100+ Soal Tes Jurusan Hubungan Internasional + Kunci Jawaban UTBK Masuk Kuliah

100+ Soal Tes Jurusan Hubungan Internasional + Kunci Jawaban UTBK Masuk Kuliah

Jurusan Hubungan Internasional (HI) adalah salah satu bidang studi yang membahas dinamika politik, ekonomi, dan sosial antarnegara serta aktor-aktor global lainnya. Mahasiswa HI akan mempelajari berbagai isu global, seperti diplomasi, perdagangan internasional, keamanan, hak asasi manusia, serta peran organisasi internasional seperti PBB dan ASEAN.

Bagi calon mahasiswa yang ingin masuk ke jurusan ini, persiapan yang matang sangat diperlukan, terutama dalam menghadapi UTBK dan tes seleksi lainnya. Soal-soal yang diujikan mencakup berbagai aspek seperti pemahaman geopolitik, ekonomi global, kebijakan luar negeri, serta keterampilan analisis yang tajam.

Kisi-Kisi Soal Tes Masuk Jurusan Hubungan Internasional  

Kisi-Kisi Soal Tes Masuk Jurusan Hubungan Internasional  

Tes seleksi masuk jurusan Hubungan Internasional biasanya menguji pengetahuan tentang politik dunia, sejarah hubungan internasional, ekonomi global, serta kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis dinamika internasional. Berikut adalah kisi-kisi soal yang dapat membantu dalam persiapan menghadapi ujian seleksi.

1. Teori Dasar Hubungan Internasional

Menguji pemahaman tentang teori dasar seperti Realisme, Liberalisme, Konstruktivisme, dan Marxisme dalam menganalisis interaksi antarnegara dan aktor internasional.

2. Sejarah Hubungan Internasional

Mengetahui peristiwa penting dalam hubungan internasional seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan perjanjian internasional utama.

3. Politik Global dan Tata Kelola Internasional

Menguji pemahaman tentang sistem politik internasional, organisasi internasional (seperti PBB, WTO, IMF), dan peran negara dalam diplomasi global.

4. Hukum Internasional

Mengetahui prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa, Hukum Laut Internasional, dan penyelesaian sengketa antarnegara.

5. Ekonomi Internasional

Menguji pemahaman tentang perdagangan internasional, kebijakan proteksi, tarif, dan peran lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

6. Diplomasi dan Negosiasi

Mengetahui prinsip dasar diplomasi, teknik negosiasi, serta peran diplomat dalam menyelesaikan konflik dan membangun hubungan bilateral maupun multilateral.

7. Perjanjian dan Kerjasama Internasional

Menguji pemahaman tentang berbagai bentuk perjanjian internasional seperti perjanjian bilateral, multilateral, dan regional.

8. Isu-isu Kontemporer dalam Hubungan Internasional

Mengetahui isu global seperti perubahan iklim, terorisme internasional, migrasi, dan konflik perbatasan.

9. Kebijakan Luar Negeri

Menguji kemampuan dalam menganalisis kebijakan luar negeri negara-negara besar dan peran Indonesia dalam diplomasi global.

10. Organisasi Internasional dan Regional

Menguji pemahaman tentang struktur dan fungsi organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, Uni Eropa, dan NATO.

11. Peran Aktor Non-Negara dalam Hubungan Internasional

Mengetahui peran LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), perusahaan multinasional, dan media dalam dinamika hubungan internasional.

12. Konflik dan Resolusi Konflik Internasional

Menguji kemampuan dalam menganalisis penyebab konflik internasional dan metode penyelesaian melalui negosiasi, arbitrase, atau mediasi.

13. Studi Kawasan (Regional Studies)

Menguji pengetahuan tentang dinamika politik, ekonomi, dan budaya di kawasan seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.

14. Keamanan Internasional

Mengetahui konsep keamanan internasional, seperti keamanan militer, keamanan energi, keamanan pangan, dan keamanan siber.

15. Globalisasi dan Dampaknya Terhadap Hubungan Internasional

Menguji pemahaman tentang pengaruh globalisasi terhadap perdagangan, budaya, dan politik internasional.

16. Propaganda dan Perang Informasi

Menguji pemahaman tentang strategi propaganda dan dampaknya dalam membentuk opini publik internasional.

