Menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi adalah langkah awal bagi mereka yang bercita-cita berkarir di bidang kesehatan gigi dan mulut. Setiap tahunnya, banyak calon mahasiswa bersaing untuk mendapatkan kesempatan belajar di jurusan ini, sehingga proses seleksi pun menjadi sangat ketat.
Table of Contents
ToggleMengenal Tes Masuk Kedokteran Gigi

Tes masuk Kedokteran Gigi adalah tahap seleksi yang menguji pemahaman akademik serta kemampuan berpikir kritis dalam sains dan kesehatan. Materi umum yang diujikan mencakup Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, dan Tes Potensi Akademik (TPA), yang menuntut ketelitian serta pemahaman konsep yang kuat. Setiap perguruan tinggi memiliki standar seleksi berbeda, namun persiapan yang matang tetap menjadi kunci utama untuk lolos.
Karena persaingan yang ketat, calon mahasiswa perlu memahami materi secara mendalam, berlatih soal secara rutin, dan mengasah kemampuan manajemen waktu saat ujian. Dengan strategi belajar yang tepat dan latihan yang konsisten, peluang diterima di fakultas kedokteran gigi pilihan pun semakin besar.
Persiapan Optimal Sebelum Menghadapi Ujian
Menghadapi ujian, terutama yang menentukan masa depan seperti tes masuk Kedokteran Gigi, memerlukan persiapan yang matang. Berikut adalah beberapa persiapan yang optimal sebelum menghadapi ujian tes masuk kedokteran gigi.
1. Memahami Format & Materi Ujian
Setiap perguruan tinggi memiliki standar seleksi yang berbeda, namun umumnya tes masuk Kedokteran Gigi mencakup mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, serta Tevs Potensi Akademik (TPA). Memahami cakupan materi yang diujikan akan membantu dalam menyusun strategi belajar yang lebih efektif. Selain itu, mengetahui sistem penilaian misalnya, apakah ada pengurangan nilai untuk jawaban salah dapat membantu dalam mengambil keputusan saat menjawab soal.
Mengenali format ujian juga penting agar tidak terkejut saat menghadapi soal-soal dengan pola tertentu. Beberapa soal mungkin berbentuk pilihan ganda, analisis kasus, atau pemecahan masalah berbasis logika. Dengan memahami format ini, calon mahasiswa dapat menyesuaikan cara belajar mereka dan berlatih soal-soal serupa agar lebih siap menghadapi ujian sebenarnya.
2. Membuat Jadwal Belajar yang Terstruktur
Menyusun jadwal belajar yang efektif membantu dalam mengelola waktu secara lebih efisien. Mulailah dengan mengidentifikasi mata pelajaran yang paling sulit dan berikan waktu lebih banyak untuk mempelajarinya. Metode belajar seperti pomodoro (belajar selama 25–50 menit, lalu istirahat singkat) bisa membantu menjaga fokus dan menghindari kelelahan mental.
Kedisiplinan dalam menjalankan jadwal sangat penting agar tidak menumpuk materi di akhir. Pastikan jadwal belajar tetap fleksibel untuk menyesuaikan dengan kebutuhan, seperti menambahkan sesi latihan soal atau diskusi kelompok. Dengan cara ini, pemahaman materi akan lebih mendalam tanpa terasa terlalu berat.
3. Menggunakan Sumber Belajar yang Tepat
Sumber belajar yang berkualitas sangat berpengaruh dalam memahami materi ujian. Buku teks, e-book, dan modul pembelajaran dari universitas atau bimbingan belajar bisa menjadi pilihan utama. Selain itu, video pembelajaran dari platform online juga dapat membantu menjelaskan konsep yang sulit dengan lebih interaktif.
Belajar dari berbagai sumber akan memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam. Jangan hanya terpaku pada satu jenis buku, tetapi kombinasikan dengan catatan kuliah atau ringkasan materi. Jika memungkinkan, mengikuti kursus atau bimbingan belajar juga bisa menjadi strategi yang baik untuk mendapatkan panduan lebih lanjut dari pengajar berpengalaman.
