Jurusan Tata Boga merupakan salah satu bidang studi yang berfokus pada ilmu kuliner, mencakup teknik memasak, manajemen dapur, pengolahan makanan, serta inovasi dalam dunia kuliner. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis dalam memasak, tetapi juga aspek lain seperti nutrisi, estetika penyajian, keamanan pangan, hingga kewirausahaan di bidang kuliner.
Seiring dengan perkembangan industri makanan dan minuman (F&B) yang semakin pesat, lulusan Tata Boga memiliki peluang karier yang luas, baik di industri perhotelan, restoran, katering, hingga usaha kuliner mandiri. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat dan tren makanan modern, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang Tata Boga semakin tinggi.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Tes Masuk Jurusan Tata Boga

Agar lebih siap menghadapi ujian seleksi, penting untuk memahami kisi-kisi soal yang akan diujikan. Berikut adalah beberapa materi utama yang biasanya muncul dalam tes masuk jurusan Tata Boga.
1. Dasar-Dasar Tata Boga
Menguji pemahaman tentang pengertian tata boga, sejarah kuliner, serta prinsip dasar dalam memasak dan pengolahan makanan.
2. Teknik Pengolahan Makanan
Menguji pengetahuan tentang berbagai teknik pengolahan makanan seperti merebus, menggoreng, memanggang, mengukus, dan menumis.
3. Bahan Baku dan Karakteristiknya
Mengetahui jenis-jenis bahan makanan (hewani dan nabati), sifat fisik dan kimianya, serta cara penyimpanan yang tepat.
4. Standar Higiene dan Sanitasi dalam Pengolahan Makanan
Menguji pemahaman tentang standar kebersihan dalam pengolahan makanan, termasuk kebersihan diri, peralatan, dan lingkungan dapur.
5. Komposisi Gizi dan Nilai Nutrisi Makanan
Mengukur pengetahuan tentang kebutuhan gizi harian, perhitungan kalori, dan keseimbangan zat gizi dalam makanan.
6. Pengelolaan Dapur (Kitchen Management)
Menguji kemampuan dalam mengatur alur kerja dapur, pembagian tugas, dan pengelolaan stok bahan makanan.
7. Teknik Dekorasi dan Penyajian Makanan
Mengukur kreativitas dalam penyajian makanan, seperti plating, garnish, dan penggunaan warna serta tekstur dalam hidangan.
8. Pengolahan Kue dan Pastry
Menguji kemampuan dalam membuat kue, pastry, dan roti, termasuk teknik mencampur, menguleni, dan memanggang adonan.
9. Teknik Membuat Masakan Tradisional
Menguji kemampuan dalam membuat hidangan tradisional Indonesia, termasuk pemilihan bahan dan bumbu khas daerah.
10. Teknik Membuat Masakan Internasional
Menguji kemampuan dalam membuat hidangan internasional seperti masakan Asia, Eropa, dan Timur Tengah dengan teknik dan bahan yang sesuai.
11. Pengelolaan Biaya dan Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)
Menguji kemampuan dalam menghitung biaya bahan, tenaga kerja, dan operasional untuk menentukan harga jual makanan.
12. Minuman dan Teknik Penyajian
Menguji kemampuan dalam membuat minuman (hot dan cold beverages) serta teknik penyajian yang menarik.
13. Keamanan Pangan (Food Safety)
Mengetahui prinsip keamanan pangan seperti suhu penyimpanan, masa simpan bahan makanan, dan cara mencegah kontaminasi makanan.
14. Teknik Pengolahan Daging, Ikan, dan Unggas
Menguji pengetahuan tentang cara memotong, membersihkan, dan memasak daging, ikan, dan unggas sesuai dengan standar kuliner.
15. Penyusunan Menu dan Perencanaan Hidangan
Menguji kemampuan dalam menyusun menu yang seimbang, variasi makanan, serta kombinasi rasa, warna, dan tekstur dalam satu hidangan.
16. Etika dan Pelayanan dalam Industri Kuliner
Menguji pemahaman tentang sikap profesional dalam pelayanan makanan, seperti penanganan pelanggan dan tata krama di industri kuliner.
17. Pengenalan Alat dan Peralatan Dapur
Mengetahui jenis-jenis alat dapur, fungsi, dan cara penggunaannya, termasuk peralatan modern dan tradisional.
18. Teknik Pengolahan Saus dan Kaldu
Menguji kemampuan dalam membuat saus dasar (seperti béchamel dan velouté) serta teknik pembuatan kaldu.
Contoh Soal Tes Masuk Jurusan Tata Boga

Untuk dapat diterima di jurusan Tata Boga, calon mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi tes seleksi. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman tentang dasar-dasar kuliner, gizi, manajemen dapur, serta keterampilan akademik seperti matematika dan logika dasar.