17. Peran Media dalam Hubungan Internasional

Mengetahui pengaruh media massa dan media sosial dalam membentuk kebijakan luar negeri dan opini global.

18. Isu Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Hubungan Internasional

Menguji pemahaman tentang deklarasi HAM internasional, intervensi kemanusiaan, dan pelanggaran HAM di tingkat global.

19. Studi Kasus Hubungan Bilateral dan Multilateral

Menguji kemampuan dalam menganalisis kasus nyata seperti konflik Palestina-Israel, Perang Dagang AS-Tiongkok, dan Brexit.

20. Politik Luar Negeri Indonesia

Menguji pemahaman tentang prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, serta peran Indonesia dalam ASEAN dan PBB.

Contoh Soal Tes Masuk Jurusan Hubungan Internasional 

Contoh Soal Tes Masuk Jurusan Hubungan Internasional

Berikut adalah beberapa contoh soal yang dapat membantu dalam mempersiapkan diri menghadapi tes seleksi masuk jurusan Hubungan Internasional.

Soal No. 1

Salah satu prinsip utama dalam teori Realisme dalam Hubungan Internasional adalah bahwa negara-negara berperilaku berdasarkan kepentingan nasional mereka dan berusaha untuk memaksimalkan kekuasaan mereka. Dalam konteks ini, manakah dari pernyataan berikut yang paling tepat mencerminkan pandangan realis tentang dinamika keamanan global?

A. Negara-negara lebih cenderung bekerja sama dalam organisasi internasional untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
B. Hubungan internasional terutama didasarkan pada diplomasi budaya dan nilai-nilai bersama antarnegara.
C. Konflik dan persaingan antarnegara tidak dapat dihindari karena sistem internasional bersifat anarki dan tidak memiliki otoritas pusat yang mengatur.
D. Globalisasi telah menghapus batas-batas negara, sehingga hubungan internasional lebih didominasi oleh aktor non-negara daripada negara itu sendiri.
E. Keamanan internasional dapat dicapai melalui kerja sama dan perjanjian ekonomi yang saling menguntungkan antarnegara.

Jawaban: C

Pembahasan:
Teori Realisme dalam Hubungan Internasional berpendapat bahwa sistem internasional bersifat anarki karena tidak ada otoritas global yang mengendalikan negara-negara. Oleh karena itu, negara-negara bertindak sesuai dengan kepentingan nasional mereka dan berusaha untuk memaksimalkan kekuasaan demi bertahan dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian. Dalam pandangan ini, konflik adalah hal yang tidak terhindarkan.

Soal No. 2

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan organisasi internasional yang berperan dalam menjaga perdamaian dunia. Namun, efektivitas PBB sering kali dipertanyakan, terutama dalam menangani konflik berskala besar. Salah satu alasan utama yang menyebabkan keterbatasan PBB dalam menyelesaikan konflik adalah:

A. Tidak adanya mekanisme sanksi bagi negara-negara yang melanggar resolusi PBB.
B. Keterbatasan dana yang membuat operasi perdamaian sulit untuk dilaksanakan di berbagai wilayah konflik.
C. Hak veto yang dimiliki oleh negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dapat menghambat pengambilan keputusan yang cepat dan efektif.
D. PBB hanya memiliki kapasitas sebagai organisasi kemanusiaan tanpa wewenang untuk melakukan intervensi militer.
E. Negara-negara anggota PBB lebih mementingkan kepentingan nasional mereka daripada kepentingan global.

Jawaban: C

Pembahasan:
Salah satu tantangan utama yang dihadapi PBB dalam menyelesaikan konflik internasional adalah adanya hak veto yang dimiliki oleh lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, dan Prancis). Hak veto ini memungkinkan satu negara untuk menggagalkan resolusi yang diusulkan, bahkan jika mayoritas anggota mendukungnya. Hal ini sering kali menyebabkan kebuntuan dalam menangani krisis global.

Soal No. 3

Dalam studi Hubungan Internasional, kebijakan luar negeri suatu negara dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang paling berpengaruh dalam pembentukan kebijakan luar negeri suatu negara adalah:

A. Pergeseran kepemimpinan politik dalam negeri yang memengaruhi prioritas nasional.
B. Tekanan ekonomi domestik seperti inflasi dan pengangguran yang tinggi.
C. Dinamika politik dan ekonomi global yang melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa.
D. Preferensi ideologis pemimpin negara yang berkuasa dalam menentukan arah hubungan internasional.
E. Opini publik domestik yang semakin kritis terhadap keterlibatan negara dalam politik global.