4. Latihan Soal & Simulasi Ujian
Latihan soal adalah kunci utama dalam meningkatkan kemampuan menjawab dengan cepat dan akurat. Menggunakan soal-soal dari ujian tahun sebelumnya akan membantu memahami pola pertanyaan dan tingkat kesulitan yang dihadapi. Selain itu, semakin sering berlatih, semakin terbiasa seseorang dalam mengidentifikasi jenis soal yang sering muncul.
Melakukan simulasi ujian juga sangat disarankan untuk mengukur kesiapan diri. Simulasi ini harus dilakukan dalam kondisi yang menyerupai ujian asli, seperti menetapkan batas waktu pengerjaan. Dengan cara ini, calon mahasiswa bisa melatih ketahanan mental dan kemampuan mengatur waktu agar tidak panik saat ujian sesungguhnya.
5. Meningkatkan Kemampuan Manajemen Waktu
Manajemen waktu sangat penting dalam mengerjakan soal ujian yang memiliki batas waktu ketat. Sebaiknya, mulai dengan menjawab soal yang dianggap lebih mudah agar mendapatkan poin sebanyak mungkin sebelum mengerjakan soal yang lebih sulit. Teknik ini juga membantu meningkatkan rasa percaya diri selama ujian.
Selain itu, teknik eliminasi bisa digunakan untuk soal pilihan ganda, yaitu dengan menghapus opsi yang jelas salah terlebih dahulu. Dengan begitu, peluang menjawab dengan benar akan lebih besar. Latihan soal dengan batasan waktu akan membantu meningkatkan kecepatan dalam mengerjakan soal tanpa mengorbankan ketelitian.
6. Menjaga Kesehatan Fisik
Belajar dalam kondisi tubuh yang sehat jauh lebih efektif dibandingkan belajar dalam keadaan lelah. Pastikan untuk tetap menjaga pola makan bergizi, tidur cukup, dan berolahraga ringan agar tubuh tetap bugar. Hindari mengkonsumsi kafein berlebihan karena bisa menyebabkan kecemasan saat menghadapi ujian.
Selain kesehatan fisik, mental juga perlu dijaga. Jangan terlalu stres atau memaksakan diri belajar tanpa istirahat. Luangkan waktu untuk bersantai, melakukan hobi, atau meditasi agar tetap tenang dan fokus. Dengan kondisi fisik dan mental yang baik, calon mahasiswa dapat menghadapi ujian dengan lebih percaya diri.
Contoh Soal Tes Masuk Kedokteran Gigi beserta Jawaban dan Pembahasannya

Dengan adanya contoh soal tes masuk Kedokteran Gigi dapat membantu calon mahasiswa memahami pola pertanyaan dan teknik penyelesaiannya. Berikut adalah contoh soal tes masuk kedokteran gigi beserta jawaban dan pembahasannya.
1. Seorang pasien pria berusia 45 tahun datang ke klinik gigi dengan keluhan nyeri hebat pada gigi molar pertama rahang bawah kanan sejak 3 hari yang lalu. Pasien melaporkan bahwa nyeri semakin parah ketika mengunyah makanan dan ada pembengkakan di area pipi kanan. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya lesi radiolusen di daerah periapikal gigi terkait. Dokter gigi kemudian melakukan perkusi dan hasilnya positif. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah…
A. Pulpitis Reversibel
B. Pulpitis Irreversibel
C. Periodontitis Apikal Akut
D. Abses Periapikal Kronis
E. Osteomielitis
Jawaban: C. Periodontitis Apikal Akut
Pembahasan: Nyeri spontan yang semakin memburuk, terutama saat mengunyah, serta adanya lesi radiolusen periapikal menunjukkan adanya peradangan pada jaringan periapikal akibat infeksi pulpa yang menyebar. Pulpitis irreversibel menyebabkan nyeri tetapi tidak selalu berkaitan dengan lesi radiolusen yang jelas. Abses periapikal kronis biasanya tidak menimbulkan nyeri akut. Osteomielitis lebih sering terjadi pada infeksi yang lebih luas.
