Memasuki dunia Ilmu Keperawatan membutuhkan kesiapan akademik yang baik, terutama dalam menghadapi tes seleksi masuk. Tes ini tidak hanya menguji pemahaman Anda dalam mata pelajaran seperti biologi, kimia, dan fisika, tetapi juga kemampuan berpikir kritis serta penalaran logis yang relevan dengan profesi keperawatan. Oleh karena itu, latihan soal menjadi salah satu cara terbaik untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan peluang lolos seleksi.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan lebih dari 110 soal tes masuk Ilmu Keperawatan lengkap dengan pembahasannya. Soal-soal ini dirancang untuk membantu Anda memahami pola pertanyaan yang sering muncul serta strategi dalam menjawabnya.
Table of Contents
ToggleApa Itu Jurusan Ilmu Keperawatan
Ilmu Keperawatan adalah bidang studi yang mempelajari cara memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Jurusan ini mengajarkan berbagai aspek keperawatan, mulai dari anatomi dan fisiologi tubuh manusia, farmakologi, hingga keterampilan klinis seperti perawatan pasien, penanganan gawat darurat, dan manajemen keperawatan. Selain itu, mahasiswa juga dibekali dengan etika profesi serta keterampilan komunikasi yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan secara holistik.
Lulusan Ilmu Keperawatan memiliki peluang karir yang luas, baik di rumah sakit, klinik, puskesmas, maupun lembaga kesehatan lainnya. Mereka dapat bekerja sebagai perawat profesional, peneliti di bidang kesehatan, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk menjadi dosen maupun spesialis keperawatan. Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan, jurusan ini menjadi pilihan yang menjanjikan bagi Anda yang ingin berkontribusi dalam dunia medis dan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Materi Yang Harus Dipelajari Untuk Tes Masuk Ilmu Keperawatan
Untuk mempersiapkan diri secara komprehensif menghadapi tes masuk jurusan Ilmu Keperawatan, berikut adalah rincian materi yang perlu Anda pelajari:
1. Pengetahuan Dasar Keperawatan
- Anatomi dan Fisiologi:
- Memahami struktur dan fungsi organ serta sistem tubuh manusia, seperti sistem kardiovaskular, respirasi, pencernaan, saraf, muskuloskeletal, dan endokrin.
- Mengetahui interaksi antar sistem dalam menjaga homeostasis tubuh.
- Ilmu Gizi:
- Pengetahuan tentang makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) serta fungsinya bagi tubuh.
- Kebutuhan gizi pada berbagai tahap kehidupan dan kondisi kesehatan, termasuk diet khusus untuk penyakit tertentu.
- Farmakologi Dasar:
- Klasifikasi obat berdasarkan mekanisme kerja dan efek terapeutiknya.
- Prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik, termasuk absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat.
- Efek samping umum dan interaksi obat yang perlu diwaspadai.
- Prosedur Keperawatan:
- Teknik pengukuran tanda vital: suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, dan laju pernapasan.
- Prosedur pemberian obat: oral, injeksi intramuskular, subkutan, dan intravena.
- Perawatan luka: prinsip aseptik, teknik balut, dan manajemen drainase.
- Penggunaan alat kesehatan dasar seperti kateter, infus set, dan alat bantu pernapasan.
2. Ilmu Penunjang
- Mikrobiologi:
- Klasifikasi dan karakteristik mikroorganisme: bakteri, virus, jamur, dan parasit.
- Prinsip sterilitas dan teknik aseptik untuk mencegah infeksi nosokomial.
- Mekanisme patogenisitas dan respons imun tubuh terhadap infeksi.
- Patofisiologi:
- Perubahan fisiologis yang terjadi akibat penyakit pada berbagai sistem tubuh.
- Manifestasi klinis umum dari penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi, gagal jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis.
- Psikologi Dasar:
- Tahapan perkembangan psikososial menurut teori seperti Erikson dan Piaget.