Jawaban: C

Pembahasan:
Faktor eksternal dalam kebijakan luar negeri suatu negara mencakup kondisi politik dan ekonomi global serta hubungan dengan kekuatan besar dunia. Dinamika global, seperti perang dagang antara AS dan Tiongkok, kebijakan proteksionisme, atau perubahan dalam sistem aliansi internasional, dapat sangat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara, termasuk strategi diplomasi dan perdagangan internasionalnya.

Soal No. 4

Konflik di Laut China Selatan telah menjadi salah satu isu yang menonjol dalam hubungan internasional. Negara-negara yang terlibat dalam sengketa ini termasuk Tiongkok, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Salah satu alasan utama konflik ini terus berlangsung adalah:

A. Ketidaksepakatan mengenai batas maritim yang telah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).
B. Keengganan ASEAN untuk campur tangan dalam masalah yang dianggap sebagai konflik bilateral antarnegara.
C. Dominasi kekuatan militer Tiongkok yang membuat negara-negara lain tidak berani menentang klaimnya.
D. Ketidakmampuan negara-negara terlibat untuk mencapai kesepakatan dagang yang menguntungkan semua pihak.
E. Peran Amerika Serikat sebagai penengah yang tidak diterima oleh semua negara yang bersengketa.

Jawaban: A

Pembahasan:
Konflik Laut China Selatan terutama berkaitan dengan perbedaan interpretasi atas batas maritim yang ditetapkan dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea). Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan berdasarkan “Nine-Dash Line,” yang tidak diakui oleh negara-negara lain dan bertentangan dengan keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional. Sengketa ini menjadi semakin kompleks karena wilayah tersebut kaya akan sumber daya alam dan merupakan jalur perdagangan utama.

Soal No. 5

Salah satu tantangan terbesar dalam isu perubahan iklim adalah kesenjangan tanggung jawab antara negara maju dan negara berkembang. Dalam perundingan perubahan iklim, konsep “Common but Differentiated Responsibilities” (CBDR) sering digunakan untuk menjelaskan bahwa:

A. Semua negara memiliki kewajiban yang sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa terkecuali.
B. Negara berkembang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam menanggulangi dampak perubahan iklim karena mereka lebih rentan terhadap bencana lingkungan.
C. Negara maju harus memberikan bantuan finansial dan teknologi kepada negara berkembang untuk mendukung transisi energi bersih.
D. Hanya negara yang memiliki emisi karbon tinggi yang bertanggung jawab atas perubahan iklim global.
E. Perubahan iklim harus diselesaikan melalui pendekatan berbasis pasar yang memungkinkan perdagangan emisi karbon antarnegara.

Jawaban: C

Pembahasan:
Konsep “Common but Differentiated Responsibilities” (CBDR) adalah prinsip dalam hukum lingkungan internasional yang menyatakan bahwa semua negara memiliki tanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim, tetapi tingkat tanggung jawabnya berbeda. Negara maju dianggap memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena mereka telah berkontribusi lebih banyak terhadap akumulasi emisi karbon historis. Oleh karena itu, mereka diwajibkan untuk membantu negara berkembang melalui transfer teknologi dan bantuan finansial guna mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Soal No. 6

Dalam konteks politik global, peran organisasi internasional semakin signifikan dalam menangani berbagai isu lintas negara. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah bagaimana memastikan efektivitas intervensinya dalam konflik internasional. Sebagai contoh, Dewan Keamanan PBB sering kali mengalami kebuntuan dalam mengambil keputusan akibat hak veto yang dimiliki oleh negara-negara anggota tetap. Dalam konteks ini, reformasi terhadap Dewan Keamanan PBB sering didiskusikan, terutama terkait dengan representasi negara-negara berkembang.