Berikut ini adalah beberapa contoh soal yang sering muncul dalam tes masuk jurusan Tata Boga, yang dapat membantu calon mahasiswa dalam memahami pola soal dan meningkatkan kesiapan mereka.
Soal No. 1
Seorang chef sedang mempersiapkan hidangan utama untuk acara formal yang dihadiri oleh tamu-tamu penting. Dalam proses persiapan, chef tersebut memilih teknik memasak sous vide, yaitu metode memasak dengan suhu rendah dalam waktu lama menggunakan kemasan vakum. Teknik ini dipilih agar daging tetap empuk, juicy, dan memiliki tekstur yang konsisten.
Namun, salah satu tantangan utama dalam penggunaan teknik ini adalah keamanan pangan, terutama terkait pertumbuhan bakteri yang berbahaya jika suhu penyimpanan atau pemasakan tidak tepat. Berdasarkan prinsip keamanan pangan dan teknik memasak yang benar, manakah pernyataan yang paling tepat terkait teknik sous vide?
A. Daging yang dimasak dengan teknik sous vide harus segera disajikan setelah proses pemasakan selesai untuk menghindari kontaminasi silang.
B. Teknik sous vide tidak memerlukan kontrol suhu yang ketat, karena proses memasaknya sudah berlangsung dalam waktu lama.
C. Bakteri patogen seperti Clostridium botulinum dapat berkembang dalam kondisi anaerobik, sehingga suhu pemasakan harus minimal 54°C untuk daging merah.
D. Penggunaan plastik vakum dalam teknik sous vide aman untuk semua jenis bahan plastik tanpa perlu mempertimbangkan kandungan BPA atau zat kimia lainnya.
E. Teknik sous vide hanya digunakan untuk memasak daging dan tidak dapat diterapkan untuk sayuran atau bahan makanan lainnya.
Jawaban:
C. Bakteri patogen seperti Clostridium botulinum dapat berkembang dalam kondisi anaerobik, sehingga suhu pemasakan harus minimal 54°C untuk daging merah.
Pembahasan:
Sous vide adalah teknik memasak yang dilakukan dalam suhu rendah dan waktu lama, biasanya antara 50-65°C, tergantung pada jenis bahan makanan. Karena prosesnya menggunakan kemasan vakum, lingkungan menjadi anaerobik (tanpa oksigen), yang dapat memicu pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum. Oleh karena itu, suhu minimal untuk memasak daging merah dengan metode ini harus setidaknya 54°C untuk memastikan keamanan pangan.
- Jawaban A salah, karena makanan yang dimasak dengan sous vide dapat didinginkan dengan cepat (shock cooling) dan disimpan dengan aman sebelum disajikan.
- Jawaban B salah, karena suhu dalam teknik sous vide harus dikontrol dengan ketat untuk menghindari pertumbuhan bakteri berbahaya.
- Jawaban D salah, karena tidak semua plastik aman untuk sous vide; plastik yang digunakan harus food-grade dan bebas BPA.
- Jawaban E salah, karena teknik sous vide juga digunakan untuk memasak sayuran, telur, bahkan buah-buahan dengan hasil yang optimal.
Soal No. 2
Seorang pengusaha kuliner ingin membuka restoran dengan konsep fine dining yang menonjolkan menu khas Indonesia dengan sentuhan modern. Salah satu tantangan yang dihadapinya adalah menyusun menu yang seimbang secara gizi, menarik dari segi tampilan, serta sesuai dengan preferensi pelanggan. Dalam proses penyusunan menu, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti kombinasi rasa, warna, tekstur, dan nilai gizi dari setiap hidangan yang disajikan.
Sebagai seorang ahli Tata Boga, langkah manakah yang paling tepat dalam menyusun menu yang memenuhi standar keseimbangan gizi, estetika, dan keunikan rasa?
A. Mengutamakan penggunaan bahan lokal yang memiliki warna mencolok untuk meningkatkan daya tarik visual tanpa mempertimbangkan keseimbangan gizi.
B. Menyusun menu berdasarkan satu kategori bahan utama (misalnya hanya berbasis protein hewani) untuk menjaga cita rasa otentik dan konsistensi penyajian.
C. Memastikan bahwa setiap hidangan mengandung kombinasi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta mempertimbangkan harmoni warna dan tekstur dalam penyajian.
D. Mengadaptasi menu restoran terkenal dari luar negeri tanpa modifikasi, agar mendapatkan cita rasa yang lebih diterima oleh pelanggan modern.
E. Memilih hidangan yang mudah dibuat dan tidak memerlukan banyak bahan, agar operasional dapur lebih efisien meskipun nilai gizinya kurang seimbang.