- Prinsip komunikasi terapeutik dan teknik konseling dasar.
- Penanganan stres, kecemasan, dan mekanisme koping pada pasien.
3. Etika dan Hukum Keperawatan
- Etika Keperawatan:
- Prinsip-prinsip etika seperti beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice dalam praktik keperawatan.
- Kerahasiaan pasien dan pentingnya informed consent sebelum tindakan keperawatan.
- Hukum Kesehatan:
- Peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik keperawatan di Indonesia, termasuk UU Keperawatan dan kode etik profesi.
- Tanggung jawab hukum perawat dalam kasus malpraktik dan kelalaian.
4. Keterampilan Klinis
- Asuhan Keperawatan:
- Proses keperawatan: pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
- Penyusunan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien.
- Manajemen Keperawatan:
- Pengelolaan waktu dan prioritas dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Koordinasi dengan tim kesehatan multidisiplin untuk perawatan pasien.
- Penerapan prinsip keselamatan pasien dalam praktik sehari-hari.
5. Pengetahuan Umum dan Tes Potensi Akademik
- Matematika Dasar:
- Operasi aritmetika dasar, aljabar, dan geometri.
- Pemecahan masalah yang melibatkan persentase, rasio, dan proporsi.
- Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris:
- Pemahaman bacaan dan tata bahasa.
- Kemampuan menulis esai atau ringkasan dengan struktur yang baik.
- Kosakata medis dasar dalam bahasa Inggris.
- Tes Logika dan Penalaran:
- Soal-soal yang menguji kemampuan berpikir logis, analitis, dan pemecahan masalah.
- Pola deret angka, hubungan antar kata, dan silogisme
Soal Tes Masuk ILMU KEPERAWATAN + Pembahasan
Berikut adalah kumpulan soal tes masuk Ilmu Keperawatan beserta pembahasannya. Soal-soal ini dirancang untuk menguji pemahaman Anda terhadap materi dasar keperawatan, keterampilan teknis, serta kemampuan analisis dalam menghadapi situasi klinis.
1. Seorang pasien berusia 65 tahun dengan riwayat hipertensi datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dan rahang. EKG menunjukkan elevasi segmen ST di lead II, III, dan aVF. Tindakan keperawatan prioritas yang harus dilakukan adalah:
A. Memberikan nitrogliserin sublingual
B. Memasang infus intravena dengan larutan saline normal
C. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
D. Menghubungi tim kardiologi untuk intervensi segera
E. Memberikan oksigen 2 liter per menit melalui kanula nasal
Jawaban: D. Menghubungi tim kardiologi untuk intervensi segera
Pembahasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda infark miokard inferior akut, ditandai dengan nyeri dada khas dan elevasi segmen ST di lead II, III, dan aVF. Tindakan prioritas adalah menghubungi tim kardiologi untuk intervensi reperfusi segera, seperti angioplasti koroner. Sementara itu, tindakan suportif seperti pemberian oksigen, nitrogliserin, dan pemasangan infus dapat dilakukan, namun tidak menggantikan kebutuhan untuk intervensi definitif.
2. Seorang pasien dengan gagal ginjal kronis menjalani hemodialisis rutin. Pada pemeriksaan laboratorium terbaru, kadar kalium serum adalah 6,5 mEq/L. Tindakan keperawatan yang tepat adalah:
A. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat
B. Memberikan suplementasi kalium oral
C. Mengatur jadwal hemodialisis lebih sering
D. Mengajarkan pasien untuk menghindari makanan tinggi kalium
E. Memberikan diuretik untuk meningkatkan ekskresi kalium
Jawaban: D. Mengajarkan pasien untuk menghindari makanan tinggi kalium
Pembahasan:
Hiperkalemia adalah komplikasi umum pada pasien dengan gagal ginjal kronis. Tindakan keperawatan yang tepat meliputi edukasi pasien untuk menghindari makanan tinggi kalium, seperti pisang, jeruk, dan tomat. Mengatur jadwal hemodialisis lebih sering mungkin diperlukan, namun harus berdasarkan evaluasi medis. Pemberian diuretik tidak efektif pada pasien dengan fungsi ginjal yang sangat menurun, dan suplementasi kalium harus dihindari.
