100+ Soal Tes Dirasah Islamiyah dengan Materi dan Pembahasannya

100+ Soal Tes Dirasah Islamiyah dengan Materi dan Pembahasannya

Tes Dirasah Islamiyah merupakan salah satu ujian yang sangat penting dalam seleksi masuk perguruan tinggi Islam, khususnya bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di institusi seperti UIN. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman calon mahasiswa terhadap konsep-konsep dasar dalam ilmu agama Islam, seperti sejarah Islam, tafsir, hadits, fiqih, akidah, dan bidang ilmu lainnya. 

Bagi para peserta, mempersiapkan diri dengan baik untuk tes ini sangatlah krusial, karena tidak hanya menguji pengetahuan teoritis, tetapi juga kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diartikel ini akan dibahas lengkap materi dan contoh soal-soal Tes Dirasah Islamiyah beserta pembahasannya untuk membantu para calon mahasiswa mempersiapkan ujian dengan lebih matang dan percaya diri.

Materi Tes Dirasah Islamiyah 

Materi Tes Dirasah Islamiyah 

Tes ini menguji pengetahuan calon mahasiswa tentang dasar-dasar ajaran Islam, meliputi aqidah, fiqh, sejarah Islam, tafsir, dan hadits. Pemahaman yang mendalam terhadap materi ini sangat diperlukan untuk kelulusan dan untuk memperkuat penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut deretan materi utama yang diujikan dalam Tes Dirasah Islamiyah, serta tips untuk mempersiapkan ujian dengan lebih efektif.

  • Pemahaman Ayat-ayat Pokok Al-Qur’an
    Peserta diharapkan mampu memahami isi dan makna dari ayat-ayat kunci dalam Al-Qur’an, baik dari sisi pesan moral, hukum, maupun akidah yang terkandung di dalamnya.
  • Identifikasi Kisah-Kisah Para Nabi dalam Al-Qur’an
    Peserta diuji dalam mengenali alur cerita, pelajaran (ibrah), dan relevansi historis dari kisah para nabi yang diceritakan dalam Al-Qur’an.
  • Pemahaman Hadis Shahih dan Konteksnya
    Peserta harus memahami isi, makna, serta konteks historis dan tematik dari hadis-hadis yang shahih, termasuk aplikasi praktisnya dalam kehidupan.
  • Sejarah Dakwah Rasulullah dan Perkembangan Islam Awal
    Peserta diminta mengetahui tahapan dakwah Rasulullah SAW, peristiwa penting seperti hijrah, dan fase-fase perkembangan Islam pada masa khulafaur rasyidin.
  • Kajian Peradaban Islam Klasik hingga Modern
    Peserta diuji dalam mengenali kontribusi peradaban Islam dalam ilmu pengetahuan, filsafat, budaya, serta dinamika politik dari masa ke masa.
  • Tokoh-Tokoh Penting dalam Sejarah Islam
    Peserta harus memahami peran dan sumbangsih tokoh-tokoh seperti Imam Syafi’i, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan lainnya terhadap dunia Islam.
  • Pemahaman Konsep Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa Sifat
    Peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep keesaan Allah dalam tiga aspek tauhid beserta implikasinya terhadap kehidupan seorang muslim.
  • Menyikapi Penyimpangan dalam Akidah
    Peserta diuji kemampuannya dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan akidah seperti syirik, bid’ah, dan khurafat serta cara menanggulanginya.
  • Akhlak terhadap Allah, Sesama, dan Alam
    Peserta diminta memahami nilai-nilai akhlak Islam yang mencakup hubungan vertikal (hablum minallah) dan horizontal (hablum minannas dan hablum minal ‘alam).
  • Pengenalan Perbuatan Tercela menurut Islam
    Peserta harus mengetahui contoh perbuatan yang dilarang dalam Islam seperti ghibah, namimah, dan riya, serta dampaknya terhadap diri dan masyarakat.
  • Pemahaman Hukum Ibadah seperti Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji
    Peserta diuji dalam pengetahuan hukum dan syarat sah berbagai ibadah dasar yang wajib dilaksanakan umat Islam.
  • Pemahaman Fikih Muamalah (Ekonomi & Sosial)
    Peserta diharapkan menguasai hukum Islam seputar jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, riba, dan akad-akad lainnya.
  • Analisis Perbandingan Fikih (Fikih Muqaran)
    Peserta harus mampu membandingkan pendapat ulama dari berbagai mazhab fikih dalam persoalan tertentu dan menarik hikmah dari perbedaan pendapat tersebut.
  • Fikih Kontemporer dan Problematika Modern
    Peserta diuji dalam memahami dan menyikapi isu-isu kekinian dalam fikih seperti asuransi, bank syariah, bayi tabung, dan lain-lain.
  • Tata Bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf)
    Peserta harus menguasai struktur gramatikal bahasa Arab seperti susunan jumlah ismiyah, fi’liyah, i’rab, tashrif kata kerja, dan penggunaan dhamir.
  • Membaca dan Memahami Teks Bahasa Arab
    Peserta diharapkan mampu membaca teks Arab, memahami maknanya, dan menjawab pertanyaan terkait isi teks tersebut.
  • Hafalan Kosakata Dasar Bahasa Arab
    Peserta diuji dalam penguasaan mufradat dasar yang sering muncul dalam teks keislaman, termasuk sinonim dan antonimnya.
  • Penerapan Kamus Arab-Indonesia dalam Mencari Arti Kata
    Peserta mampu menggunakan kamus dengan efektif untuk menemukan makna kata bahasa Arab secara cepat dan tepat.
  • Pemahaman Struktur Kalimat Bahasa Inggris dalam Literatur Islam
    Peserta diminta memahami teks berbahasa Inggris yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman, baik dalam bentuk artikel, abstrak, maupun kutipan.
  • Keterampilan Menyusun Kalimat dalam Bahasa Arab dan Inggris
    Peserta diuji dalam merangkai kalimat yang benar secara gramatikal dalam dua bahasa asing yang mendukung kajian Islam (Arab dan Inggris).