Jawaban:
C. Memastikan bahwa setiap hidangan mengandung kombinasi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta mempertimbangkan harmoni warna dan tekstur dalam penyajian.
Pembahasan:
Dalam dunia kuliner, terutama di restoran fine dining, penyusunan menu tidak hanya mengutamakan rasa tetapi juga nilai gizi, estetika penyajian, dan keseimbangan tekstur serta warna.
- Jawaban A salah, karena warna yang menarik memang penting, tetapi nilai gizi tetap menjadi prioritas utama dalam penyusunan menu.
- Jawaban B salah, karena menu yang hanya berfokus pada satu jenis bahan utama (misalnya hanya protein) bisa menyebabkan ketidakseimbangan gizi.
- Jawaban D salah, karena menu harus disesuaikan dengan selera lokal dan kebutuhan gizi pelanggan, bukan hanya mengadaptasi dari luar negeri tanpa penyesuaian.
- Jawaban E salah, karena efisiensi operasional memang penting, tetapi mengorbankan keseimbangan gizi bukanlah langkah yang tepat.
Soal No. 3
Dalam industri kuliner, standar higiene dan sanitasi sangat penting untuk memastikan keamanan pangan serta mencegah kontaminasi makanan. Seorang manajer dapur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh staf dapur memahami dan menerapkan standar kebersihan yang ketat. Salah satu aspek penting dalam menjaga sanitasi adalah pencegahan kontaminasi silang, yang dapat terjadi ketika bakteri berpindah dari satu bahan ke bahan lainnya melalui peralatan atau tangan yang tidak bersih.
Dari pilihan berikut, manakah yang merupakan prosedur terbaik untuk mencegah kontaminasi silang di dapur profesional?
A. Menggunakan papan pemotong yang sama untuk semua jenis bahan makanan agar lebih efisien dalam proses memasak.
B. Mencuci tangan hanya setelah memegang bahan mentah, tanpa perlu membersihkan peralatan dapur sebelum menggunakannya kembali.
C. Memisahkan bahan mentah dan matang, serta menggunakan peralatan yang berbeda untuk menangani daging, sayuran, dan makanan siap saji.
D. Menyimpan semua bahan makanan dalam satu wadah besar di dalam lemari pendingin agar mudah diakses saat proses memasak.
E. Menggunakan lap dapur yang sama untuk membersihkan meja kerja, tangan, dan peralatan dapur setelah digunakan.
Jawaban:
C. Memisahkan bahan mentah dan matang, serta menggunakan peralatan yang berbeda untuk menangani daging, sayuran, dan makanan siap saji.
Pembahasan:
Kontaminasi silang adalah salah satu penyebab utama keracunan makanan dan dapat terjadi melalui peralatan, tangan, atau lingkungan dapur yang tidak higienis. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah memisahkan bahan mentah dan matang, serta menggunakan peralatan yang berbeda untuk masing-masing jenis bahan makanan.
- Jawaban A salah, karena menggunakan satu papan pemotong untuk semua bahan dapat meningkatkan risiko perpindahan bakteri dari daging mentah ke sayuran atau makanan matang.
- Jawaban B salah, karena mencuci tangan saja tidak cukup; peralatan dapur juga harus dibersihkan dengan baik sebelum digunakan kembali.
- Jawaban D salah, karena mencampur semua bahan dalam satu wadah di lemari pendingin dapat menyebabkan kontaminasi silang antara bahan yang berbeda.
- Jawaban E salah, karena menggunakan satu lap dapur untuk berbagai keperluan justru menyebarkan kuman ke area yang lebih luas.
Soal No. 4
Dalam industri kuliner, pengolahan bahan baku harus memperhatikan karakteristik bahan makanan agar kualitas dan keamanannya tetap terjaga. Seorang koki ingin menyimpan daging sapi dalam lemari pendingin untuk digunakan dalam beberapa hari ke depan. Jika daging tidak disimpan dengan benar, maka dapat terjadi perubahan warna, tekstur, dan bahkan kontaminasi bakteri yang membahayakan kesehatan konsumen.
Berdasarkan prinsip penyimpanan bahan makanan, bagaimana cara terbaik untuk menyimpan daging sapi agar tetap segar dan aman dikonsumsi?
