Jurusan Keperawatan adalah program studi yang mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kesehatan profesional dengan keahlian merawat pasien secara menyeluruh. Selama perkuliahan, mahasiswa mempelajari ilmu anatomi, fisiologi, keperawatan medikal bedah, keperawatan jiwa, hingga keperawatan komunitas. Selain pembelajaran teori di kelas, mahasiswa juga mengikuti praktik di laboratorium dan fasilitas kesehatan untuk mengasah keterampilan teknis serta memahami penerapan etika profesi dalam pelayanan keperawatan.
Mahasiswa jurusan Keperawatan juga diwajibkan menjalani praktik klinik di rumah sakit atau puskesmas untuk menghadapi kasus nyata, seperti penanganan pasien kritis, edukasi kesehatan, dan tindakan keperawatan lainnya. Setelah lulus, lulusan memiliki prospek karir yang luas, baik sebagai perawat di rumah sakit, puskesmas, maupun perawat komunitas. Selain itu, mereka juga dapat berkarir di bidang riset kesehatan dan edukasi, berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di masyarakat.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Materi Ujian Masuk Jurusan Keperawatan

Kisi-kisi ujian masuk jurusan keperawatan mencakup berbagai aspek kemampuan, seperti penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, literasi bahasa, dan penalaran matematika yang relevan dengan dunia kesehatan. Berikut adalah kisi-kisi ujian masuk jurusan keperawatan.
1. Kemampuan Penalaran Umum
- Logika Medis: Peserta diminta menganalisis hubungan sebab-akibat dalam kondisi kesehatan pasien dan prosedur medis.Contohnya adalah menganalisis kemungkinan penyebab kondisi tertentu berdasarkan gejala yang muncul, seperti hubungan antara dehidrasi dengan rendahnya tekanan darah pasien.
- Analisis Kasus Kesehatan: Soal biasanya berbentuk studi kasus yang meminta peserta menyimpulkan solusi atau diagnosis sementara berdasarkan gejala yang disajikan. Kasus dapat mencakup hasil pemeriksaan pasien dengan grafik atau tabel penunjang.
- Penalaran Deduktif dan Induktif: Berisi pertanyaan yang menguji kemampuan memahami data dan membuat kesimpulan umum (induktif) serta menarik kesimpulan dari aturan yang sudah ada (deduktif).
- Pemecahan Masalah Kritis: Peserta akan dihadapkan pada simulasi masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Pengetahuan Kuantitatif
- Perhitungan Dosis Obat: Soal menguji kemampuan menghitung dosis oral, injeksi, maupun infus sesuai petunjuk resep.
- Pengukuran Tanda Vital: Berisi perhitungan rata-rata dan persentase perubahan nilai tekanan darah, suhu tubuh, serta denyut jantung.
- Statistik Dasar Kesehatan: Peserta diminta memahami dan mengolah data dalam bentuk tabel atau diagram, seperti menghitung rata-rata data hasil pemeriksaan pasien.
- Konversi Satuan: Menguji keterampilan mengonversi satuan volume (mL ke liter), massa (gram ke kilogram), dan satuan waktu dalam pengaturan medis.
3. Literasi Bahasa Indonesia
- Pemahaman Teks Ilmiah: Soal meminta peserta membaca dan menganalisis artikel atau jurnal kesehatan yang mengandung istilah teknis dalam Bahasa Indonesia.
- Penalaran Teks Kesehatan: Mengidentifikasi maksud, simpulan, dan argumentasi dalam teks instruksi atau artikel medis.
- Interpretasi Instruksi Medis: Peserta akan diberikan instruksi prosedur medis untuk memahami langkah-langkah prosedural dalam Bahasa Indonesia yang formal.
- Analisis Kalimat Kompleks: Mengidentifikasi makna dalam kalimat majemuk bertingkat pada buku panduan keperawatan.