Contoh Soal Tes Dirasah Islamiyah dengan Pembahasannya

Contoh Soal Tes Dirasah Islamiyah dengan Pembahasannya

Soal Nomor 1
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 255, dikenal dengan nama Ayat Kursi yang mengandung banyak sekali pesan moral dan hukum. Ayat ini memberikan gambaran tentang keesaan Allah, kekuasaan-Nya, serta kekuatan yang tak terbatas. Berdasarkan pemahaman Anda terhadap ayat tersebut, manakah dari pernyataan berikut yang paling tepat menjelaskan implikasi dari makna Ayat Kursi terhadap kehidupan seorang Muslim?
A. Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak memberi rezeki, maka manusia tidak perlu bekerja keras.
B. Ayat ini mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang mengatur segala sesuatu di dunia ini, sehingga manusia harus tawakal sepenuhnya kepada-Nya.
C. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu, dan manusia diberi kebebasan penuh dalam mengatur kehidupannya.
D. Ayat ini menyatakan bahwa Allah membatasi pengaturan-Nya hanya pada urusan kehidupan akhirat dan bukan pada kehidupan dunia.
E. Ayat ini mengajarkan bahwa manusia tidak perlu memikirkan urusan dunia, karena segala urusan sudah diatur oleh Allah.

Jawaban:
B. Ayat ini mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang mengatur segala sesuatu di dunia ini, sehingga manusia harus tawakal sepenuhnya kepada-Nya.

Pembahasan:
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) menegaskan kekuasaan Allah yang mutlak atas seluruh alam semesta. Dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang telah ditentukan-Nya, serta segala sesuatu berada dalam kekuasaan-Nya. Implikasi moral yang bisa diambil adalah seorang Muslim harus meyakini dan menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha, serta selalu mengingat bahwa takdir-Nya adalah yang terbaik bagi setiap hamba-Nya.

Soal Nomor 2
Kisah Nabi Musa AS dalam Al-Qur’an banyak dijadikan pelajaran bagi umat Islam, salah satunya adalah peristiwa ketika beliau diperintahkan oleh Allah untuk pergi menemui Fir’aun. Dalam konteks ini, apa yang dapat kita pelajari dari sikap Nabi Musa AS dalam menghadapi tantangan dakwah kepada penguasa yang zalim?
A. Nabi Musa AS menunjukkan sikap ketakutan dan menyerah saat menghadapi Fir’aun, yang mengajarkan kita untuk tidak melawan kekuatan yang lebih besar.
B. Nabi Musa AS mendekati Fir’aun dengan kelembutan dan hikmah, mengajarkan kita bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik meski terhadap penguasa yang zalim.
C. Nabi Musa AS mengabaikan tantangan tersebut dan memilih untuk tidak berdakwah, karena tidak ada harapan untuk mengubah hati Fir’aun.
D. Nabi Musa AS mengancam Fir’aun dengan kekerasan, agar Fir’aun menuruti ajaran Allah.
E. Nabi Musa AS meminta bantuan dari manusia biasa, bukan hanya kepada Allah, karena beliau merasa tidak cukup kuat untuk berdakwah sendirian.

Jawaban:
B. Nabi Musa AS mendekati Fir’aun dengan kelembutan dan hikmah, mengajarkan kita bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik meski terhadap penguasa yang zalim.

Pembahasan:
Dalam kisah Nabi Musa dan Fir’aun, kita diajarkan bahwa dakwah kepada penguasa yang zalim harus dilakukan dengan kelembutan dan hikmah. Meskipun Fir’aun merupakan penguasa yang zalim, Nabi Musa tetap diperintahkan untuk menyampaikan wahyu Allah dengan cara yang baik dan tidak menggunakan kekerasan. Ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi tantangan dakwah, kesabaran dan kebijaksanaan sangat penting.

Soal Nomor 3
Hadis Nabi Muhammad SAW tentang “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim) mengandung makna yang dalam mengenai pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan. Dalam konteks kehidupan modern, bagaimana pengaruh niat terhadap kualitas amal seorang Muslim di dunia yang penuh dengan godaan dan kepentingan pribadi?
A. Niat tidak mempengaruhi kualitas amal, karena amal itu hanya dilihat dari hasil akhirnya saja.
B. Niat yang ikhlas akan menentukan apakah amal tersebut diterima di sisi Allah, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
C. Niat yang baik selalu akan menghasilkan amal yang baik, tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi di sekitarnya.
D. Niat yang ikhlas tidak penting, yang terpenting adalah seberapa besar manfaat amal tersebut bagi orang lain.
E. Niat yang baik selalu mengarah pada hasil yang baik, terlepas dari cara dan tindakan yang diambil.