3. Seorang pasien pasca operasi hari pertama mengalami penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, dan kulit dingin serta lembap. Tindakan keperawatan prioritas adalah:
A. Meningkatkan kecepatan infus cairan intravena
B. Memantau keluaran urin setiap jam
C. Menghangatkan pasien dengan selimut tambahan
D. Melaporkan temuan kepada dokter bedah
E. Mengukur kadar hemoglobin dan hematokrit
Jawaban: A. Meningkatkan kecepatan infus cairan intravena
Pembahasan:
Gejala yang ditunjukkan pasien mengarah pada kemungkinan syok hipovolemik, mungkin akibat perdarahan pasca operasi. Tindakan prioritas adalah meningkatkan kecepatan infus cairan intravena untuk menstabilkan hemodinamik. Langkah-langkah lain, seperti memantau keluaran urin, menghangatkan pasien, dan melaporkan temuan kepada dokter, juga penting tetapi bukan prioritas utama.
4. Seorang pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 datang dengan keluhan mual, muntah, dan nyeri perut. Pemeriksaan menunjukkan napas berbau aseton dan kadar glukosa darah 450 mg/dL. Tindakan keperawatan yang paling tepat adalah:
A. Memberikan insulin subkutan sesuai dosis rutin
B. Memberikan cairan intravena dan insulin sesuai protokol
C. Menganjurkan pasien untuk minum air putih lebih banyak
D. Memberikan antiemetik untuk mengatasi mual
E. Mengajarkan pasien tentang manajemen diet diabetes
Jawaban: B. Memberikan cairan intravena dan insulin sesuai protokol
Pembahasan:
Gejala dan temuan pasien menunjukkan ketoasidosis diabetik (DKA), suatu kondisi akut yang memerlukan penanganan segera. Tindakan utama adalah pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi dan pemberian insulin intravena sesuai protokol untuk menurunkan kadar glukosa darah. Pemberian insulin subkutan tidak cukup efektif dalam situasi ini. Langkah-langkah lain dapat dilakukan setelah kondisi pasien stabil.
5. Seorang pasien dengan riwayat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) datang dengan sesak napas yang memburuk, batuk produktif, dan demam. Saturasi oksigen adalah 88% dengan udara ruangan. Tindakan keperawatan yang paling tepat adalah:
A. Memberikan oksigen dengan aliran tinggi
B. Memberikan bronkodilator nebulisasi sesuai perintah dokter
C. Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan dalam
D. Memberikan antibiotik spektrum luas segera
E. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi-Fowler
Jawaban: B. Memberikan bronkodilator nebulisasi sesuai perintah dokter
Pembahasan:
Pasien dengan PPOK yang mengalami eksaserbasi akut memerlukan bronkodilator untuk melebarkan saluran napas dan meningkatkan ventilasi. Pemberian oksigen harus hati-hati karena risiko retensi CO₂; biasanya dimulai dengan aliran rendah dan titrasi oksigen berdasarkan pemantauan saturasi. Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan jika terdapat infeksi, tetapi tidak menjadi prioritas utama. Latihan pernapasan dalam dapat membantu, tetapi tidak efektif dalam kondisi akut. Posisi semi-Fowler dapat membantu pernapasan, tetapi bukan intervensi utama.