Berdasarkan wacana tersebut, reformasi Dewan Keamanan PBB yang ideal sebaiknya dilakukan dengan cara berikut, KECUALI:

A. Menambah jumlah anggota tetap yang mewakili negara-negara berkembang untuk mencerminkan dinamika politik global saat ini.
B. Menghapus hak veto bagi anggota tetap agar keputusan lebih demokratis dan tidak didominasi oleh segelintir negara.
C. Meningkatkan peran Majelis Umum PBB dalam pengambilan keputusan keamanan internasional untuk mengurangi dominasi Dewan Keamanan.
D. Memperkuat peran Sekretaris Jenderal PBB dalam mediasi konflik agar lebih independen dari kepentingan negara besar.
E. Meningkatkan wewenang Mahkamah Internasional agar bisa menggantikan Dewan Keamanan dalam mengeluarkan resolusi yang mengikat.

Jawaban: E

Pembahasan:
Reformasi Dewan Keamanan PBB bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan representasi negara-negara berkembang dalam sistem keamanan global. Pilihan A, B, C, dan D merupakan opsi yang sering diajukan dalam diskusi reformasi PBB. Namun, E tidak relevan karena Mahkamah Internasional berfungsi sebagai lembaga peradilan yang menangani sengketa hukum, bukan sebagai badan eksekutif yang mengeluarkan resolusi keamanan yang mengikat.

Soal No. 7

Dalam sistem ekonomi internasional, negara-negara sering kali menghadapi dilema antara kebijakan proteksionisme dan liberalisasi perdagangan. Pada 2018, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump menerapkan tarif tinggi terhadap produk impor dari Tiongkok dengan alasan melindungi industri domestik. Kebijakan ini memicu respons balasan dari Tiongkok yang juga menaikkan tarif terhadap produk Amerika.

Dampak jangka panjang dari perang dagang seperti yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok terhadap sistem ekonomi global adalah:

A. Peningkatan efisiensi pasar karena negara-negara mencari mitra dagang alternatif yang lebih kompetitif.
B. Percepatan pertumbuhan ekonomi global akibat meningkatnya investasi dalam negeri di negara-negara yang terdampak perang dagang.
C. Terganggunya rantai pasok global karena ketergantungan antarnegara dalam perdagangan internasional.
D. Peningkatan daya beli masyarakat global karena harga produk impor menjadi lebih murah akibat adanya subsidi pemerintah.
E. Meningkatnya stabilitas pasar keuangan global karena negara-negara semakin bergantung pada perdagangan domestik.

Jawaban: C

Pembahasan:
Perang dagang biasanya menyebabkan gangguan dalam rantai pasok global karena banyak industri yang bergantung pada bahan baku dan produk setengah jadi dari berbagai negara. Sementara opsi A dan B tidak selalu terjadi karena proteksionisme dapat menimbulkan ketidakefisienan dan menurunkan investasi. Opsi D keliru karena perang dagang cenderung meningkatkan harga barang impor. Opsi E juga tidak tepat karena ketidakpastian perdagangan dapat memicu ketidakstabilan pasar keuangan global.

Soal No. 8

Konflik di Laut China Selatan melibatkan beberapa negara dengan klaim yang tumpang tindih atas wilayah perairan yang kaya akan sumber daya alam. China mengklaim sebagian besar wilayah ini berdasarkan peta sembilan garis putus-putus, sementara negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei juga mengajukan klaim atas wilayah yang sama. Sengketa ini semakin kompleks karena keterlibatan aktor eksternal seperti Amerika Serikat yang menekan China untuk menghormati hukum internasional.

Berdasarkan hukum internasional, pendekatan yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik ini adalah:

A. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
B. Peningkatan kehadiran militer oleh negara-negara ASEAN untuk menandingi ekspansi China di kawasan tersebut.
C. Menggunakan forum bilateral antara China dan masing-masing negara pengklaim untuk mencapai kesepakatan secara individual.
D. Memanfaatkan peran organisasi internasional seperti NATO untuk menekan China agar menarik klaimnya.
E. Melibatkan perusahaan multinasional dalam eksploitasi bersama sumber daya laut guna menghindari konflik antarnegara.

Jawaban: A

Pembahasan:
UNCLOS adalah instrumen hukum internasional yang mengatur batas wilayah maritim dan telah digunakan sebagai dasar penyelesaian sengketa Laut China Selatan, termasuk dalam kasus antara Filipina dan China yang dibawa ke Mahkamah Arbitrase Permanen (PCA). Opsi B dan D tidak tepat karena dapat meningkatkan ketegangan militer. Opsi C tidak efektif karena China cenderung menolak pendekatan bilateral yang menguntungkan negara kecil. Opsi E juga tidak relevan karena eksploitasi bersama tidak menyelesaikan sengketa klaim teritorial.