Jawaban:
B. Niat yang ikhlas akan menentukan apakah amal tersebut diterima di sisi Allah, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Pembahasan:
Hadis ini mengajarkan kita bahwa niat adalah bagian yang sangat penting dalam setiap amal perbuatan. Keikhlasan niat menentukan apakah amal tersebut diterima oleh Allah, meskipun hasil atau bentuknya mungkin tidak sesuai dengan harapan. Dalam kehidupan modern, banyak godaan yang bisa mengubah niat kita, namun sejauh niat kita tetap ikhlas karena Allah, amal kita tetap bernilai di sisi-Nya.

Soal Nomor 4
Sejarah dakwah Rasulullah SAW menunjukkan adanya dua fase besar: dakwah di Makkah dan dakwah di Madinah. Dalam analisis Anda, apa yang membedakan kedua fase dakwah tersebut dan bagaimana perbedaan ini memengaruhi strategi dakwah yang diterapkan oleh Rasulullah SAW?
A. Fase Makkah lebih fokus pada dakwah politik, sedangkan fase Madinah lebih fokus pada penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat umum.
B. Fase Makkah lebih fokus pada penanaman akidah dan pembentukan moral umat, sedangkan fase Madinah lebih fokus pada penyusunan sistem pemerintahan dan hukum Islam.
C. Fase Makkah lebih mengutamakan peperangan dan pertempuran, sedangkan fase Madinah lebih fokus pada negosiasi dengan musuh-musuh Islam.
D. Fase Makkah lebih menekankan pada pemerintahan dan pemerintahan politik, sedangkan fase Madinah lebih fokus pada ibadah dan ritual agama.
E. Fase Makkah lebih memfokuskan pada penyebaran hukum-hukum fiqih, sedangkan fase Madinah lebih pada penegakan hukum-hukum sosial.

Jawaban:
B. Fase Makkah lebih fokus pada penanaman akidah dan pembentukan moral umat, sedangkan fase Madinah lebih fokus pada penyusunan sistem pemerintahan dan hukum Islam.

Pembahasan:
Fase dakwah Rasulullah SAW di Makkah lebih menitikberatkan pada pembentukan akidah yang kokoh dan pemahaman moral umat Islam, sementara fase di Madinah lebih banyak berkaitan dengan pengaturan kehidupan sosial dan politik, serta pembentukan sistem pemerintahan Islam yang berbasis pada hukum-hukum syariah. Perbedaan ini menunjukkan perbedaan pendekatan dakwah yang sesuai dengan konteks dan kondisi masing-masing fase.

Soal Nomor 5
Dalam fikih Islam, konsep tauhid dibagi menjadi tiga aspek: Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa Sifat. Berdasarkan pemahaman Anda, bagaimana ketiga aspek tauhid tersebut berinteraksi satu sama lain dan bagaimana pengaruhnya terhadap akidah seorang Muslim?
A. Ketiga aspek tauhid tersebut berfungsi secara independen, dimana masing-masing aspek tidak berhubungan langsung dengan aspek lainnya.
B. Tauhid Rububiyah hanya berkaitan dengan penciptaan, sedangkan tauhid Uluhiyah berkaitan dengan penyembahan, dan tauhid Asma’ wa Sifat mengatur nama-nama Allah.
C. Ketiga aspek tauhid berfungsi untuk mengingatkan manusia bahwa Allah adalah Pencipta, Pengatur, dan yang patut disembah, serta memiliki sifat-sifat yang sempurna.
D. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah bisa terpisah, namun tauhid Asma’ wa Sifat selalu berhubungan dengan keduanya.
E. Aspek tauhid hanya dapat dipahami melalui pengalaman hidup, dan tidak dapat dijelaskan melalui ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis.

Jawaban:
C. Ketiga aspek tauhid berfungsi untuk mengingatkan manusia bahwa Allah adalah Pencipta, Pengatur, dan yang patut disembah, serta memiliki sifat-sifat yang sempurna.

Pembahasan:
Ketiga aspek tauhid saling berkaitan erat dalam membentuk akidah yang benar. Tauhid Rububiyah mengingatkan kita bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur alam semesta. Tauhid Uluhiyah menuntut kita untuk menyembah Allah semata, dan Tauhid Asma’ wa Sifat menegaskan bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang sempurna. Ketiga aspek ini bersama-sama mengokohkan pemahaman tauhid yang utuh dalam akidah seorang Muslim.