6. Seorang pasien mengalami luka bakar derajat dua pada 30% tubuhnya akibat kecelakaan kerja. Tindakan awal yang paling penting dalam penatalaksanaan pasien ini adalah:
A. Memberikan cairan intravena sesuai rumus Parkland
B. Mengoleskan salep antibiotik pada luka bakar
C. Menutup luka dengan kain steril yang lembap
D. Memberikan analgesik intravena untuk mengurangi nyeri
E. Menggunakan air dingin untuk mendinginkan area luka
Jawaban: A. Memberikan cairan intravena sesuai rumus Parkland
Pembahasan:
Pasien dengan luka bakar luas berisiko mengalami hipovolemia akibat kehilangan cairan melalui luka. Oleh karena itu, resusitasi cairan dengan rumus Parkland (4 ml/kg/% luas luka bakar dalam 24 jam pertama) adalah langkah utama. Penutupan luka, analgesia, dan antibiotik juga penting, tetapi tidak mendahului stabilisasi cairan. Penggunaan air dingin pada luka bakar luas dapat menyebabkan hipotermia dan harus dihindari.
7. Seorang pasien pasca operasi usus mengalami distensi abdomen, mual, dan tidak dapat buang angin selama 48 jam. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
A. Ileus paralitik
B. Obstruksi usus mekanik
C. Perforasi usus
D. Peritonitis
E. Penyakit Crohn
Jawaban: A. Ileus paralitik
Pembahasan:
Ileus paralitik adalah komplikasi umum pasca operasi abdomen akibat gangguan motilitas usus. Gejalanya meliputi distensi abdomen, mual, muntah, dan tidak adanya peristaltik usus. Obstruksi mekanik dapat memiliki gejala serupa tetapi sering kali disertai dengan nyeri kram. Peritonitis dan perforasi ditandai dengan nyeri hebat dan tanda peritonitis (perut tegang, nyeri tekan, dan demam).
8. Seorang pasien dengan cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas mengalami muntah berulang dan kesadaran menurun. Tindakan keperawatan yang paling tepat adalah:
A. Memiringkan kepala pasien untuk mencegah aspirasi
B. Memberikan cairan intravena hipotonik untuk mencegah edema otak
C. Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri kepala
D. Menginstruksikan pasien untuk beristirahat total di tempat tidur
E. Melakukan pemeriksaan pupil secara berkala
Jawaban: E. Melakukan pemeriksaan pupil secara berkala
Pembahasan:
Pasien dengan cedera kepala berisiko mengalami peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Pemeriksaan pupil dapat mendeteksi perubahan status neurologis yang mengindikasikan perburukan kondisi. Pemberian cairan hipotonik justru dapat memperburuk edema otak. Analgesik harus diberikan dengan hati-hati karena dapat menutupi perubahan status kesadaran.
9. Seorang pasien mengalami anafilaksis setelah menyuntikkan antibiotik. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah:
A. Menghentikan pemberian antibiotik dan memberikan antihistamin
B. Memberikan epinefrin intramuskular segera
C. Memasang infus intravena untuk resusitasi cairan
D. Memberikan oksigen melalui masker non-rebreather
E. Mengukur tekanan darah dan denyut nadi pasien
Jawaban: B. Memberikan epinefrin intramuskular segera
Pembahasan:
Anafilaksis adalah reaksi alergi berat yang mengancam nyawa dan memerlukan pemberian epinefrin intramuskular segera untuk mencegah kolaps kardiovaskular. Oksigen, cairan intravena, dan antihistamin dapat diberikan setelah epinefrin. Mengukur tanda vital penting, tetapi bukan prioritas utama dalam keadaan darurat.
10. Seorang perawat menemukan pasien di bangsal dalam keadaan tidak sadar dan tidak ada denyut nadi. Langkah pertama dalam penanganan adalah:
A. Memanggil bantuan dan membawa defibrillator
B. Memulai kompresi dada segera
C. Memeriksa jalan napas dan memberikan napas buatan
D. Menilai ritme jantung menggunakan monitor EKG
E. Memberikan epinefrin intravena
Jawaban: B. Memulai kompresi dada segera
Pembahasan:
Menurut pedoman resusitasi jantung paru (RJP), jika pasien tidak sadar dan tidak ada denyut nadi, langkah pertama adalah memulai kompresi dada dengan kecepatan 100–120 kali per menit. Defibrilasi dilakukan setelah tersedianya defibrillator. Jalan napas dan ventilasi juga penting tetapi dilakukan setelah memulai kompresi dada.