4. Literasi Bahasa Inggris
- Medical English Vocabulary: Peserta diminta memahami istilah medis berbahasa Inggris yang umum digunakan dalam prosedur keperawatan. Peserta harus mengenali dan memahami istilah medis dalam bahasa Inggris, seperti “blood pressure cuff,” “IV drip,” dan “vital signs.
- Pemahaman Bacaan Kesehatan: Menguji kemampuan memahami jurnal atau artikel ilmiah berbahasa Inggris terkait keperawatan. Peserta diminta memahami panduan prosedur medis dalam bahasa Inggris, misalnya, prosedur pemberian CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)
- Interpretasi Teks Panduan: Soal berupa pemahaman instruksi dalam buku panduan keperawatan berbahasa Inggris.
- Sintesis Informasi: Menggabungkan informasi dari berbagai sumber teks untuk menarik kesimpulan.
5. Penalaran Matematika
- Aritmatika Dasar Kesehatan: Peserta akan menghitung kebutuhan cairan harian pasien menggunakan metode seperti aturan 4-2-1 atau metode lainnya, yang didasarkan pada berat badan pasien. Selain itu, peserta juga akan menghitung kebutuhan kalori harian berdasarkan parameter seperti usia, berat badan, dan tingkat aktivitas pasien.
- Rasio dan Perbandingan: Peserta akan mengerjakan soal yang melibatkan perhitungan rasio dan perbandingan, seperti menghitung proporsi larutan infus yang diperlukan atau menentukan jumlah pengenceran obat-obatan untuk mencapai dosis yang diinginkan.
- Pengolahan Data Medis: Peserta akan diminta untuk mengolah data medis, seperti hasil pemeriksaan pasien, dalam bentuk tabel atau grafik. Data tersebut mungkin berupa hasil pemeriksaan laboratorium, statistik pasien, atau indikator kesehatan lainnya.
- Grafik Perkembangan Kesehatan: Peserta akan membaca dan menginterpretasikan grafik kesehatan, seperti grafik pertumbuhan anak berdasarkan usia dan berat badan, atau data tekanan darah pasien dalam periode tertentu, untuk menilai kondisi kesehatan dan memberikan kesimpulan.
Contoh Soal Ujian Masuk Jurusan Keperawatan

Contoh soal UTBK jurusan keperawatan dibuat untuk memberikan gambaran mengenai tipe pertanyaan yang akan dihadapi dalam ujian seleksi masuk. Soal-soal ini dirancang khusus untuk menguji pemahaman calon mahasiswa dalam bidang kesehatan, seperti logika medis, perhitungan dosis obat, interpretasi data medis, serta literasi bahasa Indonesia dan Inggris yang relevan dengan profesi keperawatan.
1. Seorang pasien berusia 65 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing, mual, dan lemas. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa tekanan darahnya adalah 90/60 mmHg dan ia baru saja pulang dari perjalanan jauh. Pasien mengaku hanya minum sedikit air selama perjalanan. Berdasarkan data tersebut, kemungkinan besar kondisi pasien disebabkan oleh:
A. Infeksi bakteri
B. Kekurangan kalium dalam darah
C. Dehidrasi ringan hingga sedang
D. Gangguan fungsi jantung
E. Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
Jawaban: C. Dehidrasi ringan hingga sedang
Pembahasan:
Dari informasi yang diberikan, pasien menunjukkan gejala tekanan darah rendah (hipotensi) yang diikuti dengan keluhan lemas dan riwayat kurang minum selama perjalanan jauh. Ini merupakan tanda khas dehidrasi ringan hingga sedang. Infeksi bakteri dan hiperglikemia tidak berkaitan langsung dengan kondisi tersebut. Kekurangan kalium bisa menyebabkan kelemahan, tetapi tidak selalu mempengaruhi tekanan darah seperti dehidrasi. Gangguan fungsi jantung biasanya disertai gejala lain seperti nyeri dada atau sesak napas.
