua tugas selesai tepat waktu adalah …
A. Menyusun prioritas berdasarkan tingkat kompleksitas dan tenggat waktu
B. Mengerjakan tugas yang paling disukai terlebih dahulu
C. Membagi waktu secara sama rata tanpa mempertimbangkan jenis tugas
D. Menunda tugas individu hingga tugas kelompok selesai
E. Mengurangi kualitas pengerjaan untuk mempercepat penyelesaian
Jawaban: A
Pembahasan: Total waktu yang dibutuhkan adalah 20 jam, sedangkan waktu tersedia selama satu minggu adalah 21 jam. Agar seluruh tugas selesai, mahasiswa perlu menyusun prioritas berdasarkan kebutuhan waktu dan tingkat kompleksitas masing-masing tugas. Strategi ini memungkinkan distribusi waktu yang efisien tanpa melampaui batas waktu yang tersedia.
Soal Nomor 11
Dalam sebuah diskusi akademik, istilah “konservatif” digunakan dengan makna yang berbeda-beda. Dalam konteks sosial, istilah ini sering dikaitkan dengan sikap mempertahankan tradisi. Namun, dalam kebijakan publik, suatu kebijakan yang disebut konservatif justru dapat bersifat adaptif ketika diterapkan pada situasi yang berubah cepat. Berdasarkan konteks tersebut, makna istilah “konservatif” paling tepat dipahami sebagai …
A. Makna yang ditentukan oleh konteks
B. Sikap yang selalu menolak perubahan
C. Pandangan yang bertentangan dengan inovasi
D. Konsep yang bersifat statis
E. Istilah budaya yang bersifat historis
Jawaban: A
Pembahasan: Makna istilah pada teks menunjukkan adanya perbedaan penggunaan sesuai bidangnya. Istilah yang sama dapat menghasilkan penafsiran berbeda tergantung konteks penerapan. Dengan memahami hubungan antara konteks dan penggunaan istilah, dapat disimpulkan bahwa makna tersebut tidak bersifat tetap, melainkan kontekstual.
Soal Nomor 12
Sebuah artikel panjang membahas pola belajar mahasiswa di era digital. Penulis menjelaskan bahwa melimpahnya informasi tidak otomatis meningkatkan pemahaman akademik. Pada bagian akhir, penulis menekankan bahwa kemampuan memilih dan mengevaluasi informasi menjadi faktor penentu kualitas belajar. Simpulan yang paling tepat dari keseluruhan teks adalah …
A. Informasi digital menurunkan mutu belajar
B. Kemampuan menyaring informasi penting
C. Mahasiswa modern jarang belajar mandiri
D. Akses informasi selalu bermanfaat
E. Teknologi menggantikan peran dosen
Jawaban: B
Pembahasan: Simpulan diperoleh dengan memperhatikan keseluruhan alur teks. Penulis tidak menolak keberadaan teknologi, tetapi menyoroti pentingnya keterampilan tertentu agar informasi dapat dimanfaatkan secara efektif. Oleh karena itu, inti gagasan teks terletak pada kemampuan menyaring dan menilai informasi.
Soal Nomor 13
Suatu pernyataan menyebutkan bahwa kebijakan yang diterapkan tanpa evaluasi berkala cenderung kehilangan efektivitas. Kebijakan X telah dijalankan selama beberapa tahun tanpa adanya evaluasi signifikan, dan data menunjukkan penurunan dampaknya dari waktu ke waktu. Kesimpulan yang paling logis berdasarkan informasi tersebut adalah …
A. Semua kebijakan akan gagal
B. Evaluasi menjamin keberhasilan
C. Penurunan sejalan dengan ketiadaan evaluasi
D. Data tidak cukup untuk menilai
E. Kebijakan harus segera dihentikan
Jawaban: C
Pembahasan: Premis dan data menunjukkan hubungan sebab-akibat yang konsisten. Ketika kondisi yang disebutkan dalam premis terpenuhi dan hasil yang diprediksi juga terjadi, maka kesimpulan logis adalah bahwa fenomena tersebut selaras dengan hubungan yang telah dinyatakan.