2. Pada perkembangan gigi, amelogenesis merupakan proses pembentukan email gigi yang dikontrol oleh sel-sel ameloblas. Jika terjadi gangguan pada fase sekresi amelogenesis akibat mutasi gen AMELX, kondisi klinis yang paling mungkin terjadi adalah…
A. Dentinogenesis Imperfecta
B. Hipoplasia Email
C. Hipomineralisasi Email
D. Malformasi Foramen Apikal
E. Taurodontisme
Jawaban: B. Hipoplasia Email
Pembahasan: Mutasi pada gen AMELX yang mengode protein amelogenin dapat menyebabkan gangguan pada fase sekresi amelogenesis, menghambat pembentukan struktur email yang normal. Hal ini mengakibatkan hipoplasia email, yaitu defek struktural yang menyebabkan permukaan email tampak tipis, kasar, atau berlubang. Hipomineralisasi lebih terkait dengan gangguan fase maturasi, sedangkan dentinogenesis imperfecta disebabkan oleh mutasi gen DSPP yang mempengaruhi dentin.
3. Seorang anak berusia 8 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi sulungnya belum tanggal, sementara gigi permanen yang menggantikannya sudah mulai erupsi di belakangnya. Faktor etiologi utama yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah…
A. Resorpsi akar gigi sulung yang terhambat
B. Infeksi pada jaringan periodontal gigi sulung
C. Maloklusi akibat kebiasaan buruk seperti menggigit pensil
D. Hipodontia akibat kelainan genetik
E. Kehadiran supernumerary teeth
Jawaban: A. Resorpsi akar gigi sulung yang terhambat
Pembahasan: Erupsi gigi permanen biasanya diiringi dengan resorpsi akar gigi sulung. Jika resorpsi ini terhambat, gigi sulung tidak akan tanggal pada waktunya, sehingga gigi permanen dapat tumbuh secara ektopik di belakangnya. Supernumerary teeth biasanya menghambat erupsi, bukan menyebabkan erupsi ektopik.
4. Pasien datang dengan keluhan gusi mudah berdarah dan mengalami mobilitas gigi. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya kehilangan perlekatan periodontal yang signifikan, disertai kantong periodontal dalam. Faktor mikrobiologi utama yang sering dikaitkan dengan perkembangan penyakit periodontal agresif adalah?
A. Streptococcus mutans
B. Lactobacillus acidophilus
C. Porphyromonas gingivalis
D. Candida albicans
E. Actinomyces viscosus
Jawaban: C. Porphyromonas gingivalis
Pembahasan: Porphyromonas gingivalis adalah bakteri gram negatif anaerob yang berperan penting dalam patogenesis penyakit periodontal agresif. Bakteri ini menghasilkan enzim proteolitik yang merusak jaringan periodontal dan menginduksi respon imun inflamasi yang berlebihan. Streptococcus mutans lebih terkait dengan karies gigi, sementara Actinomyces viscosus berhubungan dengan plak supragingiva.
5. Manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dalam perkembangan maloklusi kelas III skeletal?
A. Faktor lingkungan seperti kebiasaan menghisap jari lebih dominan dibanding faktor genetik
B. Maloklusi kelas III skeletal memiliki heritabilitas tinggi dan sering dikaitkan dengan riwayat keluarga
C. Defisiensi vitamin D merupakan penyebab utama maloklusi kelas III skeletal
D. Maloklusi kelas III skeletal tidak dapat dikoreksi dengan perawatan ortodontik
E. Penyebab utama maloklusi kelas III skeletal adalah gangguan fungsi otot mastikasi
Jawaban: B. Maloklusi kelas III skeletal memiliki heritabilitas tinggi dan sering dikaitkan dengan riwayat keluarga
Pembahasan: Studi genetika menunjukkan bahwa maloklusi kelas III skeletal memiliki heritabilitas tinggi dan sering diwariskan dalam keluarga. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang, tetapi faktor genetik memainkan peran utama dalam kasus ini.
6. Seorang pasien berusia 28 tahun datang ke klinik gigi dengan keluhan nyeri hebat pada rahang kiri bawah yang menjalar hingga ke telinga. Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya erupsi parsial gigi molar ketiga bawah kiri dengan jaringan perikorona yang meradang. Radiografi panoramik menunjukkan sudut kemiringan gigi sebesar 45° terhadap gigi molar kedua. Manakah tindakan yang paling tepat untuk mengatasi kondisi pasien ini?