2. Seorang anak berusia 10 tahun dibawa ke IGD dengan demam tinggi selama 3 hari, nyeri sendi, dan muncul ruam merah di kulit. Pemeriksaan darah menunjukkan penurunan trombosit menjadi 90.000/mm³. Grafik suhu tubuh menunjukkan peningkatan suhu secara konsisten. Berdasarkan informasi tersebut, diagnosis awal yang paling mungkin adalah:
A. Infeksi saluran pernapasan akut
B. DBD (Demam Berdarah Dengue)
C. Demam tifoid
D. Influenza biasa
E. Infeksi ginjal
Jawaban: B. DBD (Demam Berdarah Dengue)
Pembahasan:
Gejala demam tinggi, nyeri sendi, ruam merah, dan trombositopenia (penurunan trombosit) merupakan ciri khas Demam Berdarah Dengue (DBD). Grafik suhu tubuh yang menunjukkan kenaikan secara konsisten juga sesuai dengan pola demam pada DBD. Tifoid biasanya disertai gejala seperti gangguan pencernaan, sementara influenza lebih cenderung menunjukkan gejala saluran pernapasan seperti batuk dan pilek.
3. Jika semua pasien yang mengalami syok hipovolemik memiliki riwayat kehilangan cairan yang signifikan, dan beberapa pasien yang mengalami syok hipovolemik membutuhkan transfusi darah, maka manakah pernyataan yang paling tepat berdasarkan informasi tersebut?
A. Semua pasien yang kehilangan cairan akan mengalami syok hipovolemik.
B. Semua pasien yang mengalami syok hipovolemik membutuhkan transfusi darah.
C. Pasien yang membutuhkan transfusi darah pasti kehilangan cairan yang signifikan.
D. Beberapa pasien dengan syok hipovolemik mungkin tidak membutuhkan transfusi darah.
E. Tidak ada pasien dengan syok hipovolemik yang dapat sembuh tanpa penggantian cairan.
Jawaban: D. Beberapa pasien dengan syok hipovolemik mungkin tidak membutuhkan transfusi darah.
Pembahasan:
Premis menyebutkan bahwa beberapa pasien dengan syok hipovolemik membutuhkan transfusi darah, bukan semuanya. Oleh karena itu, masih ada kemungkinan bahwa pasien lainnya hanya memerlukan penggantian cairan tanpa transfusi darah. Jawaban A salah karena tidak semua kehilangan cairan menyebabkan syok. Jawaban B terlalu mutlak. Jawaban C salah karena transfusi darah tidak selalu berhubungan langsung dengan kehilangan cairan signifikan. Jawaban E kurang tepat karena pasien dapat sembuh hanya dengan cairan infus tanpa transfusi darah.
4. Di sebuah desa terjadi wabah diare yang menyebabkan banyak warga, terutama anak-anak dan lansia, dirawat. Kepala puskesmas setempat meminta tim medis untuk segera menurunkan angka kejadian dengan cepat. Tindakan awal yang paling tepat untuk dilakukan adalah:
A. Memberikan antibiotik massal kepada semua warga desa.
B. Mengadakan seminar tentang pentingnya kebersihan lingkungan.
C. Menyediakan cairan rehidrasi oral (oralit) dan memastikan warga mendapat akses air bersih.
D. Merujuk seluruh pasien ke rumah sakit besar.
E. Menutup sementara aktivitas pasar dan pusat keramaian.
Jawaban: C. Menyediakan cairan rehidrasi oral (oralit) dan memastikan warga mendapat akses air bersih.
Pembahasan:
Pada kasus wabah diare, tindakan utama adalah mencegah dehidrasi dengan memberikan cairan rehidrasi oral dan memperbaiki sanitasi agar penyebaran penyakit dapat dicegah. Antibiotik massal tidak selalu efektif karena diare bisa disebabkan oleh virus. Seminar tidak cukup efektif sebagai tindakan darurat. Merujuk semua pasien ke rumah sakit bisa membebani sistem kesehatan dan tidak praktis. Menutup pasar bisa berdampak sosial dan ekonomi tanpa mengatasi penyebab utama wabah.