Soal Nomor 14
Suatu kegiatan akademik diikuti oleh 120 peserta. Sebanyak 45 persen berasal dari kelompok A dan 30 persen dari kelompok B. Sisanya berasal dari kelompok C. Jika peserta dari kelompok C dibagi rata ke dalam 3 kelompok diskusi, jumlah peserta pada setiap kelompok diskusi adalah …
A. 12
B. 18
C. 27
D. 11
E. 10
Jawaban: E
Pembahasan: Jumlah peserta dari kelompok A adalah 45 persen dari 120, yaitu 54 orang, dan kelompok B adalah 30 persen dari 120, yaitu 36 orang. Jumlah peserta dari kelompok A dan B adalah 90 orang, sehingga peserta dari kelompok C berjumlah 120 dikurangi 90, yaitu 30 orang. Peserta kelompok C kemudian dibagi rata ke dalam 3 kelompok diskusi, sehingga setiap kelompok berisi 10 peserta.
Soal Nomor 15
Perhatikan pernyataan berikut.
“The rapid development of technology has significantly changed the way students access academic resources.”
Makna pernyataan tersebut paling tepat adalah …
A. Teknologi mengubah cara akses belajar
B. Mahasiswa berhenti belajar mandiri
C. Sumber akademik semakin terbatas
D. Pendidikan tidak terpengaruh teknologi
E. Teknologi hanya berdampak hiburan
Jawaban: A
Pembahasan: Makna kalimat ditentukan dengan mengidentifikasi gagasan utama, yaitu perubahan cara mengakses sumber akademik. Tidak terdapat pernyataan tentang pembatasan akses atau penghilangan peran pendidikan. Oleh karena itu, makna yang menekankan perubahan cara memperoleh sumber belajar merupakan interpretasi yang tepat.
Soal Nomor 16
Sebuah artikel akademik membahas hubungan antara budaya membaca dan kualitas penalaran mahasiswa. Penulis memulai dengan memaparkan data kuantitatif mengenai frekuensi membaca jurnal ilmiah, kemudian mengaitkannya dengan kemampuan mahasiswa dalam menyusun argumen tertulis. Pada bagian tengah, penulis menyoroti faktor perantara berupa kemampuan memahami struktur teks akademik. Artikel ditutup dengan kesimpulan bahwa peningkatan kuantitas membaca tidak selalu berdampak langsung tanpa pemahaman konseptual yang memadai. Hubungan sebab-akibat yang paling tepat digambarkan dalam teks tersebut adalah …
A. Budaya membaca menentukan kualitas penalaran secara langsung
B. Data kuantitatif menjadi faktor utama peningkatan argumen
C. Struktur teks akademik menghambat pemahaman mahasiswa
D. Frekuensi membaca selalu berbanding lurus dengan kualitas berpikir
E. Pemahaman konseptual menjadi penghubung antara membaca dan penalaran
Jawaban: E
Pembahasan: Teks menunjukkan alur sebab-akibat yang tidak langsung. Membaca dalam jumlah besar tidak otomatis meningkatkan kualitas penalaran tanpa kemampuan memahami struktur dan konsep bacaan. Hubungan kausal muncul melalui peran variabel perantara yang menghubungkan aktivitas membaca dengan hasil penalaran akademik.
Soal Nomor 17
Perhatikan deskripsi berikut:
Suatu pola visual terdiri dari susunan bangun datar yang setiap tahapnya mengalami dua perubahan sekaligus, yaitu rotasi searah jarum jam sebesar 90 derajat dan penambahan satu elemen garis pada sisi yang berlawanan dengan posisi awal. Jika pola pertama memiliki 2 elemen garis, pola kedua memiliki 3 elemen, dan pola ketiga memiliki 4 elemen, maka karakteristik pola keempat yang paling konsisten adalah …
A. Rotasi berlawanan arah jarum jam dengan 5 elemen
B. Tidak mengalami rotasi dengan jumlah elemen tetap
C. Rotasi acak dengan pengurangan elemen
D. Rotasi searah jarum jam dengan 5 elemen
E. Penambahan elemen tanpa perubahan orientasi
Jawaban: D
Pembahasan: Pola menunjukkan dua aturan yang berjalan bersamaan, yaitu rotasi tetap dan penambahan jumlah elemen secara bertahap. Dengan mengidentifikasi konsistensi arah rotasi dan pertambahan elemen, karakteristik pola berikutnya dapat ditentukan secara logis berdasarkan kelanjutan aturan tersebut.