A. Menyimpan daging di suhu ruang terbuka agar tidak terlalu keras saat akan dimasak.
B. Meletakkan daging langsung di rak bagian atas lemari es tanpa kemasan tambahan untuk mempercepat pendinginan.
C. Menyimpan daging dalam wadah kedap udara atau membungkusnya dengan plastik wrap sebelum diletakkan di freezer.
D. Mencampur daging dengan bahan makanan lain di dalam satu wadah untuk menghemat ruang penyimpanan.
E. Merendam daging dalam air dingin sebelum menyimpannya di lemari es untuk menjaga kelembapan.
Jawaban:
C. Menyimpan daging dalam wadah kedap udara atau membungkusnya dengan plastik wrap sebelum diletakkan di freezer.
Pembahasan:
Daging sapi yang tidak disimpan dengan baik dapat mengalami pembusukan, perubahan warna, serta pertumbuhan bakteri. Penyimpanan yang benar harus memperhatikan beberapa aspek:
- Suhu penyimpanan: Daging harus disimpan di bawah 4°C di lemari es atau di bawah -18°C di freezer untuk memperpanjang masa simpannya.
- Pengemasan yang tepat: Menutup daging dengan plastik wrap atau menyimpannya dalam wadah kedap udara dapat mengurangi paparan udara dan mencegah kontaminasi silang.
- Jawaban A salah, karena menyimpan daging di suhu ruang meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri.
- Jawaban B salah, karena meletakkan daging tanpa kemasan bisa menyebabkan kontaminasi silang dengan bahan makanan lain.
- Jawaban D salah, karena mencampur daging dengan bahan makanan lain dapat menyebabkan perpindahan bakteri.
- Jawaban E salah, karena merendam daging dalam air justru dapat merusak teksturnya dan mempercepat pertumbuhan bakteri.
Soal No. 5
Seorang chef pastry ingin membuat croissant dengan tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam. Salah satu teknik penting dalam pembuatan croissant adalah proses laminasi adonan, yang melibatkan lipatan berulang dengan lapisan mentega di antara adonan.
Agar croissant memiliki hasil yang sempurna, apa faktor utama yang harus diperhatikan dalam proses laminasi adonan?
A. Menggunakan mentega yang dilelehkan sebelum dilipat ke dalam adonan agar lebih mudah menyerap.
B. Melakukan lipatan adonan pada suhu ruang agar lebih lentur dan mudah dibentuk.
C. Mendinginkan adonan setelah setiap lipatan untuk menjaga lapisan mentega tetap solid dan tidak bercampur dengan adonan.
D. Menguleni adonan dengan kuat setelah mentega dimasukkan untuk memastikan adonan tercampur rata.
E. Menambahkan air es ke dalam adonan untuk mempercepat proses fermentasi dan menghasilkan tekstur lebih empuk.
Jawaban:
C. Mendinginkan adonan setelah setiap lipatan untuk menjaga lapisan mentega tetap solid dan tidak bercampur dengan adonan.
Pembahasan:
Teknik laminasi adonan pada croissant bertujuan untuk menciptakan lapisan-lapisan tipis mentega di antara adonan, yang akan menghasilkan tekstur renyah saat dipanggang.
- Jawaban A salah, karena mentega harus tetap dalam bentuk padat, bukan dilelehkan, agar dapat membentuk lapisan yang jelas.
- Jawaban B salah, karena adonan yang dikerjakan pada suhu ruang bisa membuat mentega meleleh dan bercampur dengan adonan, menghilangkan lapisan yang diinginkan.
- Jawaban D salah, karena menguleni adonan setelah mentega dimasukkan justru merusak struktur laminasi.
- Jawaban E salah, karena air es tidak berpengaruh pada laminasi, melainkan lebih berperan dalam mengontrol suhu fermentasi adonan.
Soal No. 6
Dalam industri kuliner, teknik pengolahan saus sangat penting untuk meningkatkan cita rasa hidangan. Salah satu jenis saus dasar dalam masakan Prancis adalah béchamel, yang terbuat dari campuran mentega, tepung, dan susu.
Agar menghasilkan béchamel yang halus dan tidak menggumpal, langkah mana yang paling tepat dilakukan saat memasak saus ini?
A. Memasukkan semua bahan sekaligus dan mengaduk cepat agar saus cepat mengental.
B. Menambahkan susu sedikit demi sedikit ke dalam roux sambil terus diaduk agar saus tetap halus.
C. Menggunakan suhu tinggi saat memasak agar saus cepat matang dan tidak terlalu cair.
D. Memasak saus dengan api kecil tetapi tanpa diaduk agar tidak menghasilkan buih.
E. Menambahkan tepung setelah susu dimasukkan agar saus lebih mudah mengental.
Jawaban:
B. Menambahkan susu sedikit demi sedikit ke dalam roux sambil terus diaduk agar saus tetap halus.
Pembahasan:
Saus béchamel dibuat dengan teknik roux, yaitu campuran tepung dan mentega yang dimasak sebelum ditambahkan susu. Untuk mendapatkan saus yang halus:
- Susu harus ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk, agar tepung bisa larut dengan baik tanpa menggumpal.