11. Seorang pasien dengan gagal jantung kongestif mengalami edema paru akut. Pemeriksaan menunjukkan takipnea, ortopnea, dan ronki basah pada kedua paru. Intervensi awal yang paling tepat adalah:
A. Memberikan cairan intravena untuk meningkatkan perfusi organ vital
B. Memberikan furosemid intravena dan posisi semi-Fowler
C. Melakukan suctioning untuk membersihkan jalan napas
D. Memberikan oksigen 15 L/menit melalui masker non-rebreather
E. Memberikan salbutamol nebulasi untuk membuka jalan napas
Jawaban: B. Memberikan furosemid intravena dan posisi semi-Fowler
Pembahasan:
Edema paru akut pada gagal jantung kongestif terjadi akibat peningkatan tekanan kapiler pulmonal, menyebabkan akumulasi cairan di alveoli. Furosemid (diuretik) membantu mengurangi volume cairan berlebih, dan posisi semi-Fowler meningkatkan ekspansi paru. Cairan intravena justru dapat memperburuk kondisi. Oksigen dapat diberikan, tetapi bukan prioritas utama. Suctioning tidak membantu pada kondisi ini, dan salbutamol hanya efektif untuk bronkospasme, bukan edema paru.
12. Seorang pasien dengan trauma kepala mengalami perubahan ukuran pupil yang tidak simetris dan respons cahaya melambat. Tindakan yang paling tepat dilakukan perawat adalah:
A. Melakukan pemeriksaan ulang setelah 30 menit untuk memastikan perubahan pupil
B. Menempatkan pasien dalam posisi Trendelenburg untuk meningkatkan aliran darah ke otak
C. Segera melaporkan ke dokter karena adanya tanda herniasi otak
D. Memberikan cairan hipotonik untuk menurunkan tekanan intrakranial
E. Menginstruksikan pasien untuk batuk guna menstimulasi respons neurologis
Jawaban: C. Segera melaporkan ke dokter karena adanya tanda herniasi otak
Pembahasan:
Perubahan ukuran dan respons pupil dapat mengindikasikan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) atau herniasi otak, yang merupakan keadaan darurat. Laporan segera ke dokter sangat penting untuk intervensi cepat. Posisi Trendelenburg justru dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Cairan hipotonik memperburuk edema otak. Batuk dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan harus dihindari.
13. Seorang pasien mengalami syok anafilaktik setelah menerima antibiotik. Apa tanda yang paling mengindikasikan perburukan kondisi pasien?
A. Urtikaria dan pruritus
B. Takikardia dan tekanan darah menurun
C. Mual dan muntah
D. Berkeringat dingin dan menggigil
E. Rasa kesemutan di ekstremitas
Jawaban: B. Takikardia dan tekanan darah menurun
Pembahasan:
Syok anafilaktik ditandai dengan vasodilatasi sistemik yang menyebabkan hipotensi berat dan takikardia kompensasi. Urtikaria, pruritus, dan mual adalah gejala awal, tetapi bukan tanda perburukan kondisi.
14. Seorang pasien pasca operasi mengalami oliguria (<0,5 mL/kg/jam) dan peningkatan kreatinin serum. Apa tindakan awal yang harus dilakukan perawat?
A. Menghentikan pemberian cairan intravena
B. Menganalisis keseimbangan cairan dan tekanan darah pasien
C. Memberikan diuretik untuk merangsang produksi urin
D. Memeriksa kadar elektrolit dalam darah
E. Menginstruksikan pasien untuk meningkatkan asupan oral
Jawaban: B. Menganalisis keseimbangan cairan dan tekanan darah pasien
Pembahasan:
Oliguria pasca operasi dapat disebabkan oleh hipovolemia, gangguan perfusi ginjal, atau gagal ginjal akut. Langkah pertama adalah mengevaluasi status cairan pasien dan tekanan darah untuk menentukan penyebabnya. Pemberian diuretik tanpa evaluasi dapat memperburuk hipovolemia jika penyebabnya adalah dehidrasi.