Soal No. 9

Dalam hubungan internasional, konsep soft power merujuk pada kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi negara lain melalui daya tarik budaya, nilai-nilai, dan diplomasi publik tanpa menggunakan kekuatan militer atau ekonomi secara langsung. Jepang, misalnya, menggunakan budaya pop seperti anime dan musik J-pop untuk memperkuat citranya di dunia.

Strategi soft power yang dapat digunakan oleh negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengaruhnya di kancah internasional adalah:

A. Meningkatkan ekspor senjata dan membentuk aliansi militer strategis dengan negara-negara besar.
B. Mengembangkan industri kreatif dan pariwisata yang memperkenalkan budaya nasional ke pasar global.
C. Menekan negara lain melalui embargo ekonomi untuk mencapai tujuan kebijakan luar negeri.
D. Meningkatkan ketergantungan negara lain melalui investasi besar-besaran dalam proyek infrastruktur.
E. Mengandalkan kebijakan isolasionisme agar tidak terpengaruh oleh dinamika politik global.

Jawaban: B

Pembahasan:
Soft power berfokus pada daya tarik budaya, nilai-nilai, dan diplomasi, sehingga opsi B yang menekankan industri kreatif dan pariwisata merupakan strategi yang paling sesuai. Opsi A dan C lebih terkait dengan hard power. Opsi D mengarah pada economic coercion, yang bukan bagian dari strategi soft power. Opsi E bertentangan dengan konsep hubungan internasional karena isolasionisme justru mengurangi pengaruh negara di dunia.

Soal No. 10

Globalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap hubungan internasional, termasuk dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu tantangan utama globalisasi adalah meningkatnya kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang. Beberapa negara berkembang menghadapi kesulitan dalam menghadapi persaingan global karena kurangnya akses terhadap teknologi dan modal.

Berdasarkan teori ketergantungan (Dependency Theory), penyebab utama dari kesenjangan ini adalah:

A. Negara berkembang lebih memilih kebijakan proteksionisme yang membatasi perdagangan dengan negara maju.
B. Struktur ekonomi global yang menguntungkan negara maju dengan eksploitasi sumber daya dari negara berkembang.
C. Kurangnya upaya negara berkembang dalam mengadopsi teknologi dan inovasi modern.
D. Keberhasilan negara maju dalam meningkatkan daya saing tanpa campur tangan negara lain.
E. Ketidakstabilan politik di negara berkembang yang tidak terkait dengan sistem ekonomi global.

Jawaban: B

Pembahasan:
Teori ketergantungan menyatakan bahwa negara berkembang tetap dalam kondisi terbelakang karena sistem ekonomi global dirancang untuk menguntungkan negara maju. Opsi A, C, dan D tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan struktural yang menyebabkan kesenjangan. Opsi E tidak tepat karena meskipun ketidakstabilan politik berpengaruh, faktor utama menurut teori ini adalah eksploitasi ekonomi oleh negara maju.

Soal No. 11

Konsep “Balance of Power” dalam hubungan internasional mengacu pada upaya negara-negara untuk mencegah dominasi satu pihak dengan menjaga keseimbangan kekuatan. Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet menerapkan strategi ini dengan membangun aliansi militer, seperti NATO dan Pakta Warsawa.

Dalam konteks dunia multipolar saat ini, strategi yang paling sesuai untuk menjaga keseimbangan kekuatan global adalah:

A. Meningkatkan aliansi militer dengan negara-negara sekutu untuk menghadapi ancaman dari negara-negara rival.
B. Menggunakan diplomasi ekonomi dan soft power untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu blok kekuatan tertentu.
C. Mengembangkan senjata nuklir sebagai bentuk deterrence untuk menyeimbangkan kekuatan dengan negara-negara besar.
D. Mengadopsi kebijakan isolasionisme untuk menghindari terlibat dalam konflik internasional.
E. Menjalin hubungan lebih erat dengan negara-negara adidaya dan menerima dominasi politik mereka.