- Menggunakan api sedang juga membantu mengontrol konsistensi saus tanpa membuatnya gosong.
- Jawaban A salah, karena mencampur semua bahan sekaligus bisa membuat tepung menggumpal.
- Jawaban C salah, karena suhu tinggi bisa membuat saus cepat matang tetapi kurang halus.
- Jawaban D salah, karena saus harus terus diaduk agar tidak terbentuk gumpalan.
- Jawaban E salah, karena tepung harus dimasak terlebih dahulu bersama mentega dalam bentuk roux sebelum ditambahkan susu.
Soal No. 7
Dalam industri tata boga, plating dan garnishing memainkan peran penting dalam meningkatkan daya tarik hidangan. Seorang chef ingin menyajikan steak dengan presentasi yang menggugah selera dan profesional.
Dari pilihan berikut, manakah prinsip plating yang paling tepat untuk menciptakan tampilan hidangan yang estetis?
A. Menempatkan semua elemen makanan di tengah piring tanpa memperhatikan keseimbangan warna dan komposisi.
B. Menggunakan piring dengan warna mencolok agar perhatian pelanggan langsung tertuju pada hidangan.
C. Menggunakan aturan “rule of thirds” dalam komposisi penyajian untuk menciptakan harmoni visual.
D. Menggunakan banyak saus dan garnish secara acak untuk membuat piring terlihat lebih penuh.
E. Memastikan makanan tersusun dalam satu lapisan tanpa variasi tinggi rendah agar lebih rapi.
Jawaban:
C. Menggunakan aturan “rule of thirds” dalam komposisi penyajian untuk menciptakan harmoni visual.
Pembahasan:
Dalam plating profesional, aturan “rule of thirds” digunakan untuk menciptakan komposisi yang menarik secara visual. Teknik ini membagi piring menjadi tiga bagian, di mana elemen makanan ditempatkan dengan keseimbangan yang baik antara warna, tekstur, dan bentuk.
- Jawaban A salah, karena penyajian di tengah tanpa perencanaan dapat terlihat kurang menarik.
- Jawaban B salah, karena warna piring harus dipilih agar mendukung tampilan makanan, bukan mengalihkan perhatian.
- Jawaban D salah, karena penggunaan garnish yang berlebihan bisa mengganggu estetika hidangan.
- Jawaban E salah, karena variasi tinggi rendah dalam plating bisa menambah daya tarik visual.
Soal No. 8
Dalam industri pastry dan bakery, fermentasi adonan roti adalah proses penting yang mempengaruhi tekstur dan rasa roti. Proses ini melibatkan aktivitas ragi yang menghasilkan gas sehingga adonan mengembang.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses fermentasi adonan roti adalah:
A. Jumlah garam yang lebih banyak agar ragi bekerja lebih cepat.
B. Pemilihan jenis tepung dengan kandungan protein rendah agar adonan lebih lembut.
C. Suhu dan kelembapan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan ragi.
D. Menambahkan mentega dalam jumlah besar sejak awal untuk mempercepat fermentasi.
E. Menggunakan air es dalam adonan agar ragi tidak bekerja terlalu cepat.
Jawaban: C. Suhu dan kelembapan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan ragi.
Pembahasan:
Suhu dan kelembapan lingkungan sangat mempengaruhi fermentasi. Ragi memerlukan suhu optimal sekitar 27-32°C agar dapat berkembang dengan baik. Kelembapan yang cukup juga penting agar adonan tidak kering selama fermentasi.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Garam dalam jumlah banyak justru menghambat kerja ragi.
- Tepung dengan protein rendah tidak ideal untuk fermentasi karena kurang elastis.
- Mentega dalam jumlah besar sejak awal dapat menghambat pengembangan gluten.
- Air es memperlambat kerja ragi, bukan mempercepat fermentasi.
Soal No. 9
Dalam penyajian makanan, higienitas peralatan dapur sangat penting untuk menjaga keamanan pangan. Salah satu cara yang efektif untuk mencegah kontaminasi bakteri pada pisau dapur adalah:
A. Mencuci pisau dengan air biasa setelah digunakan.
B. Menggunakan pisau yang sama untuk memotong daging mentah dan sayuran agar lebih efisien.
C. Menyimpan pisau dalam keadaan kering setelah dicuci dengan sabun.
D. Menggunakan lap dapur yang sama untuk membersihkan pisau dan meja kerja.
E. Menyimpan pisau di tempat terbuka tanpa perlindungan untuk memudahkan akses.
Jawaban: C. Menyimpan pisau dalam keadaan kering setelah dicuci dengan sabun.