Soal Nomor 6
Dalam kajian peradaban Islam, kontribusi peradaban Islam terhadap ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang matematika dan astronomi, sangat signifikan. Berdasarkan pemahaman Anda tentang sejarah peradaban Islam, bagaimana sumbangan ilmuwan Muslim terhadap perkembangan ilmu pengetahuan tersebut memengaruhi peradaban Barat pada masa Renaissance?
A. Ilmuwan Muslim lebih banyak berfokus pada studi agama dan tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap ilmu pengetahuan di Barat.
B. Sumbangan ilmuwan Muslim dalam matematika dan astronomi hanya terbatas pada penerjemahan karya-karya Yunani dan Romawi kuno.
C. Karya-karya ilmuwan Muslim, seperti karya al-Khwarizmi dalam aljabar dan al-Battani dalam astronomi, memberikan landasan penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaissance.
D. Ilmuwan Muslim mengembangkan ilmu pengetahuan secara mandiri tanpa pengaruh atau kontribusi terhadap perkembangan ilmiah di Barat.
E. Pengembangan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan Muslim tidak mempengaruhi peradaban Barat karena kebanyakan karya tersebut tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.

Jawaban:
C. Karya-karya ilmuwan Muslim, seperti karya al-Khwarizmi dalam aljabar dan al-Battani dalam astronomi, memberikan landasan penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaissance.

Pembahasan:
Ilmuwan Muslim memiliki peran besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang matematika, astronomi, dan kedokteran. Karya-karya ilmuwan seperti al-Khwarizmi dalam aljabar dan al-Battani dalam astronomi diterjemahkan dan dipelajari di Eropa selama masa Renaissance, yang sangat memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Dengan demikian, peradaban Islam turut memberikan kontribusi besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan modern.

Soal Nomor 7
Hadis Rasulullah SAW tentang “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat” mengajarkan kita pentingnya ilmu dalam kehidupan. Dalam konteks pendidikan Islam, bagaimana konsep ini dapat diimplementasikan dalam masyarakat Muslim modern untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi?
A. Pendidikan Islam harus difokuskan hanya pada kajian agama dan tidak memerlukan pendidikan umum untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
B. Pendidikan Islam harus mencakup kajian agama dan ilmu pengetahuan umum, dengan penekanan pada pengembangan akhlak dan moral sebagai dasar utama.
C. Pendidikan Islam harus mengutamakan pengajaran teknologi modern sebagai bagian utama dari kurikulum tanpa mengintegrasikan nilai-nilai Islam.
D. Pendidikan Islam hanya perlu mengajarkan keterampilan praktis untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja, tanpa menekankan pentingnya ilmu agama.
E. Pendidikan Islam harus menghindari pengajaran ilmu pengetahuan dan lebih memfokuskan pada pengajaran ibadah dan ritual agama.

Jawaban:
B. Pendidikan Islam harus mencakup kajian agama dan ilmu pengetahuan umum, dengan penekanan pada pengembangan akhlak dan moral sebagai dasar utama.

Pembahasan:
Hadis ini menekankan pentingnya terus menuntut ilmu sepanjang hayat, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Dalam masyarakat Muslim modern, konsep ini dapat diimplementasikan dengan memadukan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum, sehingga dapat menghasilkan individu yang tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan dapat memberikan kontribusi positif dalam masyarakat dan dunia ilmiah.

Soal Nomor 8
Konsep tauhid dalam Islam mencakup Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa Sifat. Dalam konteks pemahaman akidah Islam, bagaimana ketiga aspek tauhid tersebut memengaruhi sikap seorang Muslim terhadap dunia, kehidupan sosial, dan hubungan dengan Allah?
A. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah bisa terpisah, tetapi tauhid Asma’ wa Sifat menjadi dasar hubungan pribadi dengan Allah.
B. Ketiga aspek tauhid mengajarkan bahwa manusia harus bertindak hanya berdasarkan apa yang tampak di dunia, tanpa memperhatikan hubungan dengan Allah.
C. Tauhid Rububiyah mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur, tauhid Uluhiyah mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, dan tauhid Asma’ wa Sifat mengajarkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna, yang kesemuanya membentuk pandangan hidup seorang Muslim.
D. Ketiga aspek tauhid terfokus hanya pada kehidupan spiritual seorang Muslim tanpa pengaruh pada kehidupan sosial dan duniawi.
E. Ketiga aspek tauhid tidak perlu dipahami secara mendalam, karena yang terpenting adalah ibadah yang dilaksanakan tanpa terlalu memperhatikan konsep-konsep tersebut.

Jawaban:
C. Tauhid Rububiyah mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur, tauhid Uluhiyah mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, dan tauhid Asma’ wa Sifat mengajarkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna, yang kesemuanya membentuk pandangan hidup seorang Muslim.

Pembahasan:
Ketiga aspek tauhid memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap dan pandangan hidup seorang Muslim. Tauhid Rububiyah mengingatkan kita akan kekuasaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, Tauhid Uluhiyah menuntut kita untuk hanya menyembah Allah semata, dan Tauhid Asma’ wa Sifat menegaskan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna. Kesemuanya ini berpengaruh langsung terhadap cara Muslim memandang dunia, kehidupan sosial, dan hubungan dengan Allah.