Jawaban: B

Pembahasan:
Di dunia multipolar saat ini, strategi yang lebih efektif adalah menggunakan soft power dan diplomasi ekonomi untuk menghindari ketergantungan pada satu blok kekuatan. Opsi A dan C lebih relevan dalam konteks Perang Dingin, sementara D bertentangan dengan prinsip interdependensi global. Opsi E tidak mencerminkan keseimbangan kekuatan, melainkan subordinasi terhadap negara lain.

Soal No. 12

Salah satu isu utama dalam hubungan internasional adalah perubahan iklim, yang memerlukan kerja sama global untuk mengatasinya. Namun, negosiasi iklim sering kali menemui hambatan akibat perbedaan kepentingan antara negara maju dan berkembang.

Hambatan utama dalam kerja sama internasional terkait perubahan iklim adalah:

A. Ketidakmampuan negara-negara berkembang dalam memahami kebijakan lingkungan global.
B. Dominasi negara-negara maju dalam menentukan kebijakan lingkungan tanpa memperhitungkan kepentingan negara berkembang.
C. Ketidaktertarikan negara-negara dalam menjalin kerja sama multilateral untuk mengatasi perubahan iklim.
D. Tidak adanya organisasi internasional yang mengatur dan memantau kebijakan lingkungan global.
E. Negara berkembang lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi daripada kebijakan lingkungan.

Jawaban: E

Pembahasan:
Negara berkembang sering kali menghadapi dilema antara pertumbuhan ekonomi dan kebijakan lingkungan, karena langkah-langkah mitigasi perubahan iklim sering dianggap menghambat pembangunan ekonomi. Opsi B memiliki kebenaran parsial, tetapi kebijakan lingkungan tetap merupakan hasil negosiasi. Opsi A tidak tepat karena negara berkembang memiliki pemahaman tetapi menghadapi keterbatasan sumber daya. Opsi C salah karena banyak negara telah bergabung dalam perjanjian seperti Paris Agreement. Opsi D salah karena ada berbagai organisasi seperti UNFCCC yang mengawasi kebijakan lingkungan global.

Soal No. 13

Regionalisme adalah salah satu fenomena dalam hubungan internasional yang memungkinkan negara-negara di kawasan tertentu bekerja sama dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, politik, dan keamanan.

Manakah di antara berikut ini yang bukan merupakan contoh dari regionalisme dalam hubungan internasional?

A. ASEAN yang bekerja sama dalam integrasi ekonomi dan stabilitas kawasan Asia Tenggara.
B. Uni Eropa yang memiliki kebijakan ekonomi dan politik bersama di antara negara-negara anggotanya.
C. G20 sebagai forum ekonomi global yang melibatkan negara-negara dari berbagai benua.
D. Mercosur sebagai blok perdagangan di Amerika Selatan yang bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi.
E. African Union yang berusaha menyatukan negara-negara Afrika dalam kebijakan politik dan ekonomi.

Jawaban: C

Pembahasan:
Regionalisme mengacu pada kerja sama antarnegara di kawasan tertentu. ASEAN, Uni Eropa, Mercosur, dan African Union adalah contoh nyata dari kerja sama regional. Namun, G20 adalah forum ekonomi global yang anggotanya berasal dari berbagai benua, sehingga tidak termasuk dalam konsep regionalisme.

Soal No. 14

Diplomasi merupakan salah satu instrumen utama dalam hubungan internasional. Dalam konteks negosiasi diplomatik, konsep win-win solution sering digunakan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.

Contoh pendekatan win-win dalam diplomasi adalah:

A. Sebuah negara memberikan konsesi besar dalam perundingan perdagangan tanpa menerima keuntungan balik demi menjaga hubungan baik.
B. Negara-negara yang bersengketa membagi sumber daya alam yang disengketakan secara adil dan transparan.
C. Sebuah negara memaksakan perjanjian perdagangan yang menguntungkan dirinya sendiri dengan mengancam mitra dagangnya.
D. Negara-negara kuat mendikte kebijakan negara berkembang melalui organisasi internasional.
E. Sebuah negara keluar dari perundingan internasional karena merasa tidak mendapatkan keuntungan maksimal.

Jawaban: B

Pembahasan:
Pendekatan win-win solution menekankan pada kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, sehingga opsi B adalah jawaban yang paling tepat. Opsi A bukan win-win karena satu pihak dirugikan. Opsi C dan D merupakan contoh strategi coercive diplomacy (diplomasi pemaksaan), sedangkan E menunjukkan ketidakmampuan mencapai kompromi.