Pembahasan:
Pisau harus dicuci dengan sabun dan dikeringkan sebelum disimpan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Penyimpanan dalam keadaan kering mengurangi risiko kontaminasi mikroba.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Air biasa tidak cukup untuk menghilangkan bakteri.
- Menggunakan pisau yang sama untuk bahan mentah dan matang berisiko menyebabkan kontaminasi silang.
- Lap dapur yang sama dapat menyebarkan bakteri jika tidak diganti atau dibersihkan dengan baik.
- Menyimpan pisau di tempat terbuka tanpa perlindungan meningkatkan risiko terkena debu dan kotoran.
Soal No. 10
Dalam teknik memasak, sous vide adalah metode yang digunakan untuk memasak bahan makanan dalam kantong vakum pada suhu rendah dalam waktu lama. Teknik ini bertujuan untuk:
A. Memasak makanan lebih cepat dengan suhu tinggi.
B. Menjaga konsistensi kematangan dan mempertahankan kelembapan makanan.
C. Menghasilkan makanan yang lebih garing di bagian luar.
D. Memasak makanan tanpa perlu memperhatikan suhu.
E. Mengurangi waktu pemasakan daging hingga setengahnya.
Jawaban: B. Menjaga konsistensi kematangan dan mempertahankan kelembapan makanan.
Pembahasan:
Sous vide menggunakan suhu rendah untuk memastikan makanan matang secara merata tanpa kehilangan kelembapan. Makanan yang dimasak dengan metode ini memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan metode pemasakan biasa.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Teknik ini bukan untuk memasak cepat, tetapi untuk mempertahankan kelembapan.
- Tidak menghasilkan makanan yang garing karena makanan dimasak dalam kantong vakum.
- Memerlukan pengendalian suhu yang ketat agar hasilnya konsisten.
- Justru membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan metode memasak biasa.
Soal No. 11
Dalam industri restoran, food cost adalah faktor penting dalam menentukan harga jual makanan. Seorang chef ingin menghitung persentase food cost dari sebuah hidangan yang memiliki harga bahan baku Rp 25.000 dan dijual dengan harga Rp 100.000.
Bagaimana cara menghitung persentase food cost yang benar?
A. 25%
B. 400%
C. 62,5%
D. 75%
E. 10%
Jawaban: A. 25%
Pembahasan:
Persentase food cost diperoleh dengan membandingkan harga bahan baku dengan harga jual makanan. Dalam kasus ini, biaya bahan baku Rp 25.000 dibandingkan dengan harga jual Rp 100.000, menghasilkan food cost sebesar 25%.
Jawaban lain kurang tepat karena perhitungannya tidak sesuai dengan prinsip dasar food cost.
Soal No. 12
Dalam pembuatan kue, teknik creaming method sering digunakan untuk mendapatkan tekstur yang lembut dan mengembang. Langkah utama dalam metode ini adalah:
A. Mencampur semua bahan sekaligus dan mengaduk hingga merata.
B. Mengocok mentega dan gula terlebih dahulu hingga mengembang sebelum menambahkan bahan lain.
C. Menambahkan telur ke dalam adonan sebelum mencampurkan mentega dan gula.
D. Memanaskan bahan cair terlebih dahulu sebelum dicampurkan ke dalam adonan.
E. Menggunakan tepung berprotein tinggi agar kue lebih kenyal.
Jawaban: B. Mengocok mentega dan gula terlebih dahulu hingga mengembang sebelum menambahkan bahan lain.
Pembahasan:
Creaming method adalah teknik di mana mentega dan gula dikocok hingga mengembang sebelum menambahkan bahan lain. Proses ini menciptakan gelembung udara dalam adonan, sehingga kue yang dihasilkan memiliki tekstur lembut.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Mencampur semua bahan sekaligus akan menghasilkan adonan yang padat dan kurang mengembang.
- Telur biasanya ditambahkan setelah mentega dan gula dikocok, bukan sebelumnya.
- Pemanasan bahan cair tidak diperlukan dalam metode ini.
- Tepung berprotein tinggi lebih cocok untuk roti daripada untuk kue yang lembut.
Soal No. 13
Salah satu tantangan dalam industri makanan adalah menghindari cross-contamination atau kontaminasi silang. Berikut adalah praktik yang dapat membantu mencegah kontaminasi silang di dapur:
A. Menggunakan talenan yang sama untuk daging mentah dan sayuran.
B. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bahan makanan mentah.
C. Menyimpan daging mentah di rak atas dalam lemari pendingin agar mudah diambil.
D. Menggunakan kembali minyak bekas untuk menggoreng makanan lain.
E. Menyimpan bahan makanan mentah dan matang dalam wadah yang sama agar praktis.
Jawaban: B. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bahan makanan mentah.