Soal Nomor 9
Salah satu bentuk penyimpangan akidah dalam Islam adalah syirik. Berdasarkan pemahaman Anda, bagaimana seorang Muslim seharusnya menghindari syirik dalam kehidupan sehari-hari, dan mengapa hal ini sangat penting bagi kesucian akidah?
A. Syirik hanya terjadi pada tingkatan ibadah tertentu dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang.
B. Syirik adalah tindakan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, dan seorang Muslim harus menjaga hatinya agar tidak terjerumus dalam praktik syirik, baik dalam ibadah maupun kehidupan sosial.
C. Syirik hanya berkaitan dengan ibadah ritual saja, sementara dalam kehidupan sehari-hari seseorang bebas untuk mengikuti ajaran selain Islam.
D. Syirik dapat diterima dalam situasi tertentu jika itu demi kepentingan sosial atau politik.
E. Syirik hanya dapat dihindari dengan mengikuti madzhab tertentu yang mengajarkan cara-cara menghindari syirik.

Jawaban:
B. Syirik adalah tindakan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, dan seorang Muslim harus menjaga hatinya agar tidak terjerumus dalam praktik syirik, baik dalam ibadah maupun kehidupan sosial.

Pembahasan:
Syirik merupakan penyimpangan akidah yang sangat serius dalam Islam karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Seorang Muslim harus menjaga hatinya agar tidak terjerumus dalam praktik syirik, baik dalam ibadah seperti meminta pertolongan kepada selain Allah atau dalam kehidupan sosial, seperti mempercayai hal-hal gaib atau kekuatan selain Allah. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesucian akidah dan keyakinan terhadap keesaan Allah.

Soal Nomor 10
Dalam fikih muamalah, akad jual beli memiliki banyak ketentuan yang harus dipenuhi agar sah secara hukum Islam. Berdasarkan pemahaman Anda tentang syarat sah jual beli dalam Islam, manakah dari pernyataan berikut yang paling tepat terkait dengan penerapan syarat-syarat tersebut dalam praktik jual beli modern?
A. Jual beli dalam Islam tidak memperbolehkan adanya barang atau jasa yang tidak jelas, sehingga semua transaksi yang melibatkan barang yang tidak terlihat atau tidak dapat dipastikan kualitasnya adalah batal.
B. Dalam jual beli Islam, syarat-syarat yang ketat menghalangi segala bentuk transaksi modern, seperti perdagangan saham atau kontrak elektronik.
C. Jual beli dalam Islam memperbolehkan adanya ketidakpastian dalam harga dan barang, asalkan kedua belah pihak sepakat dan tidak ada unsur penipuan atau gharar (ketidakjelasan).
D. Jual beli dalam Islam hanya sah jika dilakukan secara langsung, dan transaksi jarak jauh seperti online shopping dianggap tidak sah.
E. Jual beli dalam Islam dapat dilakukan tanpa adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli, asalkan barang yang dijual dapat diterima oleh pembeli.

Jawaban:
C. Jual beli dalam Islam memperbolehkan adanya ketidakpastian dalam harga dan barang, asalkan kedua belah pihak sepakat dan tidak ada unsur penipuan atau gharar (ketidakjelasan).

Pembahasan:
Dalam fikih muamalah, jual beli diperbolehkan selama tidak ada unsur penipuan atau gharar, yaitu ketidakjelasan yang dapat merugikan salah satu pihak. Dalam praktik jual beli modern, seperti transaksi online, meskipun ada ketidakpastian terkait barang yang tidak terlihat langsung, asalkan kedua belah pihak sepakat dan tidak ada unsur penipuan, transaksi tersebut sah dalam Islam.

Soal Nomor 11
Dalam konteks pembangunan ekonomi negara Islam, zakat memegang peranan penting. Berdasarkan pemahaman Anda tentang sistem ekonomi Islam, bagaimana zakat dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam masyarakat Muslim?
A. Zakat hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah dan tidak memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian sosial.
B. Zakat membantu mendistribusikan kekayaan dengan adil, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan bagi yang membutuhkan, yang pada gilirannya mendorong stabilitas ekonomi.
C. Zakat hanya diberikan kepada fakir miskin, tanpa memperhatikan aspek lainnya dalam pembangunan sosial-ekonomi.
D. Zakat tidak relevan dalam sistem ekonomi modern karena sistem pajak negara sudah mencakup peran yang sama.
E. Zakat lebih berfokus pada aspek spiritual dan tidak memiliki pengaruh terhadap distribusi kekayaan dalam masyarakat.

Jawaban:
B. Zakat membantu mendistribusikan kekayaan dengan adil, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan bagi yang membutuhkan, yang pada gilirannya mendorong stabilitas ekonomi.

Pembahasan:
Zakat merupakan salah satu pilar ekonomi Islam yang memiliki peran besar dalam mendistribusikan kekayaan secara adil. Dengan memberikan zakat kepada mereka yang membutuhkan, ketimpangan sosial dapat dikurangi, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan mengurangi kemiskinan. Selain itu, zakat membantu menciptakan stabilitas ekonomi dan sosial dalam masyarakat.