Soal No. 15

Dalam teori hubungan internasional, pendekatan neorealisme menekankan pentingnya kekuatan negara dalam menentukan dinamika politik global. Salah satu konsep utama dalam neorealisme adalah self-help, yang berarti bahwa negara harus bergantung pada kekuatan sendiri dalam menjaga keamanannya.

Implikasi dari konsep self-help dalam sistem internasional adalah:

A. Negara lebih mengandalkan organisasi internasional seperti PBB untuk menjamin keamanan global.
B. Negara cenderung membangun kapasitas militer sendiri dan mencari aliansi strategis untuk mempertahankan kepentingannya.
C. Negara lebih mengutamakan kebijakan luar negeri berbasis kerja sama dan diplomasi tanpa memperhitungkan kekuatan militer.
D. Negara menyerahkan kendali keamanan nasionalnya kepada aktor-aktor non-negara seperti perusahaan keamanan swasta.
E. Negara-negara kecil tidak memiliki peluang untuk bertahan dalam sistem internasional yang anarkis.

Jawaban: B

Pembahasan:
Neorealisme beranggapan bahwa sistem internasional bersifat anarkis, sehingga negara harus mengandalkan dirinya sendiri untuk menjaga keamanan. Oleh karena itu, opsi B yang menekankan pembangunan kapasitas militer dan aliansi strategis adalah jawaban yang paling sesuai. Opsi A dan C lebih mencerminkan pendekatan liberalisme. Opsi D tidak mencerminkan prinsip neorealisme, dan opsi E salah karena meskipun sistem anarkis, negara kecil masih dapat bertahan melalui strategi diplomasi dan aliansi.

Soal No. 16

Dalam hubungan internasional, negara-negara sering kali menggunakan soft power sebagai alat diplomasi untuk meningkatkan pengaruhnya di kancah global.

Manakah di antara pilihan berikut yang bukan merupakan contoh penerapan soft power?

A. Jepang mempromosikan budaya pop seperti anime dan J-pop untuk meningkatkan daya tarik globalnya.
B. Amerika Serikat menawarkan beasiswa Fulbright kepada mahasiswa asing untuk memperkuat hubungan dengan negara lain.
C. Tiongkok membangun Institut Konfusius di berbagai negara untuk menyebarkan bahasa dan budayanya.
D. Rusia menggunakan kampanye media untuk menyebarkan disinformasi demi mempengaruhi opini publik negara lain.
E. Uni Eropa memberikan bantuan kemanusiaan ke negara berkembang untuk meningkatkan citra dan pengaruhnya.

Jawaban: D

Pembahasan:
Soft power adalah penggunaan budaya, nilai-nilai, dan kebijakan luar negeri untuk mempengaruhi negara lain tanpa paksaan. Opsi A, B, C, dan E adalah contoh soft power. Sementara itu, opsi D menggunakan propaganda dan disinformasi, yang lebih cocok dikategorikan sebagai sharp power (kekuatan tajam), bukan soft power.

Soal No. 17

Konsep Collective Security dalam hubungan internasional bertujuan untuk mencegah agresi dengan membentuk sistem keamanan kolektif. Salah satu contoh nyata penerapan konsep ini adalah:

A. Kebijakan isolasionisme Amerika Serikat sebelum Perang Dunia II.
B. Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang menyebabkan ketidakseimbangan kekuatan global.
C. NATO yang berkomitmen untuk membela anggotanya jika ada serangan dari pihak luar.
D. China dan India meningkatkan belanja militer untuk memperkuat pertahanan masing-masing.
E. Perjanjian bilateral antara dua negara untuk saling melindungi jika terjadi konflik.

Jawaban: C

Pembahasan:
Collective security adalah konsep di mana negara-negara bekerja sama untuk mencegah agresi terhadap salah satu anggota mereka. NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah contoh nyata, di mana Pasal 5 menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua. Opsi A, B, dan D lebih terkait dengan kebijakan unilateral atau rivalitas kekuatan besar, sedangkan E hanya mencakup perjanjian antara dua negara, bukan sistem keamanan kolektif.

Soal No. 18

Dalam politik global, konsep interdependensi kompleks menyatakan bahwa negara-negara saat ini tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga ekonomi, politik, dan sosial.

Manakah dari pernyataan berikut yang paling menggambarkan konsep interdependensi kompleks?