15. Seorang pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik (KAD). Apa tanda khas yang menunjukkan kondisi ini?
A. Hipertensi dan bradikardia
B. Hiperventilasi dan bau aseton pada nafas
C. Edema perifer dan nyeri dada
D. Kulit dingin dan berkeringat
E. Pupil melebar dan gelisah
Jawaban: B. Hiperventilasi dan bau aseton pada nafas
Pembahasan:
KAD ditandai dengan hiperventilasi (Kussmaul) sebagai respons tubuh untuk mengkompensasi asidosis metabolik. Bau aseton terjadi akibat metabolisme keton berlebih. Hipotensi dan takikardia lebih umum dibanding hipertensi dan bradikardia.
16. Seorang pasien dengan pneumonia mengalami peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah (hiperkapnia). Apa gejala utama yang dapat diamati?
A. Peningkatan frekuensi pernapasan dan agitasi
B. Bradikardia dan hipotensi
C. Sianosis dan muntah
D. Hiperaktif dan berkeringat berlebihan
E. Peningkatan produksi sputum dan demam tinggi
Jawaban: A. Peningkatan frekuensi pernapasan dan agitasi
Pembahasan:
Hiperkapnia menyebabkan pernapasan cepat dan dalam (untuk mengeluarkan CO₂), serta agitasi akibat gangguan keseimbangan asam-basa. Jika berlanjut, dapat terjadi depresi sistem saraf pusat.
17. Seorang pasien dengan hipokalemia berat mengalami kelemahan otot dan aritmia. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah:
A. Memberikan kalium intravena secara cepat
B. Memeriksa kadar kalium darah sebelum intervensi
C. Mengawasi aktivitas jantung menggunakan monitor EKG
D. Memberikan cairan hipotonik untuk mencegah dehidrasi
E. Menginstruksikan pasien untuk beristirahat total
Jawaban: C. Mengawasi aktivitas jantung menggunakan monitor EKG
Pembahasan:
Hipokalemia dapat menyebabkan aritmia fatal, sehingga pemantauan EKG sangat penting. Pemberian kalium intravena harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh terlalu cepat.
18. Seorang pasien dengan penyakit ginjal kronis mengalami anemia. Apa penyebab utama kondisi ini?
A. Kehilangan darah akibat dialisis
B. Produksi eritropoietin yang berkurang
C. Defisiensi zat besi akibat diet rendah protein
D. Efek samping dari obat antihipertensi
E. Hemolisis akibat ketidakseimbangan elektrolit
Jawaban: B. Produksi eritropoietin yang berkurang
Pembahasan:
Ginjal bertanggung jawab dalam produksi eritropoietin, hormon yang merangsang produksi sel darah merah. Pada penyakit ginjal kronis, produksi hormon ini menurun, menyebabkan anemia.
19. Seorang pasien dengan luka dekubitus grade 3 mengalami infeksi lokal. Apa intervensi utama dalam penatalaksanaan luka ini?
A. Meningkatkan asupan protein dan vitamin C
B. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik keras
C. Mengurangi mobilisasi pasien untuk mencegah nyeri
D. Menggunakan perban kering dan menggantinya setiap hari
E. Menggunakan terapi tekanan negatif untuk mempercepat penyembuhan
Jawaban: E. Menggunakan terapi tekanan negatif untuk mempercepat penyembuhan
Pembahasan:
Terapi tekanan negatif membantu mempercepat penyembuhan luka dengan meningkatkan perfusi darah dan mengurangi eksudat.