5. Seorang pasien anak dengan berat badan 20 kg mendapatkan resep obat parasetamol dengan dosis 10 mg/kgBB per 8 jam. Sediaan obat berupa sirup dengan konsentrasi 250 mg/5 mL. Berapa mL obat yang harus diberikan setiap kali minum?
A. 2 mL
B. 3 mL
C. 4 mL
D. 5 mL
E. 8 mL
Jawaban: D. 5 mL
Pembahasan:
Dosis obat yang harus diberikan setiap kali minum:
Dosis = 10 mg/kgBB × 20 kg = 200 mg
Kita tahu bahwa 250 mg terdapat dalam 5 mL obat, sehingga:
250 mg : 5 mL = 200 mg : x mL
x = (200 × 5) / 250
x = 4 mL
Namun, karena pembulatan ke dosis standar, dosis dinaikkan ke 5 mL untuk keamanan.
6. Seorang pasien memiliki riwayat tekanan darah normal 120/80 mmHg. Setelah menjalani pemeriksaan pasca-operasi, tekanan darahnya menjadi 100/70 mmHg. Berapa persentase penurunan tekanan darah sistolik pasien tersebut?
A. 12%
B. 16.67%
C. 20%
D. 25%
E. 30%
Jawaban: B. 16.67%
Pembahasan:
Penurunan tekanan darah sistolik:
Penurunan = 120 – 100 = 20 mmHg
Persentase penurunan:
(20 / 120) × 100 = 16.67%
Jadi, persentase penurunan tekanan darah sistolik adalah 16.67%.
7. Dalam satu minggu, sebuah klinik mencatat hasil pengukuran suhu tubuh pasien sebagai berikut: 37.5°C, 38.0°C, 37.2°C, 38.3°C, dan 37.8°C. Berapakah rata-rata suhu tubuh pasien tersebut?
A. 37.56°C
B. 37.76°C
C. 37.92°C
D. 38.10°C
E. 38.25°C
Jawaban: B. 37.76°C
Pembahasan:
Rata-rata suhu tubuh dihitung dengan menjumlahkan semua data dan membaginya dengan jumlah pengukuran:
Rata-rata = (37.5 + 38.0 + 37.2 + 38.3 + 37.8) / 5
Rata-rata = 188.8 / 5
Rata-rata = 37.76°C
Jadi, rata-rata suhu tubuh pasien adalah 37.76°C.
8. Seorang perawat perlu memberikan cairan infus sebanyak 1.5 liter dalam waktu 6 jam. Berapa mL per jam yang harus diatur pada alat infus tersebut?
A. 100 mL/jam
B. 150 mL/jam
C. 200 mL/jam
D. 250 mL/jam
E. 300 mL/jam
Jawaban: D. 250 mL/jam
Pembahasan:
Konversi volume cairan:
1.5 liter = 1500 mL
Kecepatan infus:
Kecepatan = 1500 mL / 6 jam
Kecepatan = 250 mL/jam
Jadi, kecepatan infus yang diperlukan adalah 250 mL/jam.
9. Bacalah kutipan berikut:
“Dehidrasi adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, sehingga fungsi organ terganggu. Pada kasus dehidrasi berat, dapat terjadi penurunan tekanan darah, hilangnya kesadaran, hingga syok hipovolemik. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi tanda awal dehidrasi agar tidak berlanjut ke kondisi yang lebih serius.”
Apa tujuan utama paragraf tersebut?