A. Negara hanya berinteraksi satu sama lain ketika ada ancaman keamanan yang signifikan.
B. Hubungan antarnegara hanya bisa berjalan baik jika tidak ada konflik kepentingan ekonomi.
C. Negara-negara saling terhubung melalui perdagangan, investasi, dan diplomasi, sehingga konflik menjadi kurang menguntungkan.
D. Negara berkembang tetap bergantung sepenuhnya pada negara maju tanpa memiliki pengaruh dalam kebijakan global.
E. Setiap negara harus memprioritaskan swasembada ekonomi agar tidak bergantung pada pihak lain.

Jawaban: C

Pembahasan:
Teori interdependensi kompleks menekankan bahwa negara tidak hanya berinteraksi dalam konteks militer, tetapi juga dalam perdagangan, investasi, dan kerja sama multilateral. Opsi A terlalu sempit karena hanya fokus pada keamanan. Opsi B dan E bertentangan dengan konsep interdependensi. Opsi D mencerminkan dependensi, bukan interdependensi.

Soal No. 19

Dalam hubungan internasional, diplomasi memiliki berbagai bentuk. Diplomasi preventif bertujuan untuk mencegah konflik sebelum eskalasi terjadi.

Manakah contoh konkret dari diplomasi preventif?

A. PBB mengirim pasukan penjaga perdamaian setelah perang saudara pecah di suatu negara.
B. Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi setelah negara lain melanggar perjanjian internasional.
C. Uni Eropa memfasilitasi dialog antara dua negara yang bersengketa untuk mencegah perang.
D. NATO melakukan intervensi militer di wilayah konflik untuk mengamankan stabilitas.
E. Negara-negara berkembang membentuk organisasi baru untuk melawan dominasi ekonomi negara maju.

Jawaban: C

Pembahasan:
Diplomasi preventif bertujuan untuk mencegah konflik sebelum pecah menjadi kekerasan. Memfasilitasi dialog untuk menghindari perang adalah contoh yang tepat. Opsi A adalah diplomasi pasca-konflik, opsi B adalah bentuk diplomasi koersif, dan opsi D adalah intervensi militer, bukan diplomasi preventif.

Soal No. 20

Seiring dengan perkembangan globalisasi, organisasi internasional semakin berperan dalam menyelesaikan konflik dan mendorong kerja sama antarnegara.

Salah satu faktor utama yang membuat organisasi internasional efektif dalam menyelesaikan konflik adalah:

A. Organisasi internasional memiliki kekuatan militer yang dapat digunakan untuk menekan negara-negara yang berkonflik.
B. Organisasi internasional dapat menjadi mediator netral yang memberikan solusi yang dapat diterima oleh pihak yang bersengketa.
C. Negara-negara lebih memilih menyerahkan kedaulatan mereka kepada organisasi internasional untuk menghindari konflik.
D. Organisasi internasional memiliki hak untuk mencampuri kebijakan dalam negeri negara anggota tanpa batasan.
E. Semua negara anggota memiliki kewajiban untuk selalu mematuhi keputusan organisasi internasional tanpa pengecualian.

Jawaban: B

Pembahasan:
Organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, atau Uni Eropa sering kali berperan sebagai mediator netral yang dapat membantu menemukan solusi damai dalam konflik. Opsi A tidak sepenuhnya benar karena organisasi internasional seperti PBB tidak selalu memiliki kekuatan militer sendiri. Opsi C dan D bertentangan dengan prinsip kedaulatan negara, sementara opsi E tidak akurat karena negara anggota masih memiliki hak untuk tidak mengikuti keputusan organisasi dalam beberapa kasus.

Persiapkan Diri! Kumpulan Soal HOTS UTBK Hubungan Internasional + Pembahasan Lengkap

Persiapkan Diri! Kumpulan Soal HOTS UTBK Hubungan Internasional + Pembahasan Lengkap

Ingin lolos seleksi UTBK untuk jurusan Hubungan Internasional? Persiapkan diri dengan kumpulan soal pilihan yang dirancang khusus untuk mengasah pemahamanmu. Dapatkan soal-soal HOTS lengkap dengan pembahasannya di utbk.or.id atau klik banner di atas. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar lebih efektif dan maksimalkan peluangmu masuk perguruan tinggi impian!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
X
Kategori