A. Pemberian antibiotik dan pencabutan gigi segera
B. Pemberian analgesik dan observasi hingga gejala mereda
C. Operkulektomi untuk menghilangkan jaringan perikorona yang terinflamasi
D. Insisi dan drainase abses tanpa pencabutan gigi
E. Odontektomi gigi molar ketiga bawah setelah peradangan terkendali
Jawaban: E. Odontektomi gigi molar ketiga bawah setelah peradangan terkendali
Pembahasan:
Pasien mengalami perikoronitis akibat impaksi gigi molar ketiga. Pencabutan langsung saat kondisi akut berisiko menyebabkan penyebaran infeksi. Oleh karena itu, terapi awal melibatkan kontrol infeksi dengan antibiotik dan analgesik, diikuti dengan odontektomi setelah peradangan mereda.
7. Dalam prosedur endodontik, salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah perforasi lantai pulpa saat akses ke kamar pulpa. Manakah dari pilihan berikut yang merupakan bahan terbaik untuk menutup perforasi ini?
A. Zinc Oxide Eugenol (ZOE)
B. Calcium Hydroxide (Ca(OH)₂)
C. Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
D. Glass Ionomer Cement (GIC)
E. Resin Composite
Jawaban: C. Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
Pembahasan: MTA memiliki biokompatibilitas tinggi, kemampuan menutup perforasi dengan baik, dan dapat merangsang pembentukan jaringan keras. Bahan lain seperti ZOE dan GIC kurang efektif dalam menutup perforasi, sedangkan resin composite tidak ideal karena sifatnya yang hidrofobik.
8. Pasien pria 52 tahun dengan riwayat diabetes mellitus datang ke dokter gigi dengan keluhan pembengkakan di palatum yang tidak nyeri. Pemeriksaan intraoral menunjukkan area nekrotik berwarna hitam pada palatum posterior. Swab mikrobiologi menunjukkan keberadaan hifa dengan percabangan sudut 90°. Agen etiologi yang paling mungkin menyebabkan kondisi ini adalah?
A. Candida albicans
B. Aspergillus fumigatus
C. Rhizopus spp.
D. Actinomyces israelii
E. Streptococcus sanguinis
Jawaban: C. Rhizopus spp.
Pembahasan: Infeksi jamur dari genus Rhizopus termasuk dalam kelompok Mucormycosis, yang sering terjadi pada pasien diabetes tidak terkontrol. Infeksi ini menyebabkan nekrosis jaringan akibat invasi pembuluh darah. Aspergillus memiliki percabangan sudut 45°, sedangkan Candida albicans lebih sering menyebabkan kandidiasis oral, bukan nekrosis jaringan.
9. Seorang pasien mengalami trauma wajah akibat kecelakaan lalu lintas dan mengalami fraktur maksila tipe Le Fort II. Manakah struktur anatomi berikut yang paling mungkin mengalami keterlibatan langsung dalam fraktur ini?
A. Arcus zygomaticus
B. Dinding lateral orbit
C. Prosesus frontal tulang maksila
D. Fossa pterygopalatina
E. Foramen mentalis
Jawaban: B. Dinding lateral orbit
Pembahasan: Fraktur Le Fort II mencakup fraktur yang melewati tulang nasal, dinding medial orbit, serta prosesus frontal tulang maksila. Dinding lateral orbit sering terlibat, berbeda dengan Le Fort I yang lebih terbatas pada tulang maksila bawah dan Le Fort III yang melibatkan disartikulasi kraniofasial.
10. Seorang pasien wanita 35 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi temporomandibular (TMJ), terutama saat membuka mulut dan mengunyah. Tidak ditemukan pembengkakan, tetapi pasien mengeluhkan suara “klik” saat membuka mulut. Manakah mekanisme patologis yang paling mungkin menyebabkan kondisi ini?
A. Dislokasi kepala kondilus akibat trauma langsung
B. Peradangan kapsul sendi akibat artritis reumatoid
C. Pergerakan abnormal diskus artikular yang menyebabkan disk displacement with reduction
D. Peningkatan tonus otot masseter akibat bruxism
E. Degenerasi kartilago sendi akibat osteoartritis lanjut
Jawaban: C. Pergerakan abnormal diskus artikular yang menyebabkan disk displacement with reduction
Pembahasan: Klik pada TMJ biasanya disebabkan oleh pergerakan abnormal diskus artikular yang mengalami displacement tetapi masih dapat kembali ke posisi normal saat rahang membuka penuh. Jika diskus tidak dapat kembali ke posisi semula, kondisi ini disebut disk displacement without reduction, yang dapat menyebabkan keterbatasan gerak rahang.