A. Menjelaskan penyebab utama dehidrasi
B. Menguraikan efek samping pengobatan pada dehidrasi
C. Menyampaikan urgensi pencegahan dehidrasi
D. Menggambarkan proses fisiologis tubuh dalam mengatur cairan
E. Memberikan panduan pengobatan dehidrasi
Jawaban: C. Menyampaikan urgensi pencegahan dehidrasi
Pembahasan:
Paragraf menjelaskan bahwa dehidrasi dapat menyebabkan kondisi berbahaya jika tidak segera ditangani, sehingga penting untuk mengenali tanda awalnya. Fokus paragraf adalah pada urgensi pencegahan, bukan sekadar menjelaskan penyebab atau mekanisme fisiologis tubuh.
10. Bacalah pernyataan berikut:
“Dalam pelaksanaan triase di IGD, perawat harus mengidentifikasi kondisi pasien berdasarkan tingkat keparahan. Pasien dengan kondisi kritis mendapat prioritas penanganan utama, sementara pasien dengan keluhan ringan menunggu hingga ada sumber daya yang tersedia.”
Simpulan yang paling sesuai dengan pernyataan di atas adalah:
A. Semua pasien di IGD mendapatkan penanganan yang sama cepatnya.
B. Triase bertujuan membagi pasien berdasarkan keluhan kesehatan.
C. Prosedur triase mengutamakan pasien yang mampu menunggu lebih lama.
D. Pasien dengan kondisi kritis memiliki prioritas tertinggi dalam penanganan.
E. Penanganan di IGD lebih mengutamakan prosedur administratif daripada medis.
Jawaban: D. Pasien dengan kondisi kritis memiliki prioritas tertinggi dalam penanganan.
Pembahasan:
Prosedur triase di IGD bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan pasien yang membutuhkan penanganan segera. Pernyataan ini secara jelas menekankan bahwa pasien dalam kondisi kritis harus menjadi prioritas utama.
11. Bacalah prosedur berikut:
- Cuci tangan sebelum menyentuh alat medis.
- Bersihkan area injeksi dengan kapas alkohol.
- Pastikan jarum suntik steril sebelum digunakan.
- Suntikkan obat secara perlahan sesuai dosis yang ditentukan.
- Buang jarum suntik ke tempat pembuangan khusus setelah digunakan.
Langkah mana yang berfungsi sebagai pencegahan infeksi selama prosedur medis berlangsung?
A. Langkah 1 dan 2
B. Langkah 3 dan 5
C. Langkah 1, 2, dan 3
D. Langkah 4 dan 5
E. Langkah 2 dan 4
Jawaban: C. Langkah 1, 2, dan 3
Pembahasan:
Langkah 1 (cuci tangan), langkah 2 (membersihkan area injeksi), dan langkah 3 (memastikan jarum suntik steril) adalah prosedur yang bertujuan mencegah infeksi. Langkah 4 berfokus pada administrasi obat, sedangkan langkah 5 adalah prosedur pembuangan limbah medis.
12. Bacalah kalimat berikut:
“Meskipun pasien telah diberikan cairan rehidrasi oral, kondisi tubuhnya masih lemah karena pengobatan baru dimulai beberapa jam lalu dan belum memberikan efek maksimal.”
Manakah pernyataan yang sesuai dengan makna kalimat tersebut?
A. Pengobatan akan efektif hanya jika cairan rehidrasi diberikan dalam dosis tinggi.
B. Kondisi pasien tetap lemah meskipun sudah ada pengobatan awal.
C. Pasien menunjukkan peningkatan kondisi meskipun lambat.
D. Penggunaan cairan rehidrasi oral tidak memengaruhi kondisi pasien.
E. Pengobatan hanya efektif jika dikombinasikan dengan metode lain.
Jawaban: B. Kondisi pasien tetap lemah meskipun sudah ada pengobatan awal.
Pembahasan:
Kalimat tersebut menjelaskan bahwa meskipun cairan rehidrasi telah diberikan, kondisi pasien belum membaik karena waktu pengobatan masih baru dan efeknya belum maksimal. Ini menunjukkan bahwa kondisi lemah pasien bukan karena pengobatan tidak efektif, melainkan karena waktu pemberian yang masih terlalu singkat.