20. Seorang pasien pasca stroke mengalami disfagia. Apa risiko utama yang harus dicegah?
A. Aspirasi pneumonia
B. Hipertensi sekunder
C. Hipoglikemia
D. Dehidrasi
E. Tromboemboli vena
Jawaban: A. Aspirasi pneumonia
Pembahasan:
Pasien dengan disfagia berisiko tinggi mengalami aspirasi pneumonia karena kesulitan menelan dan kontrol otot yang buruk.
21. Seorang perawat sedang memasang infus pada pasien dengan hipovolemia berat. Jenis kanula yang paling tepat digunakan adalah:
A. 24G
B. 22G
C. 20G
D. 18G
E. 16G
Jawaban: E. 16G
Pembahasan:
Pada pasien dengan hipovolemia berat, diperlukan kanula berdiameter besar untuk mempercepat pemberian cairan intravena. Kanula 16G atau 18G direkomendasikan untuk resusitasi cairan cepat.
22. Saat memberikan injeksi intramuskular (IM) di daerah ventrogluteal, sudut penyuntikan yang benar adalah:
A. 15°
B. 30°
C. 45°
D. 60°
E. 90°
Jawaban: E. 90°
Pembahasan:
Penyuntikan intramuskular (IM) harus dilakukan pada sudut 90° untuk memastikan obat masuk ke dalam jaringan otot dan tidak hanya di jaringan subkutan.
23. Saat melakukan suctioning pada pasien dengan intubasi endotrakeal, tindakan yang benar adalah:
A. Menggunakan tekanan suction maksimal untuk membersihkan sekret
B. Melakukan suction selama 10-15 detik setiap kali prosedur
C. Melakukan suction berulang kali tanpa jeda hingga jalan napas bersih
D. Tidak perlu memberikan oksigen tambahan sebelum suctioning
E. Menggunakan teknik steril hanya jika pasien dalam kondisi kritis
Jawaban: B. Melakukan suction selama 10-15 detik setiap kali prosedur
Pembahasan:
Suctioning dilakukan dengan tekanan yang cukup, tidak lebih dari 10-15 detik per sesi, agar tidak menyebabkan hipoksia atau trauma pada mukosa.
24. Saat memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda, teknik yang paling aman adalah:
A. Menarik pasien dengan tenaga penuh tanpa bantuan alat
B. Meminta pasien melompat sedikit ke kursi roda
C. Menggunakan teknik transfer pivot dengan bantuan gait belt
D. Menggunakan satu tangan untuk menahan pasien
E. Mendorong pasien ke kursi roda dari belakang
Jawaban: C. Menggunakan teknik transfer pivot dengan bantuan gait belt
Pembahasan:
Teknik transfer pivot dengan bantuan gait belt membantu pasien berpindah secara aman dengan mengurangi risiko jatuh dan cedera bagi pasien maupun perawat.
25. Seorang pasien mengalami henti jantung dan tidak ada denyut nadi. Apa tindakan pertama yang harus dilakukan?
A. Memeriksa tekanan darah sebelum melakukan tindakan
B. Memulai resusitasi jantung paru (RJP) dengan rasio 30:2
C. Memberikan cairan intravena segera
D. Menunggu dokter datang sebelum memulai tindakan
E. Memberikan napas buatan sebelum melakukan kompresi dada
Jawaban: B. Memulai resusitasi jantung paru (RJP) dengan rasio 30:2
Pembahasan:
Pada henti jantung, tindakan pertama adalah memulai resusitasi jantung paru (RJP) dengan rasio 30 kompresi dada dan 2 ventilasi jika tidak ada denyut nadi.