Soal Nomor 12
Dalam pengajaran fikih, konsep halal dan haram memiliki peran penting dalam menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang Muslim. Dalam konteks ekonomi modern, bagaimana seharusnya seorang Muslim menjalankan aktivitas ekonomi agar tetap sesuai dengan prinsip halal?
A. Seorang Muslim tidak perlu terlalu memperhatikan status halal atau haram dalam aktivitas ekonomi, yang terpenting adalah keuntungan finansial.
B. Seorang Muslim harus memastikan bahwa semua transaksi ekonomi yang dilakukan tidak melibatkan riba, gharar, atau unsur-unsur yang haram, seperti perjudian, dan tetap memperhatikan prinsip keadilan.
C. Halal dan haram hanya relevan dalam hal makanan dan minuman, sementara aktivitas ekonomi lainnya dapat dilakukan tanpa memperhatikan hukum Islam.
D. Seorang Muslim dapat menjalankan aktivitas ekonomi yang melibatkan riba dan spekulasi, karena sistem ekonomi modern mengabaikan prinsip halal dan haram.
E. Konsep halal dan haram tidak berlaku lagi dalam konteks globalisasi ekonomi, karena hukum Islam tidak relevan dalam ekonomi modern.

Jawaban:
B. Seorang Muslim harus memastikan bahwa semua transaksi ekonomi yang dilakukan tidak melibatkan riba, gharar, atau unsur-unsur yang haram, seperti perjudian, dan tetap memperhatikan prinsip keadilan.

Pembahasan:
Dalam ekonomi Islam, seorang Muslim diharuskan untuk menjalankan aktivitas ekonomi yang bebas dari unsur riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan segala bentuk transaksi yang haram, seperti perjudian. Selain itu, prinsip keadilan dan transparansi harus dijaga dalam setiap transaksi ekonomi.

Soal Nomor 13
Salah satu karakteristik penting dalam Islam adalah adanya konsep ukhuwah atau persaudaraan. Dalam konteks sosial-ekonomi, bagaimana konsep ukhuwah ini dapat diterapkan untuk memperkuat hubungan antarindividu dalam masyarakat Muslim?
A. Ukhuwah hanya berlaku untuk hubungan antara sesama Muslim, sementara hubungan dengan non-Muslim tidak membutuhkan konsep tersebut.
B. Ukhuwah mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan bekerja sama untuk kebaikan bersama, menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.
C. Ukhuwah hanya mengatur hubungan dalam lingkungan keluarga dan tidak relevan untuk hubungan di luar keluarga.
D. Ukhuwah dapat dilaksanakan hanya dalam konteks ibadah sosial seperti shalat berjamaah, tanpa pengaruh dalam kehidupan sosial-ekonomi.
E. Ukhuwah hanya memberikan kewajiban untuk saling memberi tanpa adanya hak atau tanggung jawab yang jelas antara individu.

Jawaban:
B. Ukhuwah mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan bekerja sama untuk kebaikan bersama, menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

Pembahasan:
Konsep ukhuwah dalam Islam mengajarkan pentingnya persaudaraan yang tidak terbatas pada ikatan darah, tetapi juga dalam bentuk kerja sama, saling membantu, dan mendukung kebaikan bersama. Hal ini berlaku dalam kehidupan sosial dan ekonomi, memperkuat solidaritas sosial dan menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Soal Nomor 14
Islam mengajarkan tentang pentingnya adil dalam segala aspek kehidupan. Dalam konteks ekonomi Islam, bagaimana konsep keadilan diterapkan dalam transaksi ekonomi untuk memastikan bahwa hak setiap pihak dihormati?
A. Keadilan ekonomi Islam hanya berlaku untuk transaksi yang melibatkan orang miskin, sementara transaksi antar individu kaya tidak perlu mempertimbangkan keadilan.
B. Islam mengajarkan bahwa dalam transaksi ekonomi, kedua belah pihak harus mendapatkan manfaat yang adil tanpa adanya penipuan, eksploitasi, atau ketidakadilan, dan memperhatikan hak-hak pekerja serta konsumen.
C. Keadilan hanya berlaku pada saat pembayaran zakat dan tidak mempengaruhi transaksi ekonomi lainnya.
D. Dalam transaksi ekonomi Islam, hanya satu pihak yang harus mendapatkan keuntungan yang besar, sementara pihak lain harus menerima kerugian.
E. Keadilan dalam ekonomi Islam mengabaikan transparansi dan kejujuran dalam transaksi, asalkan pihak yang lebih berkuasa mendapatkan keuntungan.

Jawaban:
B. Islam mengajarkan bahwa dalam transaksi ekonomi, kedua belah pihak harus mendapatkan manfaat yang adil tanpa adanya penipuan, eksploitasi, atau ketidakadilan, dan memperhatikan hak-hak pekerja serta konsumen.

Pembahasan:
Keadilan dalam ekonomi Islam mengharuskan kedua belah pihak dalam transaksi untuk mendapatkan hak mereka secara adil. Tidak boleh ada penipuan, eksploitasi, atau ketidakadilan. Islam juga menekankan pentingnya menjaga hak-hak pekerja, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan.

Soal Nomor 15
Salah satu prinsip dalam fikih muamalah adalah larangan terhadap riba. Dalam sistem perbankan modern, bagaimana seorang Muslim dapat menghindari riba ketika bertransaksi keuangan?
A. Seorang Muslim harus menghindari semua bentuk transaksi keuangan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya.
B. Seorang Muslim dapat terlibat dalam transaksi perbankan modern jika bank tersebut menawarkan bunga rendah atau tanpa bunga sama sekali.
C. Seorang Muslim harus memilih produk-produk perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, yang tidak melibatkan bunga (riba) dan mengikuti sistem bagi hasil.
D. Seorang Muslim tidak perlu khawatir tentang riba dalam transaksi perbankan, karena itu hanya berlaku pada transaksi uang tunai.
E. Seorang Muslim dapat terlibat dalam transaksi riba jika itu diperlukan untuk kemajuan ekonomi pribadi atau negara.