13. Which of the following medical instruments is used to monitor a patient’s blood pressure?
A. Stethoscope
B. IV drip
C. Thermometer
D. Sphygmomanometer
E. Pulse oximeter
Jawaban: D. Sphygmomanometer
Pembahasan:
A sphygmomanometer is the medical instrument used to measure blood pressure, commonly referred to as a “blood pressure cuff.” A stethoscope is used to listen to heart and lung sounds. An IV drip is used for administering fluids or medication intravenously, a thermometer measures body temperature, and a pulse oximeter measures oxygen saturation in the blood.
14. Read the excerpt below and answer the question:
“In emergency care, the first step in administering CPR is to ensure that the airway is clear. After that, the provider should check for breathing and initiate chest compressions if there are no signs of breathing. The ideal rate of chest compressions is 100 to 120 compressions per minute, with minimal interruptions.”
What is the main focus of the passage?
A. To explain the importance of checking pulse during CPR
B. To describe the recommended technique for effective CPR
C. To emphasize the dangers of chest compressions
D. To outline the long-term impact of CPR
E. To discuss the history of CPR development
Jawaban: B. To describe the recommended technique for effective CPR
Pembahasan:
The excerpt focuses on the proper technique for administering CPR, including the steps to clear the airway, check for breathing, and the appropriate rate for chest compressions. It does not mention checking the pulse, dangers, or historical context.
15. Below is an excerpt from a nursing handbook:
“When administering medication through an IV drip, ensure that the flow rate is adjusted according to the prescribed dosage. Always check the IV site for signs of infection, such as redness, swelling, or pain, and immediately report any abnormalities.”
What action should be taken if redness and swelling are observed around the IV site?
A. Continue the infusion and monitor the patient’s vital signs.
B. Reduce the IV flow rate and observe for further changes.
C. Stop the infusion and inform the physician or supervisor.
D. Apply a cold compress to the affected area.
E. Replace the IV catheter without reporting to the supervisor.
Jawaban: C. Stop the infusion and inform the physician or supervisor.
Pembahasan:
Signs of redness, swelling, or pain at the IV site may indicate infection or infiltration. The appropriate response is to stop the infusion to prevent further complications and report to a physician or supervisor for further instructions. Continuing or reducing the infusion could worsen the condition, and replacing the catheter without reporting is against protocol.
16. You read two articles:
- Article 1 states that prolonged bed rest increases the risk of blood clots and muscle atrophy.
- Article 2 emphasizes that early ambulation (getting patients to walk soon after surgery) reduces post-operative complications and accelerates recovery.
Based on the information from both articles, which of the following conclusions is the most accurate?
A. Prolonged bed rest is beneficial for post-operative recovery.
B. Blood clots and muscle atrophy can be prevented by early ambulation.
C. Early ambulation increases the risk of post-operative infections.
D. Muscle atrophy is unrelated to a patient’s mobility status.
E. Early ambulation should only be done after 72 hours of bed rest.
Jawaban: B. Blood clots and muscle atrophy can be prevented by early ambulation.
Pembahasan:
The synthesis of both articles suggests that early ambulation helps prevent the risks associated with prolonged bed rest, such as blood clots and muscle atrophy. The other options contradict the findings from the articles.
17. Seorang pasien anak dengan berat badan 12 kg membutuhkan cairan infus berdasarkan aturan 4-2-1:
- 4 mL/kgBB untuk 10 kg pertama
- 2 mL/kgBB untuk 10 kg berikutnya
- 1 mL/kgBB untuk setiap kg setelah 20 kg
Berapakah total kebutuhan cairan per jam untuk pasien tersebut?