26. Saat memberikan oksigen kepada pasien dengan PPOK, perawat harus memperhatikan bahwa:
A. Oksigen diberikan dengan aliran tinggi untuk memperbaiki hipoksemia
B. Oksigen diberikan dengan aliran rendah untuk mencegah retensi CO₂
C. Pasien dengan PPOK tidak boleh diberikan oksigen
D. Oksigen diberikan melalui masker non-rebreather
E. Oksigen hanya diberikan jika saturasi oksigen di bawah 95%
Jawaban: B. Oksigen diberikan dengan aliran rendah untuk mencegah retensi CO₂
Pembahasan:
Pasien PPOK mengalami hiperkapnia kronis, sehingga pemberian oksigen dengan aliran tinggi dapat mengurangi drive pernapasan mereka. Oleh karena itu, oksigen diberikan dengan aliran rendah (1-2 L/menit).
27. Perawat akan memberikan obat melalui NGT (nasogastric tube). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah:
A. Mengecek posisi NGT dengan aspirasi isi lambung
B. Langsung memberikan obat tanpa mengecek posisi
C. Membuka klem NGT dan memasukkan obat dengan cepat
D. Mengencerkan obat dengan cairan hipertonik
E. Menggunakan jarum suntik besar untuk menekan obat dengan kuat
Jawaban: A. Mengecek posisi NGT dengan aspirasi isi lambung
Pembahasan:
Sebelum pemberian obat melalui NGT, penting untuk memastikan posisi NGT berada di lambung dengan cara aspirasi isi lambung atau mendengarkan suara udara dengan stetoskop.
28. Seorang pasien pasca operasi mengalami nyeri hebat dan perawat hendak memberikan analgesik opioid. Apa yang harus diperiksa sebelum pemberian obat?
A. Tingkat kesadaran dan frekuensi napas pasien
B. Tekanan darah diastolik saja
C. Suhu tubuh pasien
D. Produksi urin dalam 24 jam terakhir
E. Warna kulit pasien
Jawaban: A. Tingkat kesadaran dan frekuensi napas pasien
Pembahasan:
Opioid dapat menyebabkan depresi pernapasan dan penurunan kesadaran. Oleh karena itu, perawat harus memeriksa tingkat kesadaran dan frekuensi napas sebelum pemberian obat.
29. Saat merawat pasien dengan luka bakar derajat 3 yang luas, prioritas utama adalah:
A. Mengoleskan salep antibiotik untuk mencegah infeksi
B. Memberikan cairan intravena dalam jumlah besar
C. Melakukan pembersihan luka dengan antiseptik kuat
D. Menutup luka dengan perban kering tanpa intervensi lebih lanjut
E. Memberikan obat penenang untuk mengurangi kecemasan pasien
Jawaban: B. Memberikan cairan intravena dalam jumlah besar
Pembahasan:
Pasien dengan luka bakar luas mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga prioritas utama adalah resusitasi cairan untuk mencegah syok hipovolemik.
30. Seorang pasien dengan hipertensi diberikan obat nifedipin sublingual. Apa tujuan utama pemberian obat ini secara sublingual?
A. Mempercepat absorpsi dan efek kerja obat
B. Menghindari efek samping obat
C. Mengurangi rasa tidak nyaman pasien saat minum obat
D. Mencegah interaksi dengan makanan
E. Mengurangi metabolisme obat oleh ginjal
Jawaban: A. Mempercepat absorpsi dan efek kerja obat
Pembahasan:
Obat sublingual diserap langsung melalui mukosa mulut dan masuk ke dalam sistem sirkulasi tanpa mengalami metabolisme pertama di hati, sehingga bekerja lebih cepat dibandingkan obat oral biasa.
Siap Hadapi Tes Masuk Ilmu Keperawatan? Mulai dari 110+ Soal Ini!
Dengan memahami dan berlatih mengerjakan 110+ Soal Tes Masuk Ilmu Keperawatan beserta pembahasannya, Anda dapat lebih siap menghadapi ujian seleksi. Latihan soal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep keperawatan, tetapi juga melatih kemampuan analisis dalam menyelesaikan berbagai kasus klinis. Kunjungi utbk.or.id untuk informasi dan kumpulan soal lebih lengkap sebagai persiapan masuk jurusan Ilmu Keperawatan.