Jawaban:
C. Seorang Muslim harus memilih produk-produk perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, yang tidak melibatkan bunga (riba) dan mengikuti sistem bagi hasil.

Pembahasan:
Riba dilarang dalam Islam, dan oleh karena itu, seorang Muslim sebaiknya memilih produk perbankan syariah yang tidak melibatkan bunga. Produk perbankan syariah umumnya menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan sesuai dengan prinsip ekonomi Islam.

Soal Nomor 16
Ketika membahas tentang sejarah dakwah Rasulullah SAW, Hijrah menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan Islam. Dalam konteks peristiwa Hijrah, bagaimana seharusnya umat Islam melihat relevansi hijrah dalam kehidupan mereka saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan sosial dan politik?
A. Hijrah hanya relevan dalam konteks sejarah, tanpa memiliki pengaruh pada kehidupan sosial dan politik umat Islam saat ini.
B. Hijrah mengajarkan tentang pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam menghadapi tantangan, serta pentingnya membangun komunitas yang kuat berdasarkan iman dan persatuan untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial dan politik.
C. Hijrah hanya relevan untuk masalah spiritual, sementara masalah sosial dan politik harus diselesaikan dengan cara modern dan sekuler.
D. Hijrah mengajarkan pentingnya individualisme, sehingga umat Islam tidak perlu bergantung pada komunitas dalam menghadapi permasalahan sosial dan politik.
E. Hijrah menunjukkan bahwa umat Islam harus menghindari interaksi sosial dan politik dengan non-Muslim dalam kehidupan modern.

Jawaban:
B. Hijrah mengajarkan tentang pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam menghadapi tantangan, serta pentingnya membangun komunitas yang kuat berdasarkan iman dan persatuan untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial dan politik.

Pembahasan:
Hijrah bukan hanya merupakan peristiwa sejarah, tetapi juga memiliki nilai ajaran yang sangat relevan untuk umat Islam masa kini. Hijrah mengajarkan pentingnya perjuangan, pengorbanan, serta persatuan umat dalam menghadapi tantangan, baik dalam konteks sosial, politik, maupun dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Soal Nomor 17
Dalam kajian peradaban Islam, kontribusi ilmuwan Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat sangat signifikan. Bagaimana kontribusi para ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina dan Al-Ghazali dapat dilihat dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis modern?
A. Kontribusi ilmuwan Muslim hanya terbatas pada pengembangan ilmu agama dan tidak memiliki pengaruh terhadap ilmu pengetahuan atau filsafat modern.
B. Ibnu Sina dan Al-Ghazali memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu kedokteran, fisika, dan filsafat, dengan ide-ide mereka yang berpengaruh pada ilmuwan-ilmuwan Eropa pada masa pencerahan.
C. Kontribusi ilmuwan Muslim hanya dapat diterima dalam konteks pemikiran Islam dan tidak relevan untuk dunia modern.
D. Ibnu Sina dan Al-Ghazali berfokus pada studi agama dan tidak pernah menulis tentang ilmu pengetahuan atau filsafat.
E. Pemikiran ilmuwan Muslim tidak banyak mempengaruhi peradaban Barat, karena mereka hanya terfokus pada studi spiritual dan bukan ilmiah.

Jawaban:
B. Ibnu Sina dan Al-Ghazali memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu kedokteran, fisika, dan filsafat, dengan ide-ide mereka yang berpengaruh pada ilmuwan-ilmuwan Eropa pada masa pencerahan.

Pembahasan:
Ibnu Sina dikenal sebagai Bapa Kedokteran Modern dengan kontribusinya dalam bidang kedokteran dan filosofi, sementara Al-Ghazali memiliki pengaruh besar dalam filsafat dan teologi Islam. Pemikiran mereka tidak hanya mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di Eropa pada masa Pencerahan.

Soal Nomor 18
Berdasarkan prinsip tauhid dalam Islam, terdapat tiga aspek utama: tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa sifat. Bagaimana ketiga konsep tauhid ini memberikan pengaruh terhadap cara hidup seorang Muslim dalam hubungan vertikal dengan Allah dan horizontal dengan sesama manusia?
A. Tauhid hanya relevan dalam hubungan vertikal antara manusia dengan Allah, dan tidak memiliki pengaruh pada hubungan sosial antara sesama manusia.
B. Tauhid mengajarkan kepada seorang Muslim untuk menyadari bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur segala sesuatu (rububiyah), Allah sebagai satu-satunya yang patut disembah (uluhiyah), dan memahami sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna (asma’ wa sifat), yang semuanya berimplikasi pada hubungan yang adil dan penuh kasih sayang dalam interaksi dengan sesama manusia.
C. Tauhid lebih fokus pada hubungan seorang Muslim dengan dirinya sendiri dan tidak mempengaruhi hubungan sosial atau interaksi dengan orang lain.
D. Tauhid hanya mengajarkan pentingnya kesetiaan kepada Allah tanpa memperhatikan hubungan sosial yang adil dengan sesama manusia.
E. Tauhid mengajarkan individualisme, sehingga seorang Muslim tidak perlu mengindahkan norma sosial dalam masyarakat.