11. Seorang pasien mengalami kesulitan mencerna karbohidrat kompleks seperti nasi dan roti akibat produksi enzim amilase yang rendah. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, gangguan utama yang terjadi adalah?
A. Penurunan penyerapan glukosa di usus halus
B. Gangguan dalam pemecahan protein di lambung
C. Penumpukan lemak dalam sistem pencernaan
D. Ketidaksempurnaan pemecahan karbohidrat menjadi maltosa
E. Gangguan dalam emulsifikasi lemak di duodenum
Jawaban: D. Ketidaksempurnaan pemecahan karbohidrat menjadi maltosa
Pembahasan: Amilase berfungsi memecah pati menjadi maltosa. Jika produksinya terganggu, pemecahan karbohidrat tidak akan optimal, menyebabkan gangguan pencernaan.
12. Dalam metabolisme seluler, reaksi redoks berperan penting dalam transfer elektron antar molekul. Manakah dari berikut ini yang merupakan contoh reaksi redoks dalam tubuh manusia?
A. Pembentukan asam laktat dari piruvat dalam kondisi anaerobik
B. Pemecahan glikogen menjadi glukosa
C. Konversi glukosa menjadi ATP melalui glikolisis
D. Pelepasan energi dari ATP untuk aktivitas seluler
E. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin dalam darah
Jawaban: A. Pembentukan asam laktat dari piruvat dalam kondisi anaerobik
Pembahasan: Reaksi redoks terjadi saat ada perpindahan elektron. Dalam kondisi anaerobik, piruvat direduksi menjadi asam laktat, sementara NADH mengalami oksidasi menjadi NAD+, menjadikannya contoh reaksi redoks.
13. Seorang dokter gigi menggunakan semprotan udara dengan nosel sempit untuk membersihkan gigi pasien. Jika udara keluar dengan kecepatan 50 m/s dan tekanan atmosfer di ruangan 1 atm, berapakah tekanan udara dalam semprotan sebelum keluar dari nosel?
A. 0,8 atm
B. 1,0 atm
C. 1,2 atm
D. 1,5 atm
E. 2,0 atm
Jawaban: C. 1,2 atm
Pembahasan: Berdasarkan hukum Bernoulli, tekanan awal udara lebih tinggi dari tekanan atmosfer karena kecepatan udara meningkat saat keluar dari nosel. Dengan perhitungan, tekanan awal sekitar 1,2 atm.
14. Sebuah tes digunakan untuk mendeteksi penyakit langka yang hanya diderita 5% populasi. Tes ini memiliki sensitivitas 90% dan spesifisitas 85%. Jika seseorang mendapat hasil positif, berapakah probabilitas bahwa ia benar-benar sakit?
A. 0,20
B. 0,35
C. 0,50
D. 0,60
E. 0,75
Jawaban: B. 0,35
Pembahasan: Dengan menggunakan Teorema Bayes, peluang seseorang dengan hasil positif benar-benar sakit adalah 35%, mempertimbangkan probabilitas tes positif dari pasien sehat dan sakit.
15. Sebuah kelainan gigi langka diketahui diwariskan melalui mutasi pada gen dominan yang terletak pada kromosom X. Seorang wanita yang merupakan carrier (heterozigot) dari kelainan ini menikah dengan pria yang tidak memiliki mutasi tersebut. Berdasarkan pola pewarisan genetik, berapakah kemungkinan anak laki-laki mereka akan mengalami kelainan ini?
A. 0%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%
Jawaban: C. 50%
Pembahasan: Karena mutasi terletak pada kromosom X dan laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (mendapat dari ibu), peluangnya adalah 50% untuk mengalami kelainan ini.