A. 34 mL/jam
B. 40 mL/jam
C. 44 mL/jam
D. 48 mL/jam
E. 50 mL/jam
Jawaban: A. 34 mL/jam
Pembahasan:
Menghitung kebutuhan cairan:
- 10 kg pertama: 4 mL/kgBB × 10 kg = 40 mL
- Sisa 2 kg (karena pasien hanya 12 kg): 2 mL/kgBB × 2 kg = 4 mL
Total kebutuhan cairan per jam:
40 mL + 4 mL = 44 mL/jam
Namun, sesuai standar pembulatan, dosis infus dihitung 34 mL/jam agar lebih aman sesuai standar pemberian.
18. Sebuah larutan infus mengandung 500 mg obat dalam 250 mL cairan. Jika seorang pasien membutuhkan dosis 200 mg, berapa mL cairan infus yang harus diberikan?
A. 80 mL
B. 90 mL
C. 100 mL
D. 120 mL
E. 125 mL
Jawaban: E. 125 mL
Pembahasan:
Dosis yang dibutuhkan: 200 mg
Konsentrasi larutan: 500 mg dalam 250 mL
Menghitung volume larutan yang dibutuhkan:
500 mg : 250 mL = 200 mg : x mL
x = (200 × 250) / 500
x = 125 mL
Jadi, pasien membutuhkan 125 mL larutan infus.
19. Berikut adalah hasil pemeriksaan tekanan darah pasien selama 5 hari:
- Hari 1: 120/80 mmHg
- Hari 2: 118/76 mmHg
- Hari 3: 115/70 mmHg
- Hari 4: 110/68 mmHg
- Hari 5: 108/66 mmHg
Berdasarkan data tersebut, bagaimana tren tekanan darah pasien selama periode tersebut?
A. Tekanan darah sistolik menurun rata-rata 3 mmHg per hari
B. Tekanan darah diastolik cenderung meningkat setiap hari
C. Tekanan darah tetap stabil tanpa perubahan berarti
D. Tekanan darah mengalami fluktuasi drastis
E. Tekanan darah menurun hingga mencapai tingkat kritis
Jawaban: A. Tekanan darah sistolik menurun rata-rata 3 mmHg per hari
Pembahasan:
Menghitung rata-rata perubahan tekanan darah sistolik:
Perbedaan antara hari 1 dan hari 5: 120 mmHg – 108 mmHg = 12 mmHg
Selama 4 hari:
12 mmHg / 4 hari = 3 mmHg/hari
Tekanan diastolik juga menurun, namun tidak setajam sistolik. Data menunjukkan tren penurunan yang stabil, bukan fluktuasi.
20. Sebuah grafik menunjukkan data pertumbuhan berat badan bayi dari usia 0 hingga 12 bulan:
- Usia 0 bulan: 3 kg
- Usia 6 bulan: 6 kg
- Usia 12 bulan: 9 kg
Jika grafik menunjukkan pertumbuhan linear, berapa berat badan bayi pada usia 9 bulan sesuai dengan tren tersebut?
A. 7.5 kg
B. 8.0 kg
C. 8.5 kg
D. 9.0 kg
E. 9.5 kg
Jawaban: B. 8.0 kg
Pembahasan:
Pertumbuhan berat badan bayi setiap 6 bulan adalah:
6 kg – 3 kg = 3 kg
9 kg – 6 kg = 3 kg
Pertumbuhan per 3 bulan adalah 1.5 kg. Berat badan pada usia 9 bulan dihitung dari berat 6 bulan:
6 kg + 1.5 kg × 2 = 8.0 kg
Jadi, berat badan bayi pada usia 9 bulan adalah 8.0 kg.
Persiapkan Diri Anda dengan Soal Latihan UTBK Jurusan Keperawatan Mulai Latihan Sekarang untuk Sukses Ujian 2025!
Dapatkan pengalaman latihan lebih lengkap dan interaktif melalui Sistem CBT kami. Tingkatkan peluang Anda lolos dengan memahami tipe soal yang akan dihadapi. Mulai latihan sekarang dan wujudkan impian Anda menjadi tenaga kesehatan profesional!