Jawaban:
B. Tauhid mengajarkan kepada seorang Muslim untuk menyadari bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur segala sesuatu (rububiyah), Allah sebagai satu-satunya yang patut disembah (uluhiyah), dan memahami sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna (asma’ wa sifat), yang semuanya berimplikasi pada hubungan yang adil dan penuh kasih sayang dalam interaksi dengan sesama manusia.

Pembahasan:
Konsep tauhid dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan hubungan vertikal antara seorang hamba dengan Allah, tetapi juga berdampak pada interaksi sosial seorang Muslim dengan sesama manusia. Dengan memahami Allah sebagai Pencipta, Pengatur, dan Tuhan yang Maha Sempurna, seorang Muslim diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap hak-hak sesama.

Soal Nomor 19
Pada masa Khulafaur Rasyidin, dakwah Islam berkembang pesat dan mencapai banyak wilayah. Bagaimana pola dakwah yang dilakukan oleh para Khulafaur Rasyidin berperan dalam penyebaran Islam, khususnya dalam mengatasi tantangan sosial dan politik di masa tersebut?
A. Dakwah Islam hanya berfokus pada penyebaran agama di kalangan orang Arab dan tidak memiliki dampak besar di luar wilayah Jazirah Arab.
B. Para Khulafaur Rasyidin berhasil menyebarkan Islam dengan pendekatan yang mengedepankan toleransi, keadilan, dan pengembangan kebijakan sosial yang mengutamakan kesejahteraan umat, sehingga Islam diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
C. Dakwah pada masa Khulafaur Rasyidin mengabaikan aspek sosial-politik, lebih fokus pada pengembangan spiritual tanpa melibatkan masyarakat secara keseluruhan.
D. Dakwah pada masa tersebut hanya berhasil di wilayah yang mayoritas penduduknya sudah Muslim dan tidak berkembang di wilayah non-Muslim.
E. Penyebaran Islam pada masa Khulafaur Rasyidin hanya berfokus pada peperangan, dengan sedikit perhatian terhadap kebijakan sosial.

Jawaban:
B. Para Khulafaur Rasyidin berhasil menyebarkan Islam dengan pendekatan yang mengedepankan toleransi, keadilan, dan pengembangan kebijakan sosial yang mengutamakan kesejahteraan umat, sehingga Islam diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

Pembahasan:
Pada masa Khulafaur Rasyidin, dakwah Islam berkembang pesat tidak hanya melalui perjuangan fisik, tetapi juga melalui kebijakan sosial yang adil, penguatan nilai-nilai keadilan, dan penghormatan terhadap keragaman. Pendekatan yang mengedepankan kesejahteraan umat dan toleransi menjadikan Islam diterima oleh banyak kalangan, bahkan di luar wilayah Arab.

Soal Nomor 20
Dalam membahas perbuatan tercela menurut Islam, terdapat banyak larangan seperti ghibah, namimah, dan riya. Dalam konteks sosial modern, bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela ini dalam kehidupan sehari-hari?
A. Seorang Muslim harus menghindari berbicara tentang orang lain sama sekali untuk menghindari ghibah dan namimah.
B. Seorang Muslim harus menyadari bahwa ghibah, namimah, dan riya tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga berdampak buruk pada spiritualitas diri, dan dengan kesadaran ini, mereka dapat menjaga integritas, kejujuran, dan kesederhanaan dalam interaksi sehari-hari.
C. Seorang Muslim harus berbicara dengan bebas tentang orang lain asalkan tidak ada niat buruk.
D. Seorang Muslim dapat melakukan riya dalam hal-hal yang menguntungkan dirinya, asalkan tidak merugikan orang lain.
E. Ghibah dan namimah tidak terlalu penting untuk dihindari dalam kehidupan modern, karena itu sudah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat.

Jawaban:
B. Seorang Muslim harus menyadari bahwa ghibah, namimah, dan riya tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga berdampak buruk pada spiritualitas diri, dan dengan kesadaran ini, mereka dapat menjaga integritas, kejujuran, dan kesederhanaan dalam interaksi sehari-hari.

Pembahasan:
Islam mengajarkan untuk menghindari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dan riya (pamer). Perbuatan-perbuatan ini merusak hubungan antar individu dan dapat mengganggu spiritualitas. Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya menjaga diri dari perilaku ini dengan memperhatikan integritas, kejujuran, dan kesederhanaan dalam kehidupan sosial.

Dapatkan Soal dan Pembahasan Lengkap Tes Dirasah Islamiyah

Dapatkan Soal dan Pembahasan Lengkap Tes Dirasah Islamiyah

Untuk soal-soal Tes Dirasah Islamiyah lebih lengkap beserta pembahasan yang mendalam, kunjungi web resmi kami di utbk.or.id. Persiapkan diri Anda dengan materi yang tepat untuk menghadapi ujian dengan percaya diri!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
X
Kategori