16. pH saliva manusia memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jika pH saliva seseorang turun drastis akibat konsumsi makanan yang sangat asam, maka efek yang paling mungkin terjadi adalah…
A. Meningkatnya pembentukan plak gigi
B. Pelepasan ion kalsium dari enamel gigi
C. Peningkatan produksi enzim amilase
D. Peningkatan viskositas saliva
E. Penurunan pertumbuhan bakteri di rongga mulut
Jawaban: B. Pelepasan ion kalsium dari enamel gig
Pembahasan: Penurunan pH saliva menyebabkan kondisi asam yang dapat melarutkan kalsium dari enamel gigi, yang pada akhirnya meningkatkan risiko gigi berlubang.
17. Seorang pasien mengalami hipersensitivitas gigi akibat terkikisnya lapisan enamel, sehingga lapisan di bawahnya terpapar. Lapisan yang dimaksud memiliki struktur berpori dan mengandung banyak serabut saraf. Lapisan tersebut adalah…
A. Pulpa
B. Enamel
C. Cementum
D. Dentin
E. Periodontal ligament
Jawaban: B. Dentin
Pembahasan: Dentin adalah lapisan di bawah enamel yang memiliki tubulus dentin berisi serabut saraf, menyebabkan hipersensitivitas jika enamel terkikis.
18. Setelah mengonsumsi makanan manis, pH rongga mulut pasien turun akibat aktivitas bakteri. Jika awalnya pH saliva adalah 7,0 dan kemudian turun menjadi 5,5, maka perubahan konsentrasi ion H⁺ yang terjadi adalah…
A. Meningkat 2 kali lipat
B. Meningkat 10 kali lipat
C. Meningkat 25 kali lipat
D. Meningkat 50 kali lipat
E. Meningkat 100 kali lipat
Jawaban: B. Meningkat 10 kali lipat
Pembahasan: pH merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion H⁺. Penurunan pH dari 7,0 ke 5,5 berarti peningkatan ion H⁺ sebanyak 10^(7-5,5) = 10^1,5 ≈ 32 kali lipat. Jawaban paling mendekati adalah 10 kali lipat.
19. Dalam prosedur pembersihan gigi, dokter gigi menggunakan alat water jet yang menyemprotkan air dengan kecepatan tinggi. Jika diameter ujung nozzle diperkecil hingga setengah dari ukuran awal, bagaimana perubahan kecepatan aliran air menurut persamaan kontinuitas?
A. Tetap sama
B. Meningkat 2 kali lipat
C. Meningkat 4 kali lipat
D. Berkurang 2 kali lipat
E. Berkurang 4 kali lipat
Jawaban: C. Meningkat 4 kali lipat
Pembahasan: Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa A₁V₁ = A₂V₂. Jika diameter nozzle berkurang setengah, luas penampang berkurang (1/2)² = 1/4, sehingga kecepatan meningkat 4 kali lipat untuk menjaga laju aliran tetap konstan.
20. Seorang dokter gigi menggunakan dua metode diagnosis untuk mendeteksi infeksi gusi. Metode pertama memiliki akurasi 80%, sedangkan metode kedua memiliki akurasi 90%. Jika pasien didiagnosis menggunakan kedua metode secara independen, berapakah peluang bahwa setidaknya salah satu metode memberikan hasil yang benar?
A. 92%
B. 94%
C. 96%
D. 98%
E. 99%
Jawaban: C. 96%
Pembahasan: Jika metode pertama salah, peluangnya 1 – 0,8 = 0,2. Jika metode kedua salah, peluangnya 1 – 0,9 = 0,1. Peluang kedua metode salah bersamaan adalah 0,2 × 0,1 = 0,02 (2%). Maka, peluang setidaknya satu metode benar adalah 1 – 0,02 = 0,98 (98%).
Persiapkan Diri Menuju Kedokteran Gigi dengan Strategi dan Latihan Soal Tepat!
Menaklukkan tes masuk Kedokteran Gigi membutuhkan persiapan yang matang dan strategi yang tepat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dalam Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, serta mengasah kemampuan logika melalui Tes Potensi Akademik (TPA), peluang keberhasilan akan semakin besar.
Rutin berlatih soal dan mengikuti simulasi ujian akan membantumu terbiasa dengan pola pertanyaan. Kunjungi utbk.or.id untuk info dan kumpulan soal lengkap sebagai bekal menuju jurusan impian.