Pembahasan:
Mencuci tangan adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran bakteri dari bahan mentah ke bahan makanan lain. Hal ini mengurangi risiko kontaminasi silang yang dapat menyebabkan penyakit akibat makanan.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Menggunakan talenan yang sama meningkatkan risiko kontaminasi.
- Daging mentah harus disimpan di rak bawah untuk mencegah cairannya menetes ke makanan lain.
- Minyak bekas bisa mengandung sisa makanan dan mengubah rasa serta kualitas makanan baru.
- Mencampur bahan mentah dan matang berisiko menyebabkan kontaminasi silang.
Soal No. 14
Dalam penyimpanan makanan, metode first in, first out (FIFO) sangat dianjurkan. Prinsip FIFO dalam manajemen stok bahan makanan berarti:
A. Bahan makanan yang lebih baru harus digunakan terlebih dahulu.
B. Bahan makanan yang lebih lama harus digunakan terlebih dahulu sebelum yang baru.
C. Semua bahan makanan harus digunakan secara bersamaan tanpa urutan tertentu.
D. Produk makanan dengan harga lebih murah harus digunakan terlebih dahulu.
E. Makanan yang lebih sulit diolah harus disimpan lebih lama.
Jawaban: B. Bahan makanan yang lebih lama harus digunakan terlebih dahulu sebelum yang baru.
Pembahasan:
FIFO memastikan bahwa bahan makanan yang pertama kali masuk ke dalam stok harus digunakan terlebih dahulu untuk mencegah pemborosan dan kerusakan makanan.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Bahan baru tidak boleh digunakan terlebih dahulu jika masih ada stok lama yang harus dihabiskan.
- Tidak boleh digunakan tanpa urutan karena bisa menyebabkan bahan lama kadaluarsa.
- Harga tidak menentukan urutan pemakaian bahan makanan.
- Makanan yang sulit diolah tetap harus digunakan sesuai dengan prinsip FIFO.
Soal No. 15
Dalam pembuatan roti, proses proofing dilakukan setelah adonan diuleni dan dibentuk. Tujuan utama dari proses proofing adalah:
A. Memadatkan adonan agar hasil roti lebih keras.
B. Memberikan waktu bagi ragi untuk menghasilkan gas dan mengembangkan adonan.
C. Meningkatkan kadar gluten dalam adonan agar lebih elastis.
D. Menghilangkan udara dalam adonan sebelum dipanggang.
E. Mencegah adonan menjadi terlalu lembut saat dipanggang.
Jawaban: B. Memberikan waktu bagi ragi untuk menghasilkan gas dan mengembangkan adonan.
Pembahasan:
Proofing adalah tahap fermentasi akhir sebelum pemanggangan, di mana ragi menghasilkan gas karbon dioksida yang membuat adonan mengembang dan menciptakan tekstur lembut dalam roti.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Proofing tidak bertujuan untuk memadatkan adonan.
- Gluten terbentuk saat pengulenan, bukan saat proofing.
- Menghilangkan udara dilakukan dengan punching down, bukan proofing.
- Adonan yang terlalu lembut lebih dipengaruhi oleh kadar air dan metode pencampuran.
Soal No. 16
Panas yang digunakan dalam pemanggangan kue dan roti berasal dari berbagai metode pemindahan panas. Jenis pemindahan panas yang terjadi melalui udara panas dalam oven disebut:
A. Konduksi
B. Konveksi
C. Radiasi
D. Evaporasi
E. Sublimasi
Jawaban: B. Konveksi
Pembahasan:
Konveksi adalah proses perpindahan panas melalui udara atau cairan yang bergerak. Dalam oven, udara panas yang bersirkulasi membantu memanggang kue atau roti secara merata.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Konduksi terjadi saat panas berpindah langsung melalui kontak, seperti panci di atas kompor.
- Radiasi terjadi melalui gelombang panas, seperti dalam pemanggang infra merah.
- Evaporasi adalah proses penguapan cairan, bukan pemindahan panas utama dalam oven.
- Sublimasi adalah perubahan zat padat langsung menjadi gas, yang tidak relevan dalam pemanggangan.
Soal No. 17
Saat membuat saus berbasis mentega, teknik emulsifikasi sering digunakan agar saus tetap stabil. Faktor yang paling penting untuk menjaga stabilitas emulsi adalah:
A. Menggunakan air dalam jumlah banyak agar lebih encer.
B. Mengocok atau mengaduk dengan kecepatan stabil.
C. Menambahkan garam dalam jumlah besar untuk menjaga kestabilan.
D. Memasak saus dengan suhu tinggi agar lebih cepat mengental.
E. Menghindari penggunaan bahan berlemak agar emulsi tidak pecah.
Jawaban: B. Mengocok atau mengaduk dengan kecepatan stabil.