Soal Nomor 18
Dalam diskusi publik mengenai kecerdasan buatan, muncul kekhawatiran bahwa otomatisasi akan menggantikan peran manusia di berbagai bidang. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa perkembangan teknologi justru menciptakan jenis pekerjaan baru yang menuntut keterampilan analitis dan kreatif. Berdasarkan konteks tersebut, sikap paling rasional terhadap fenomena tersebut adalah …
A. Melihat teknologi sebagai peluang adaptasi
B. Menolak otomatisasi secara menyeluruh
C. Menganggap teknologi sebagai ancaman mutlak
D. Menghentikan pengembangan kecerdasan buatan
E. Membatasi penggunaan teknologi di pendidikan
Jawaban: A
Pembahasan: Informasi menunjukkan dua sisi fenomena, yaitu kekhawatiran dan peluang. Sikap rasional ditentukan dengan mempertimbangkan data faktual yang menunjukkan adanya perubahan, bukan sekadar dampak negatif. Penalaran kontekstual mengarah pada pemahaman bahwa adaptasi menjadi kunci menghadapi perkembangan tersebut.
Soal Nomor 19
Sebuah fakultas menerapkan sistem penjadwalan ruang belajar berbasis data. Dari 200 sesi kuliah, 60 persen menggunakan ruang besar, 25 persen menggunakan ruang sedang, dan sisanya ruang kecil. Efisiensi penggunaan ruang ditentukan dengan mengurangi 10 persen sesi ruang besar dan mengalihkannya ke ruang sedang. Jumlah sesi ruang sedang setelah penyesuaian adalah …
A. 70
B. 63
C. 62
D. 2
E. 14
Jawaban: C
Pembahasan: Dari total 200 sesi kuliah, sesi yang menggunakan ruang besar adalah 60 persen, yaitu 120 sesi. Sesi yang menggunakan ruang sedang adalah 25 persen, yaitu 50 sesi. Kebijakan efisiensi dilakukan dengan mengurangi 10 persen dari sesi ruang besar, sehingga jumlah sesi ruang besar yang dialihkan adalah 10 persen dari 120, yaitu 12 sesi. Seluruh sesi yang dialihkan tersebut dipindahkan ke ruang sedang, sehingga jumlah sesi ruang sedang setelah penyesuaian menjadi 50 ditambah 12, yaitu 62 sesi.
Soal Nomor 20
Seorang mahasiswa menghadapi dua pilihan strategi belajar menjelang ujian. Strategi pertama adalah membaca seluruh materi secara menyeluruh tanpa latihan soal, sedangkan strategi kedua adalah mempelajari konsep inti disertai latihan soal terpilih dengan waktu yang lebih singkat. Berdasarkan prinsip pemecahan masalah akademik yang efektif, keputusan paling tepat adalah …
A. Menggabungkan kedua strategi tanpa prioritas
B. Memilih strategi kedua yang lebih terarah
C. Menghindari latihan soal agar fokus teori
D. Menambah durasi belajar tanpa mengubah strategi
E. Membaca ulang seluruh materi secara berulang
Jawaban: B
Pembahasan: Langkah awal adalah membandingkan kedua strategi berdasarkan tujuan ujian, yaitu memahami materi dan mampu menyelesaikan soal. Strategi pertama hanya menekankan pembacaan materi tanpa memberi kesempatan untuk menguji pemahaman. Strategi kedua memusatkan perhatian pada konsep inti dan langsung diikuti latihan soal, sehingga mahasiswa dapat mengetahui bagian mana yang sudah dikuasai dan bagian mana yang masih lemah. Dengan adanya latihan soal, proses evaluasi dan perbaikan dapat dilakukan lebih cepat dan terarah, sehingga strategi tersebut lebih efektif untuk menghadapi ujian.
Dapatkan Soal Tes Masuk Universitas Surabaya yang Lebih Lengkap dengan Pembahasan!

Optimalkan persiapan Anda menghadapi seleksi masuk Universitas Surabaya dengan berlatih menggunakan kumpulan Soal Tes Masuk Universitas Surabaya yang disajikan secara lengkap beserta pembahasannya di utbk.or.id. Latihan yang disusun secara sistematis membantu Anda mengenali pola soal, memahami strategi pengerjaan, serta meningkatkan ketepatan dalam menjawab. Manfaatkan soal dan pembahasan ini sebagai sarana evaluasi kemampuan, lalu arahkan latihan pada materi yang masih perlu diperkuat agar kesempatan lolos seleksi semakin terbuka.