Pembahasan:
Emulsifikasi adalah proses pencampuran dua cairan yang tidak mudah bercampur, seperti air dan lemak. Pengadukan dengan kecepatan stabil membantu mendistribusikan partikel lemak secara merata agar emulsi tidak pecah.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Air dalam jumlah banyak justru bisa memisahkan emulsi.
- Garam tidak secara langsung menjaga emulsi tetap stabil.
- Suhu tinggi bisa menyebabkan emulsi pecah karena lemak terpisah dari cairan.
- Lemak diperlukan dalam emulsi, bukan dihindari.
Soal No. 18
Dalam pengelolaan dapur profesional, terdapat sistem mise en place, yang berarti:
A. Teknik memasak dengan api besar untuk menciptakan rasa panggangan.
B. Proses mempersiapkan semua bahan dan alat sebelum memasak.
C. Metode menyimpan makanan dalam suhu tinggi agar tetap steril.
D. Teknik pencampuran bahan makanan dengan cara dilumatkan.
E. Strategi penyajian makanan dalam porsi kecil dengan tampilan menarik.
Jawaban: B. Proses mempersiapkan semua bahan dan alat sebelum memasak.
Pembahasan:
Mise en place adalah konsep penting dalam kuliner yang berarti “menempatkan segala sesuatu di tempatnya.” Ini mencakup persiapan bahan, peralatan, dan alat memasak sebelum proses memasak dimulai agar efisien dan rapi.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Teknik memasak dengan api besar disebut searing, bukan mise en place.
- Penyimpanan makanan dalam suhu tinggi termasuk dalam teknik sterilisasi.
- Melumatkan bahan makanan lebih tepat disebut pureeing.
- Strategi penyajian makanan dalam porsi kecil dikenal sebagai plating atau garnishing.
Soal No. 19
Dalam teknik pemotongan sayuran, istilah julienne mengacu pada bentuk potongan:
A. Dadu kecil dengan ukuran seragam.
B. Tipis seperti korek api panjang.
C. Tebal dan besar seperti potongan kentang goreng.
D. Sangat halus seperti bubuk atau pasta.
E. Bulat dan pipih seperti irisan tomat.
Jawaban: B. Tipis seperti korek api panjang.
Pembahasan:
Julienne adalah teknik pemotongan sayuran menjadi bentuk korek api dengan ukuran sekitar 3-5 cm panjang dan sangat tipis.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Potongan dadu kecil disebut brunoise.
- Potongan tebal seperti kentang goreng disebut batonnet.
- Potongan sangat halus menjadi bubuk atau pasta lebih dikenal dengan mashing atau pounding.
- Potongan bulat dan pipih disebut rondelle atau slice.
Soal No. 20
Dalam pembuatan kaldu, teknik skimming dilakukan dengan tujuan:
A. Menambah rasa gurih dengan memasukkan lebih banyak bumbu.
B. Menghilangkan kotoran dan lemak yang mengapung di permukaan.
C. Mempercepat proses pemasakan dengan suhu tinggi.
D. Membuat warna kaldu menjadi lebih pekat.
E. Mencampurkan semua bahan dengan cepat agar lebih merata.
Jawaban: B. Menghilangkan kotoran dan lemak yang mengapung di permukaan.
Pembahasan:
Skimming adalah proses mengangkat buih, kotoran, dan lemak dari permukaan kaldu agar hasilnya lebih jernih dan berkualitas.
Jawaban lain kurang tepat karena:
- Menambah bumbu bukan bagian dari skimming.
- Suhu tinggi justru bisa membuat kaldu menjadi keruh, bukan lebih baik.
- Warna kaldu ditentukan oleh jenis bahan yang digunakan, bukan oleh skimming.
- Pencampuran bahan dengan cepat tidak ada hubungannya dengan teknik ini.
Persiapkan Diri untuk Tes Masuk Jurusan Tata Boga

Menghadapi tes masuk jurusan Tata Boga memerlukan persiapan yang matang, terutama dalam memahami konsep dasar kuliner, teknik memasak, standar kebersihan, serta manajemen dapur. Soal-soal yang diujikan sering kali menguji pemahaman secara mendalam dengan pendekatan berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills), sehingga diperlukan latihan yang terarah dan komprehensif.
Untuk mendapatkan kumpulan soal yang lebih lengkap beserta pembahasannya, kunjungi utbk.or.id atau klik banner di atas. Dengan berlatih secara konsisten, peluang untuk lolos seleksi dan masuk ke jurusan Tata Boga semakin besar.